UBS PHK Massal 35 Ribu Karyawan Credit Suisse

UBS dikabarkan akan melakukan PHK terhadap 35.000 pekerja di Credit Suisse.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 28 Jun 2023, 17:11 WIB
Diterbitkan 28 Jun 2023, 17:10 WIB
Ilustrasi PHK atau Berhenti Kerja. Foto: Unsplash/ Scott Graham
Ilustrasi PHK atau Berhenti Kerja. Foto: Unsplash/ Scott Graham

Liputan6.com, Jakarta - Bank asal Swiss, UBS berencana untuk melakukan Pemutusan Hubungan Kerja atau PHK terhadap 35.000 pekerja di Credit Suisse.

Mengutip Channel News Asia, Rabu (28/6/2023) jumlah karyawan yang terdampak PHK di Credit Suisse itu setara lebih dari separuh tenaga kerjanya.

PHK kali ini termasuk bankir, pedagang, staf pendukung di cabang Credit Suisse di London, New York, dan di beberapa negara Asia. Sementara itu, pihak UBS dan Credit Suisse menolak berkomentar terkait kabar PHK tersebut.

Diketahui, Credit Suisse memiliki sekitar 45.000 staf sebelum dilanda krisis karena kekhawatiran investor tentang solvabilitasnya, yang mendorong bailout besar-besaran yang diatur oleh pemerintah Swiss.

Jika digabungkan, kedua grup tersebut memiliki sekitar 120.000 karyawan pada akhir tahun lalu, dengan 37.000 di antaranya berada di Swiss.

Laporan Bloomberg, mengutip sumber yang dekat dengan perusahaan, mengatakan karyawan telah diberitahu tentang tiga gelombang PHK tahun ini – yang pertama pada akhir Juli, yang lain pada bulan September dan Oktober 2022.

Kabar pemangkasan tenaga kerja di UBS telah mencuat pekan lalu, salah satunya terhadap perbankan investasinya di Asia, serta pengurangan yang signifikan pada bankir investasi yang mencakup Australia dan China.

CEO UBS Sergio Ermotti juga telah memperingatkan awal bulan ini bahwa beberapa waktu mendatang kemungkinan besar akan muncul "gelombang", menambahkan adanya keputusan sulit, terutama terkait pekerjaan.

Gelombang PHK Berlanjut di JPMorgan, Kali Ini 40 Bankir Jadi Korban

Perusahaan Ini Hilangkan Budget Telepon demi Hemat Anggaran
JPMorgan Chase & Co. menghentikan suntikan budget telepon genggam bagi karyawan demi menghemat anggaran perusahaan.

ank investasi asal Amerika Serikat, JPMorgan Chase & Co. kembali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK), kali ini terhadap sekitar 40 bankir investasinya di Amerika. 

PHK JPMorgan menandai langkah bank tersebut dalam pengurangan tenaga kerja secara internasional di tengah perlambatan pembuatan kesepakatan.

Melansir Bloomberg, Selasa (27/6/2023) PHK terbaru di JPMorgan mencakup semua karyawan tingkat senior, menurut sejumlah sumber yang mengetahui kabar tersebut.

Sementara itu, seorang juru bicara JPMorgan menolak memberikan komentar terkait kabar PHK terbaru.

JPMorgan pekan lalu telah melakukan PHK terhadap sekitar 20 karyawan perbankan investasi di Asia, di atas putaran sebelumnya yang memengaruhi wilayah tersebut.

Naiknya suku bunga dan ketidakpastian ekonomi telah menghambat aktivitas perbankan investasi di AS selama lebih dari setahun. Pesaing JPMorgan juga telah memangkas ribuan posisi dalam periode itu, termasuk sejumlah putaran terakhir.

Goldman Sachs Group Inc. memangkas sekitar 125 direktur pelaksana sebagai bagian dari pengurangan tenaga kerjanya, menurut laporan Bloomberg.

Adapun Citigroup Inc. yang berencana untuk melepas 30 karyawan perbankan investasi dan 20 bankir lainnya di perbankan korporasi di London.

Presiden JPMorgan Daniel Pinto mengatakan bulan lalu bahwa perusahaan mengharapkan biaya perbankan investasi kuartal kedua turun 15 persen dari USD 1,7 miliar yang ditarik pada tahun sebelumnya.

Ini menandai penurunan 54 persen dari biaya perbankan investasi JPmorgan pada kuartal kedua 2021, di puncak lonjakan kesepakatan yang dipicu pandemi.

JPMorgan, Bank Terbesar di AS PHK 20 Bankir di Asia

Ilustrasi PHK (Istimewa)
Ilustrasi PHK (Istimewa)

Bank investasi asal Amerika Serikat, JPMorgan Chase & Co kembali melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), kali ini terhadap sekitar 20 karyawan perbankan investasinya di Asia.

Melansir Channel News Asia, Kamis (22/6/2023), JPMorgan pada Selasa (20/6) memberi tahu para bankir yang terkena dampak PHK, yang sebagian besar bekerja di peringkat junior dari analis hingga direktur eksekutif, menurut sebuah sumber.

Para pekerja JPMorgan itu mencakup bagian pelayanan konsumen, sektor perawatan kesehatan, dan pasar modal swasta. Sementara itu, juru bicara JPMorgan enggan meberikan komentar terkait PHK.

Pemotongan tersebut merupakan putaran kedua PHK di JPMorgan di Asia tahun ini, dengan bank yang berbasis di Wall Street memangkas sekitar 20 pekerja perbankan investasi, sebagian besar bankir tingkat menengah yang berfokus pada kesepakatan di China, pada kuartal pertama.

JPMorgan adalah yang terbaru di antara serangkaian bank global yang memangkas tim perbankan investasi di Asia.

Bank of America Corp bulan lalu juga memberi tahu sekitar 40 bankir di Asia untuk mencari peran baru dalam organisasi, dengan Goldman Sachs dan Citi memberhentikan masing-masing lebih dari 30 dan 20 pembuat kesepakatannya, pekan lalu.

Adapun bank asal Inggris, Standard Chartered yang melakukan PHK terhadap karyawannya di Singapura, London, dan Hong Kong.

Secara total, pengurangan karyawan di Standard Chartered diperkirakan bisa mencapai lebih dari 100 pekerja, meskipun jumlah akhir belum diputuskan, menurut laporan Bloomberg News, mengutip sumber yang mengetahui kabar PHK tersebut. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya