Liputan6.com, Jakarta - Pemerintah telah memulai pembangunan ruas pamungkas Jalan Tol Trans Jawa, yakni Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi dengan total panjang 175,40 km.
Dalam pengerjaan ini, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melarang pihak kontraktor untuk melakukan impor untuk menyelesaikan proyek Tol Probolinggo-Banyuwangi
Baca Juga
Ia berpesan kepada kontraktor pelaksana yang melakukan pembangunan untuk memaksimalkan Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Advertisement
"Gunakan produk dalam negeri untuk TKDN kita, dilarang impor, produk-produk infrastruktur dalam negeri harus dimanfaatkan. Dengan terus dibeli, seperti lead rubber bearing, maka produk-produk tersebut akan semakin berkembang," tegas Menteri Basuki dalam keterangan tertulis, Selasa (7/2/2023).
Basuki juga menghimbau kontraktor dan konsultan pengawas untuk memperhatikan kualitas, estetika dan keberlanjutan lingkungan pada proyek dengan nilai investasi Rp 10,7 triliun ini.
"Semua itu bergantung sejak awal perencanaan. Untuk itu saya minta para konsultan untuk tidak main-main dengan mutu hasil pekerjaan. Para konsultan yang sudah dipercaya mengawasi pekerjaan harus menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya," pesan Menteri Basuki.
Sementara Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian PUPR Danang Parikesit mengatakan, pembangunan ruas tol ini ditargetkan rampung pada 2024.
"Penyelesaian ruas Tol Probolinggo-Banyuwangi menjadi penting karena selain bagian akhir dari Trans Jawa juga membantu pengembangan aktivitas pariwisata, baik di Jawa Timur maupun Bali," kata Danang.
2 Tahap
Direktur Utama PT Jasamarga Probolinggo Banyuwangi (JPB) Adi Prasetyanto dalam laporannya mengatakan, pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi terbagi menjadi dua tahap pembangunan.
Tahap I menghubungkan Probolinggo hingga Besuki sepanjang 49,68 km, dan tahap II menghubungkan Besuki hingga Banyuwangi sepanjang 125,72 km.
"Pembangunan Tahap I ini terbagi atas 3 paket pekerjaan konstruksi yaitu Paket 1 Gending-Kraksaan (12,88 Km) dengan progres pembebasan lahan sebesar 92,02 persen, Paket 2 Kraksaan-Paiton (11,20 Km) dengan progres pembebasan lahan 89,67 persen, dan Paket 3 Paiton-Besuki (25,60 Km) dengan progres pembebasan lahan 28,48 persen," paparnya.
"Dengan progres lahan tersebut, kami siap mulai konstruksi Paket 1 dan Paket 2 secara bersamaan di awal Februari 2023 ini yang disusul oleh konstruksi Paket 3 di pertengahan Februari 2023," ujar Adi.
Advertisement
3 Paket Pekerjaan
Pekerjaan Paket 1 ruas Gending-Kraksaan dilaksanakan oleh kontraktor PT Adhi Karya (Persero) Tbk-PT Brantas Abipraya (Persero)-PT Marga Konstruksi Nusantara (KSO). Sedangkan pengawasan dilakukan oleh Konsultan Supervisi dari PT Virama Karya (Persero).
Paket 2 ruas Kraksaan-Paiton dilaksanakan oleh kontraktor PT Hutama Karya Infrastruktur-PT Acset Indonusa Tbk-PT Nindya Karya (KSO). Sementara pengawasan dilakukan oleh Konsultan Supervisi dari PT Multi PHI Beta.
Sedangkan Paket 3 ruas Paiton-Besuki dilaksanakan oleh kontraktor PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk-PT Waskita Karya (Persero) Tbk–PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (KSO).
Untuk pengawasan dibagi menjadi 2 paket, dimana Paket 3A dilakukan oleh Konsultan Supervisi dari PT Eskapindo Matra, sedangkan Paket 3B masih dalam tahap persiapan pengadaan.