Liputan6.com, Jakarta Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengungkap kenyataan di lingkungan UMKM. Salah satunya adalah proses bisnis yang dilakukan masih serba sendiri.
Pada konteks ini, Teten Masduki merujuk pada temuan masih adanya sebagian besar UMKM yang belum mendapat pendampingan. Termasuk juga belum mendapat kepastian pasar untuk menjual produknya seperti rantai pasok industri.
Baca Juga
"Sebagian besar kita, UMKM kita masih usaha mandiri, bikin sendiri, dipasarkan sendiri, di-branding sendiri, kasihan," ungkapnya dalam pembukaan Inabuyer B2B2G Expo 2023 di Smesco Indonesia, Jakarta, Rabu (5/7/2023).
Advertisement
Untuk itu, dia meminta para pelaku usaha besar hingga BUMN turut ikut menggandeng UMKM untuk menjadi wadah dari produk lokal tersebut. Harapannya, tingkat laju pertumbuhan UMKM kedepannya bakal mengikuti laju pertumbuhan industri.
"Kedepan tidak seperti itu, kita ingin UMKM kita itu menjadi bagian dari rantai pasok Industri sehingga UMKM itu bisa tumbuh berkembang juga bersamaan dengan tumbuh berkembangkan industri itu sendiri," bebernya.
Menkop Teten turut mencontoh langkah sukses Sarinah yang berhasil meningkatkan citra bagi produk UMKM. Sarinah yang menjadi etalase produk lokal itu berhasil menyita minat konsumen.
"Jadi memang membanggakan, jadi itu punya pengaruh ke behaviour konsumen kita. Biasanya kalau sudah masuk mal apalagi kalau datang dari luar (daerah) itu mau beli. Jadi kita ingin semakin banyak yang masuk rantai pasok industri," papar Menkop.
Masuk Rantai Pasok Industri
Diberitakan sebelumnya, Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki meminta lebih banyak UMKM yang terlibat dalam rantai pasok industri. Dengan begitu, bisa membuka peluang pembiayaan bagi UMKM sehingga bisa turut naik kelas.
Menkop Teten mengatakan dengan terlibat kerja sama dengan perusahaan besar hingga BUMN, UMKM bisa mendapat kepastian pembelian produk. Alhasil, ada keyakinan yang didapat untuk mengakses pembiayaan dari berbagai lini.
"Penting untuk UMKM masuk ke rantai pasokan industri. Kenapa penting? Ini juga akan membantu para UMKM 2 hal. Satu untuk akses pembiayaan, kalau ada kepastian produknya dibeli, jasanya diapakai, ini bank atau modal ventura atau lainnya akan semakin yakin tidak ragu untuk berikan pinjaman," ujarnya dalam pembukaan Inabuyer B2B2G Expo 2023 di Smesco Indonesia, Jakarta, Rabu (5/7/2023).
Dia mengatakan, jika UMKM tak didukung melalui sistem pembiayaan, bisa berpengaruh pada macetnya produksi yang dijalankan. Ini juga yang dikhawatirkan turut menghambat perluasan pasar yang bisa menjadi peluang.
Advertisement
Hanya 7 Persen yang Masuk Rantai Pasok
Maka, Menkop Teten meminta upaya penyerapan produk UMKM lewat rantai pasok industri perlu ditingkatkan. Mengingat lagi, porsi UMKM Indonesia cukup rendah yang masuk rantai pasok industri.
"Sayangnya UMKM yang masuk rantai pasok industri itu masih kecil, kalau gak salah angkanya 7 persen, kalah dengan vietnam yang sudah 24 persen," jelasnya.
Informasi, Inabuyer B2B2G Expo 2023 kali ini mempertemukan antara suplier dan buyer dari berbagai pengusaha. Mulai dari usaha besar, BUMN, hingga UMKM sebagai penyedia produk. Harapannya, bisa terjadi satu kerja sama berkelanjutan diantara setiap pelaku usaha.
Tingkatkan Kualitas Produk
Manfaat lainnya pun diungkap Menkop Teten. Dengan masuk ke rantai pasok industri, UMKM dinilai bisa meningkatkan kualitas produk yang dibuatnya.
"Karena itu, para buyer, offtaker yang dalam bagian rantai pasok bisa membantu UMKM kita untuk meningkatkan standardisasi produknya dan bimbinga merek, Kemenkop UKM juga akan melakukan pendampingan," jelasnya.
Dia berharap penuh kedepannya bisa terjalin kerja sama yang lebih luas antara pengusaha besar dengan UMKM.
"Kalau bukan kita, siapa lagi? Ini yang harus kita lakukan," kata dia.
Advertisement