Liputan6.com, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengeluarkan peraturan baru terkait tiket masuk kawasan wisata Borobudur.Â
Menkeu menetapkan harga tiket masuk kawasan Borobudur perorangan sebesar Rp. 4.000 hingga Rp 15.000 per orang per sekali masuk mulai Mei 2023.
Sedangkan untuk tarif tiket masuk kendaraan ditetapkan sebesar Rp. 5.000 sampai Rp. 25..000 per sekali masuk.
Advertisement
Besaran tarif tersebut tertuang dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor 42 Tahun 2023 tentang Tarif Layanan Badan Layanan Umum Badan Pelaksana Otorita Borobudur Pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
"Tarif layanan Badan Layanan Umum Badan Pelaksana Otorita Borobudur pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif merupakan imbalan atas jasa layanan yang diberikan oleh Badan Layanan Umum Badan Pelaksana Otorita Borobudur pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif kepada pengguna layanan," tulis Pasal 1 PMK Nomor 42 Tahun 2023, dikutip Rabu (3/5/2023).
Kemudian pada Pasal 5, disebutkan bahwa penetapan tarif ini mempertimbangkan paling sedikit meliputi biaya investasi, tingkat utilisasi, segmen pengguna, keberpihakan, serta tarif kompetitor.
Sementara itu, dalam pasal 12 PMK tersebut dituliskan bahwa untuk Warga Negara Asing (WNA) atau wisatawan asing, tarif tiket masuk Borobudur dikenakan hingga 200 persen.
"Terhadap pengguna layanan yang merupakan warga negara asing dapat dikenakan tarif layanan sampai dengan 200 persen," jelasnya.
Adapun besaran tarif masuk Borobudur bagi WNA akan ditetapkan oleh Direktur Utama Badan Layanan Umum Badan Pelaksana Otorita Borobudur pada Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Jenis Kegiatan yang Gratis Masuk Kawasan Borobudur
Namun, ada kegiatan atau pengguna layanan tertentu yang dapat diberikan tarif layanan sampai dengan Rp. 0,00 atau gartis, yaitu kegiatan kenegaraan, pencarian dan pertolongan bencana alam, bencana non-alam, dan bantuan kemanusiaan, atau untuk kepentingan umum dan sosial, menjalankan misi khusus dari pemerintah, dan tingkat regional, nasional, atau internasional yang tidak bersifat komersial.
"Pengguna layanan tertentu sebagaimana dimaksud terdiri atas pelaku usaha mikro dan kecil,penduduk setempat,agen wisata, dan pengguna layanan tertentu lainnya," demikian PMKÂ Nomor 42 Tahun 2023.
Advertisement
Gunung Merapi Erupsi, Candi Borobudur Tetap Ramai Wisatawan
Erupsi Gunung Merapi tidak mempengaruhi aktivitas wisata di Taman Wisata Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah.Â
Destinasi wisata tersebut pun masih melayani wisatawan yang datang.
General Manager TWC Unit Borobudur, Jamaludin Mawardi mengatakan bahwa erupsi Gunung Merapi belum memberi dampak secara luas hingga ke TWC Borobudur.
Sebagian pengunjung atau wisatawan Candi Borobudur tetap bisa mengunjungi dan naik ke monumen Candi Borobudur meski terjadi erupsi Gunung Merapi sejak Sabtu, 11 Maret 2023.
Jamaludin menyatakan, Candi Borobodur masih tetap aman dikunjuni wisatawan. Hal itu dipastikan karena area Borobudur yang tidak terdampak abu vulkanik akibat awal panas guguran Gunung Merapi.
"Alhamdullilah kawasan Candi Borobudur hari ini tidak terkena hujan abu Merapi sehingga para pengunjung tetap bisa menikmati keindahan Candi Borobudur," terangnya, dikutip dari laman resmi BUMN, Senin (13/3/2023).
Disebutkan, jumlah pengunjung Taman Wisata Candi Borobudur pada Sabtu, 11 Maret 2023 mencapai sekitar 3.500 orang.
Tak Terkena Abu Vulkanik
Senada, Koordinator Pokja Pemanfaatan Balai Konservasi Borobudur (BKB) Yudi Suhartono juga mengatakan bahwa kondisi Candi Borobudur aman dari abu vulkanik Gunung Merapi.
"Bagaimana pun kami tetap memantau kondisi Merapi, terutama untuk arah angin jika terjadi erupsi Merapi guna mengantisipasi hujan abu di kawasan Candi Borobudur," tuturnya.
Dia mengungkapkan, abu Merapi memang mengarah ke Candi Borobudur, tetapi pihaknya tetap bersiaga dengan menyiapkan tarpaulin untuk menutup stupa sehingga lebih aman dari guyuran abu Merapi.
Adapun PT Taman Wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratu Boko (TWC) tengah melakukan kajian lapangan kunjungan wisatawan naik monumen Candi Borobudur dengan sampel acak, hingga 15 Maret. Hal ini dilakukan untuk memastikan kualitas layanan di Candi Borobudur.
Â