Harga Beras Masih Mahal, Mendag: Mending Beli Beras Bulog, Murah!
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan tak menampik harga beras masih terpantau tinggi, oleh karena itu dia menghimbau masyarakat agar membeli beras Bulog agar lebih ekonomis.
"Harga beras memang saat ini tinggi tapi stabil, turun sedikit. Oleh karenanya mengatasi untuk ingin mendapatkan beras murah ya belinga beras bulog hanya Rp 9.450 per kg 1 karung 5 kilo Rp 47 ribu," kata Mendag ditemui usai gelar bazar ramadhan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (4/4/2023).
Lebih lanjut, untuk menangani harga beras ini pihaknya bersama Menteri Dalam Negeri, Bupati, dan Gubernur telah berkoordinasi akan menanggung ongkos distribusi beras, asalkan kenaikan harga berasnya tidak melebihi 5 persen.
"Tadi pagi pak mendagri bersama seluruh indonesia memimpin rapat dengan bupati gubernur kalau harganya tidak melebihi 5 persen tuh biasanya ditanggung ongkosnya, kalau naik lagi ya kita adakan bazar lagi seperti ini atau subsidi harganya," ujar Mendag.
Melansir dari Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS) Nasional, harga beras kualitas super II dikisaran Rp 14.250 per kilogram. Sementara dilansir dari laman Sistem Pemantauan Pasar dan kebutuhan Pokok Kementerian Perdagangan, harga beras medium Rp 12.100 per kilogram, dan beras Premium Rp 13.900 per kilogram.
Adapun Mendag mengungkapkan harga kebutuhan pokok di pasar stabil. Kendati demikian, masih terdapat beberapa kebutuhan pokok yang masih naik yakni cabai. Tapi kalau harga cabai sudah mulai turun dikisaran Rp 40.000 - Rp 45.000 per kilo.
"Saya juga baru selesai dari pasar, dan besok saya akan ke pasar lagi, alhamdulillah harga-harga sudah stabil, memang beberapa masih ada yang naik, yang naik itu cabai, tapi sekarang sudah mulai turun yang tadinya tinggi sekali sekarang sudah Rp 40-45 ribu. Cabai rawit memang harganya masih cukup tinggi," ujar Mendag.
Sementara untuk harga telur, daging ayam, bawang putih, dan lainnya sudah stabil.
Advertisement
Harga Garam Melambung 100 persen, Mendag: Naik Sebentar Nanti Turun Lagi
Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan (Mendag Zulhas) mengatakan naiknya harga garam di pasaran hingga 100 persen dikarenakan terjadi ketimpangan antara sisi produksi dan jumlah permintaan garam.
"Jadi mungkin permintaannya besar ini kan produk dalam negeri stabil, misalnya produksinya rata-rata tiba-tiba permintaannya melonjak itu hukum dagang, kalau tiba tiba banyak permintaan terus stoknya terbatas maka harganya akan naik," kata Mendag Zulkifli Hasan ditemui usai membuka pasar murah Bazar ramadhan di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Selasa (4/4/2023).
Mendag menegaskan, untuk garam Indonesia tidak melakukan impor. Melainkan seluruh pengadaan garam merupakan hasil produksi dalam negeri.
Disisi lain, Mendag juga tidak mempermasalahkan terkait kenaikan harga garam ini. Menurutnya, kenaikan harga garam jarang terjadi dan ini menjadi kesempatan bagi petani garam agar memperoleh sedikit keuntungan.
"Garam konsumsi itu kita mengandalkan dalam negeri. Kalau garam dalam negeri sedikit naik gpp lah agar petani garam menikmati untungnya. Kalaupun kenaikanya 100 persen lebih, itu sebentar aja," ujar Mendag Zulkifli Hasan.
Adapun Mendag mengungkapkan harga kebutuhan pokok di pasar stabil. Kendati demikian, terdapat beberapa kebutuhan pokok yang masih naik yakni cabai. Tapi kalau harga cabai sudah mulai turun dikisaran Rp 40.000 - Rp 45.000 per kilo.
"Saya juga baru selesai dari pasar, dan besok saya akan ke pasar lagi, alhamdulillah harga-harga sudah stabil, memang beberapa masih ada yang naik, yang naik itu cabai, tapi sekarang sudah mulai turun yang tadinya tinggi sekali sekarang sudah Rp 40-45 ribu. Cabai rawit memang harganya masih cukup tinggi," ungkap Mendag.
Sementara untuk harga telur, daging ayam, bawang putih, dan lainnya sudah stabil. Begitupun dengan harga beras kini mengalami penurunan. Mendag pun menghimbau agar masyarakat membeli beras Bulog agar lebih ekonomis.