Bos BI Pede Kasus Silicon Valley Bank Tak Bakal Terjadi di Indonesia, Ini Hitungannya

Satu alasan yang mendasari tak kena dampak adalah bank di Indonesia tidak menaruh modal yang berkaitan dengan Silicon Valley Bank. Maka, tak terpengaruh oleh bangkrutnya Silicon Valley Bank termasuk 3 bank di Amerika Serikat.

oleh Arief Rahman Hakim diperbarui 16 Mar 2023, 18:20 WIB
Diterbitkan 16 Mar 2023, 18:20 WIB
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo saat menggelar Rapat Dewan Gubernur Bulanan (RDGB) Maret 2023. Perry  memprediksi ekonomi Indonesia mampu tumbuh positif di tahun 2023 ini. (Arief/Liputan6.com)
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai, kasus bangkrutnya Silicon Valley Bank (SVB) tak akan berdampak ke perbankan Indonesia. (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menilai, kasus bangkrutnya Silicon Valley Bank (SVB) tak akan berdampak ke perbankan Indonesia. Bahkan, kasus tersebut diprediksi tak bakal terjadi terhadap bank dalam negeri.

Satu alasan yang mendasari tak kena dampak adalah bank di Indonesia tidak menaruh modal yang berkaitan dengan SVB. Maka, tak terpengaruh oleh bangkrutnya SVB termasuk 3 bank di Amerika Serikat.

Bank-bank di indonesia apakah terjadi konsentrasi deposan enggak? Sebagaian besar tidak. Sebagian besar itu tidak, umumnya bahwa konsentrasi deposan misalnya top 10 deposan dibagi DPK rata-rata 10-15 persen ada 1 atau 2 bank yang tak lebih dari 35-40 persen. Sehingga deposit funding itu cukup terdiversifikasi sehingga memperkuat ketahanan funding-nya dari bank," beber Perry dalam Konferensi Pers Hasil RDG Bulanan Bank Indonesia pada Maret 2023, Kamis (16/3/2023).

Kedua, dilihat dari risiko valuasi bank di Indonesia. Perry melihat kalau risiko dampak langsungnya hampir tidak ada, karena tak ada yang menanamkan dana di 3 bank AS yang bangkrut.

Pada konteks yang sama, perbankan di Indonesia cenderung memegang SBN model HTM dan sudah bergeser dari SBN AFS. Perry menilai, ini langkah tepat yang jadi faktor kuatnya perbankan Indonesia.

"Dan yang ketiga bank-bank yang ada negatif valuasi terhadap SBN sudah membentuk CKPN cadangan untuk negatif valuasi dari SBN-nya," kata dia.

Dengan demikian, tingkat Capital Adequo Ratio (CAR) berada di posisi yang tinggi. Artinya, bisa menjadi bantalan yang cukup terhadap risiko kebangkrutan.

"CAR nya kan 25,88 persen, ini sudah masukkan CKPN sehingga keseluruhan menyimpulkan bahwa kodnisi perbankan nndonesia itu bisa bertahan terhadap dampak ini," ungkapnya.

"Stabilitas keuangan Indonesia berdaya tahan menghadapi gejolak global ini termasuk dampak dari 3 bank tadi," tambah Perry Warjiyo.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Waspada

Cek Jadwal Kegiatan Operasional dan Layanan Publik BI Selama Mitigasi COVID-19
Ilustrasi Bank Indonesia.

Kendati begitu, Perry mengungkap kalau Indonesia masih perlu untuk mewaspadai berbagai dampaknya. Bukan dari dampak langsung, dari persepsi global.

"Persepsi itu jadi penting itu muncul persepsi global dan juga dampak persepsi ini kan investor global negatif kembali, kemudian terjadi outflow di Maret ada tekanan nilai tukar rupiah dan ada persepsi muncul," urainya.

"Persepsi ini yang harus kita kelola, cara kelolanya gimana? Yang BI stabilkan nilai tukar rupiah, kita intervensi, kita stabilkan untuk pastikan bahwa ini persepsinya itu baik," pungkasnya.

 


Ekonomi Indonesia Tumbuh 5,3 Persen

FOTO: IMF Pangkas Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Suasana gedung perkantoran di Jakarta, Sabtu (17/10/2020). International Monetary Fund (IMF) memangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia 2020 menjadi minus 1,5 persen pada Oktober, lebih rendah dari proyeksi sebelumnya pada Juni sebesar minus 0,3 persen. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Bank Indonesia (BI) memprediksi ekonomi Indonesia mampu tumbuh positif di tahun 2023 ini. Angkanya berkisar antara 4,5-5,3 persen sepanjang tahun ini.

Optimisme ini diungkap Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo usai menggelar Rapat Dewan Gubernur Bulanan (RDGB) Maret 2023. Perry melihat ada sejumlah hal positif yang dicacatkan sektor ekonomi nasional.

"Dengan berbagai perkembangan positif tersebut pertumbuhan ekonomi pada 2023 diperkirakaan akan bias ke atas dalam kisaran 4,5-5,3 persen," ujarnya dalam Konferensi Pers, Kamis (16/3/2023).

Perry menjelaskan kalau pertumbuhan ekonomi domestik dikuatkan oleh peningkatan permintaan domestik dan ekspor. Di dalam negeri sendiri konsumsi rumah tangga diperkirakan terus menguat sejalan dengan meningkatnya mobilitas masyarakat di seluruh wilayah. Kemudian, membaiknya penjualan eceran dan bergerak positifnya keyakinan konsumen.

"Investasi juga tumbuh kuat ditopang penyelesaian proyek strategis nasional dan peningkatan aliran masuk penanamana modal asing (PMA)," urainya.

Menurutnya, prospek permintaan domestik yang meningkat juga dipengaruhi oleh dampak positif lanjutan dari peningkatan ekspor. Ekspor barang jasa diperkirakan lebih tinggi dari proyeksi sebelumnya seiring dengan perbaikan prospek ekonomi global khususnya pembukaan kembali ekonomi di China.

"Perkembangan hingga di februari 2023 menunjukkan ekspor nonmigas Indoneisa tumbuh tinggi termasuk darinoenibgkatan ekspor batubara, bijih logam dan CPO ke Tiongkok," ungkapnya.

 


Dorong Ekonomi Wilayah

Proyeksi Ekonomi Indonesia 2022
Suasana gedung bertingkat dan permukiman warga di kawasan Jakarta, Senin (17/1/2022). Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2022 mencapai 5,2 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selanjutnya, Perry mengatakan kalau kunjungan wisatawan domestik maupun mancanegara juga bakal terus meningkat. Sejalan dengan prospek ekspor yang turut juga berdampak positif ke sejumlah daerah.

"Secara spasial prospek ekspor yang kebih baik mendorong prospek ekonomi di wilayah Kalimantan Sumatera dan Sulawesi Maluku Papua yang lebih tinggi," ujarnya.

"Berdasarkan lapangan usaha prospek industri pengolahan, pedagang eceran serta transportasi dan pergudangan juga diperkirakan tumbuh lebih kuat," pungkasnya.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya