Liputan6.com, Jakarta Wakil Presiden Ma'ruf Amin menekankan isu keamanan di Papua tidak bisa digeneralisasi antara masing-masing wilayah sehingga penyanderaan pilot Susi Air di Nduga, Papua Pegunungan, tidak mencerminkan keamanan di wilayah lain Papua.
“Masalah (keamanan) Papua itu bukan lagi masalah Papua (secara umum) sekarang karena Papua itu sudah menjadi enam bagian provinsi," ujar Wapres Ma'ruf dalam keterangan pers di sela kunjungan kerja di Sumatera Utara, Rabu, dikutip dari Antara, Kamis (16/2/2023).
Baca Juga
Dia menyampaikan persoalan keamanan saat ini hanya terdapat di Provinsi Papua Pegunungan, tempat terjadinya penyanderaan pilot Susi Air. Sedangkan lima provinsi lain di Papua dalam kondisi aman.
Advertisement
"Bahkan, di daerah lain minta nambah provinsi. Di Papua Barat minta tambah satu provinsi, di Papua induk minta tambah provinsi. Artinya, mereka sebenarnya tidak ada masalah,” papar Wapres.
Menurut Wapres, apabila saat ini ada sekelompok individu yang melakukan tindakan ofensif, hal tersebut tidak lagi dapat digeneralisasi menjadi satu kesatuan Papua.
"Kalau ada kelompok mengatasnamakan Papua, itu sudah tidak relevan lagi," imbuhnya.
Wapres Ma'ruf juga menyampaikan bahwa untuk menjaga kestabilan keamanan di tanah Papua, perlu adanya aksi defensif aktif dari para penegak hukum dan penjaga keamanan wilayah.
"Bukan ofensif, tetapi defensif aktif untuk melakukan perlindungan," tegasnya.
Keamanan
Wapres pun meyakini bahwa terciptanya keamanan merupakan salah satu kunci utama dalam melaksanakan pembangunan di Papua. Oleh karena itu, ia meminta jajaran pengamanan wilayah dapat terus mengawal terciptanya suasana aman dan damai di wilayah Papua.
"Petugas keamanan, ada kapolda, pangdam, danrem, dan akan dilakukan pengawalan-pengawalan," katanya.
Dengan demikian, tambahnya, seluruh upaya pembangunan kesejahteraan Papua yang telah dirancang dapat berjalan dengan baik dan manfaatnya dapat diterima oleh seluruh masyarakat Papua.
"Kita (pemerintah) ingin pendekatan kita kan pembangunan kesejahteraan. Pembangunan kesejahteraan ini tidak bisa berjalan dengan baik kalau keamanan tidak bisa kondusif. Lima provinsi (di Papua) kondusif, pada satu provinsi (Papua Pegunungan) akan kita buat kondusif. Nanti keamanan akan kita buat bagaimana perlindungan kepada masyarakat, proyek-proyek yang kita jadikan pembangunan akan diperketat (penjagaannya)," papar Wapres.
Advertisement
Penyanderaan Pilot Susi Air oleh KBB Papua, Ketua MPR Minta Pemerintah Siapkan Kemungkinan Terburuk
Hingga kini pilot Susi Air Philip Mark Mehrtens berkebangsaan Selandia Baru yang disandera oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) sejak Selasa (7/2/2023), masih belum dapat dipastikan kondisi dan keberadaannya.
Meskipun baru-baru ini beredar foto dan video terkait keberadaan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru Philip Mark Mehrtens bersama dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Foto dan video berisi gambar Philip Mark Mehrtens itu diambil beberapa saat setelah aksi pembakaran pesawat Susi Air di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Ketua MPR Bambang Soesatyo pun angkat bicara terkait penyanderaan pilot Susi Air ini oleh KKB. Bambang mendesak pemerintah untuk terus berusaha semaksimal mungkin dalam melakukan penyelamatan terhadap sandera, khususnya dengan pendekatan persuasif karena pemerintah tetap harus mengutamakan keselamatan sandera.
Dia juga meminta pemerintah dan aparat agar tetap mempersiapkan segala kemungkinan terburuk apabila upaya atau strategi yang dilakukan tidak berjalan baik, yakni dengan menempuh upaya lain yang lebih tegas dan terukur guna mengatasi dan menyelesaikan konflik yang ada.
"Mengingat, penyanderaan warga sipil merupakan salah satu kejahatan dan tidak bisa diterima dengan alasan apapun," kata dia, Rabu (15/2/2023).
Selain itu, Bambang juga meminta pemerintah Indonesia untuk terus menjalin komunikasi dengan pemerintah Selandia Baru guna memantau dan mengakselerasi penanganan pembebasan pilot pesawat Susi Air.
"Meminta komitmen pemerintah Indonesia dan aparat TNI-Polri untuk terus mengusut tuntas serta menyelesaikan konflik yang ada di Papua, sekaligus terus berupaya memberikan perlindungan bagi seluruh warga negara khususnya di wilayah yang rawan konflik seperti Papua," tutup dia.
Utus Tokoh Masyarakat Bernegosiasi
Sebelumnya, Kapolda Papua Irjen Pol. Mathius Fakhiri menyatakan saat ini Penjabat Bupati Nduga Namia Gwijangge sudah mengirimkan tokoh agama dan tokoh masyarakat setempat ke Paro untuk bernegosiasi membebaskan pilot Susi Air yang disandera KKB pimpinan Egianus Kogoya.
Saat ini TNI-Polri sedang berupaya untuk mengetahui di mana keberadaan Philip Mehrtrens, pilot pesawat Susi Air tersebut.
"Mudah-mudahan dalam waktu dekat kami mendapat laporan terkait keberadaannya, sehingga dapat dilakukan evakuasi terhadap yang bersangkutan," kata Fakhiri dikutip dari Antara, Rabu (15/2/2023).
Dia membenarkan foto dan video terkait keberadaan pilot Susi Air berkebangsaan Selandia Baru Philip Mark Mehrtens bersama dengan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) pimpinan Egianus Kogoya.
Foto dan video berisi gambar Philip Mark Mehrtens itu diambil beberapa saat setelah aksi pembakaran pesawat Susi Air di Bandar Udara Paro, Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan.
Sebelumnya, Namia Gwijangge meminta Egianus Kogoya melepaskan pilot Susi Air dalam keadaan selamat dan sehat. Pemkab Nduga juga sudah mengirimkan tim ke Paro untuk memastikan kondisi Philip dalam keadaan aman.
"Saya minta agar pilot segera dilepaskan dalam keadaan sehat," kata Gwijangge.
Terkait permintaan tebusan, dia mengaku hingga kini belum ada pembahasan terkait hal itu. Gwijangge akan berupaya agar pilot tersebut dibebaskan dalam keadaan selamat dan sehat.
Insiden di Paro itu mengakibatkan banyak masyarakat mengungsi ke Kenyam. Warga laki-laki dewasa dan sehat berjalan kaki untuk mengungsi, sedangkan anak-anak, perempuan, dan masyarakat yang sedang sakit diangkut menggunakan helikopter milik TNI-Polri.
Advertisement