Asa Akseleran Kikis Gap Pembiayaan Rp 2.000 Triliun di Indonesia

Funding gap atau gap pembiayaan masih menjadi masalah yang harus dihadapi Indonesia saat ini. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), gap pembiayaan yang tidak bisa dijangkau lembaga keuangan formal selama tahun lalu mencapai USD 165 miliar atau sekitar Rp 2.500 triliun (kurs Rp 15.200 per dolar AS).

oleh Liputan6.com diperbarui 02 Apr 2023, 21:51 WIB
Diterbitkan 02 Apr 2023, 13:30 WIB
Co-Founder and CFO P2P Lending Akseleran, Mikhail Tambunan
Co-Founder and CFO P2P Lending Akseleran, Mikhail Tambunan. Funding gap atau gap pembiayaan masih menjadi masalah yang harus dihadapi Indonesia saat ini. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), gap pembiayaan yang tidak bisa dijangkau lembaga keuangan formal selama tahun lalu mencapai USD 165 miliar atau sekitar Rp 2.500 triliun (kurs Rp 15.200 per dolar AS).

Liputan6.com, Jakarta Funding gap atau gap pembiayaan masih menjadi masalah yang harus dihadapi Indonesia saat ini. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), gap pembiayaan yang tidak bisa dijangkau lembaga keuangan formal selama tahun lalu mencapai USD 165 miliar atau sekitar Rp 2.000 triliun (kurs Rp 15.200 per dolar AS).

Melihat kondisi tersebut, salah perusahaan financial technology (fintech) peer to peer (P2P) lending Indonesia, Akseleran pun berupaya untuk membantu pemerintah mengikis sedikit demi sedikit gap pembiayaan yang ada.

Keberadaan fintech memang dinilai bisa menurunkan funding gap atau gap pembiayaan di Indonesia yang saat ini masih besar. Fintech peer to peer (P2P) lending bisa menjadi solusi dalam menutup gap pembiayaan tersebut karena dapat menjangkau masyarakat secara lebih luas.

Co-Founder and CFO P2P Lending Akseleran, Mikhail Tambunan, mengatakan ekonomi global kini memang dihadapkan oleh sejumlah tantangan, salah satunya gap pembiayaan. Untuk itu, diperlukan peran fintech untuk menutup gap tersebut.

"Kalau gap-nya semakin kecil, modal kerja terpenuhi, terutama dari sisi UKM, secara langsung berpengaruh pada sumbangan ke GDP, secara perekonomian bergeraknya lebih cepat lagi dan pertumbuhan ekonominya diharapkan jadi lebih tinggi dan roda perekonomiannya berputar," ujar Mikhail, dikutip Minggu (2/4/2023).

Tantangan Pembiayaan

Meski demikian, Mikhail mengakui bahwa tantangan pembiayaan saat ini tidaklah mudah. Kondisi global yang masih dipenuhi ketidakpastian hingga sulitnya mendapat pendanaan global menjadi hal yang perlu diantisipasi.

Menurut dia, Akseleran sebagai fintech P2P Lending sudah menyusun berbagai strategi dalam menghadapi tantangan tersebut. Dari sisi profil bisnis, konsumen Akseleran yang lebih banyak UMKM dinilai menjadi kekuatan dibandingkan P2P Lending lainnya yang justru lebih banyak ke consumer loan atau pinjaman konsumen pribadi.

 

Tantangan Global

Akseleran
Kantor Akseleran di Sahid Sudirman Center, Jakarta.

Strategi lainnya yang saat ini dilakukan Akseleran untuk menghadapi tantangan global maupun domestik adalah menjaga penyaluran kredit tetap sehat. Selama tahun 2022, rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) Akseleran hanya 0,5 persen, jauh lebih kecil dibandingkan rata-rata industri fintech P2P Lending sebesar 3 persen.

"NPL Akseleran salah satu yang terendah, nah itu yang jadi core kekuatan kita dari sisi NPL rendah, sehingga dari sisi persaingan kita salah satu yang terbaik dari sisi NPL. Kredit assessment sih yang jadi pembeda," jelas Mikhail.

Sejak Oktober 2017 sampai dengan Desember 2022, Akseleran telah menyalurkan pinjaman sebesar hampir Rp 7 triliun, sebesar sekitar 97 persen di antaranya disalurkan kepada sektor produktif, khususnya UMKM.

Pada tahun ini, Akseleran menargetkan mampu menyalurkan pinjaman hingga Rp 6 triliun. Angka ini naik 100 persen dari penyaluran di 2022 yang sebesar Rp 2,9 triliun.

Mikhail menjelaskan, target tersebut sangat mungkin tercapai. Apalagi rencananya di tahun ini, Akseleran akan mengakuisisi perusahaan multifinance. Menurutnya, akuisisi ini akan memperluas penyaluran pendanaan Akseleran kepada masyarakat. Saat ini, sebanyak 85-90 persen konsumen Akseleran berada di wilayah Jawa. Ke depan, Mikhail pun berharap konsumen bisa lebih luas di wilayah lainnya.

"Kita harus serve pulau lain selain jawa, ke depan kita bisa serve lebih besar lagi dengan cara-cara yang kita lakukan masih in line, misalnya kita lihat ticket size lewat vehicle baru ini. Supaya makin banyak yang tersentuh, inklusi keuangan atau visi kita bisa tercapai," tambahnya.

 

Penyaluran Pinjaman

Akseleran
Anda bisa berinvestasi sambil memberi bantuan dana untuk UKM di peer-to-peer lending platform, Akseleran.

Ketika terjadi pandemi, Akseleran justru terus meningkatkan penyaluran pinjaman kepada UKM. Terlihat di tahun 2020 ketika pandemi sedang hangat-hangatnya, Akseleran menyalurkan pinjaman sebesar hampir Rp 1 triliun, tumbuh 30 persen dibanding tahun 2019.

Di tahun 2021 ketika pemulihan ekonomi mulai terjadi, Akseleran menyalurkan pinjaman sebesar lebih dari Rp 1,8 triliun, tumbuh lebih dari 90 persen dari penyaluran tahun 2020. Sedangkan tahun lalu di 2022 Akseleran menyalurkan pinjaman sebesar hampir Rp 3 triliun, tumbuh 62 persen dibandingkan 2021.

Tingkat TKB90 Akseleran yang stabil di atas 99 persen sejak 2021 lalu, lebih tinggi daripada rata-rata industri. Para pendana (Lender) di Akseleran memiliki akses yang mudah untuk mengembangkan dananya karena pendanaan dapat dimulai dari Rp 100 ribu saja. Bunga yang ditawarkan pun cukup menarik yaitu sekitar 10-10,5 persen per tahun, dengan proteksi asuransi pinjaman yang melindungi 99 persen pokok pinjaman tertunggak.

Saat ini jumlah lender retail Akseleran mencapai lebih dari 250 ribu lender dan puluhan institutional lender serta hampir 5 ribu peminjam (Borrower).

Infografis Cara Hindari Jeratan Pinjol Ilegal
Infografis Cara Hindari Jeratan Pinjol Ilegal (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya