Inflasi Mulai Jinak, Warga AS Kian Optimis

Ekspektasi masyarakat Amerika untuk tingkat inflasi di tahun depan naik tipis ke tingkat 3,4 persen, jauh di bawah prediksi 5,4 persen pada April 2022.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 31 Jul 2023, 13:41 WIB
Diterbitkan 31 Jul 2023, 13:41 WIB
Warga Uruguay menyeberangi perbatasan untuk mendapatkan harga yang lebih murah
Dengan ekonomi yang goyah, nilai tukar peso Argentina anjlok terhadap dolar AS dan inflasi tahunannya mencapai 115,6%, salah satu yang tertinggi di dunia. Sebaliknya, ekonomi Uruguay lebih stabil, dengan inflasi rendah dan mata uang yang lebih kuat. (AP Photo/Natacha Pisarenko)

Liputan6.com, Jakarta Konsumen di Amerika Serikat kini merasa lebih optimis di musim panas karena inflasi terus melambat. Sentimen konsumen AS yang dilacak oleh University of Michigan naik 11 persen pada bulan Juli dari bulan sebelumnya, mencapai level tertinggi sejak Oktober 2021, menurut pembacaan akhir data tersebut.

Ini menandai peningkatan besar dari Juni 2022, ketika sentimen konsumen AS turun ke level terendah dalam catatan dan inflasi mencapai tertinggi empat dekade sebesar 9,1 persen.

Ekspektasi masyarakat Amerika untuk tingkat inflasi di tahun depan naik tipis ke tingkat 3,4 persen, jauh di bawah prediksi 5,4 persen pada April 2022 tetapi di atas kisaran 2,3-3,0 persen yang terlihat dalam dua tahun sebelum pandemi.

"Secara keseluruhan, kenaikan tajam dalam sentimen sebagian besar disebabkan oleh berlanjutnya perlambatan inflasi, bersama dengan stabilitas di pasar tenaga kerja," kata Direktur Survei Universitas Michigan, Joanne Hsu melansir CNN Business, Senin (31/7/2023).

"Namun, sentimen untuk konsumen berpenghasilan rendah turun," ungkapnya.

Seperti diketahui, inflasi AS terus menunjukkan perlambatan. Inflasi AS dari indeks harga Pengeluaran Konsumsi Pribadi naik 3 persen pada bulan Juni dari tahun sebelumnya, laju yang lebih lambat dari kenaikan tahunan 3,8 persen di bulan sebelumnya.

Sementara itu, indeks inflasi inti naik 4,1 persen, turun dari kenaikan 4,6 persen. Survei sentimen lainnya juga mencerminkan optimisme yang meningkat, sebagian karena perlambatan inflasi baru-baru ini.

Indeks Keyakinan Konsumen bulanan Conference Board meningkat untuk bulan ketiga berturut-turut di bulan Juli, mencapai 117 dari 110,1 bulan sebelumnya.

Sebuah survei ekonom dan analis yang dirilis oleh National Association for Business Economics pekan ini juga menunjukkan bahwa bisnis di AS tmenyambut kondisi ekonomi yang lebih baik, seperti peningkatan penjualan dan keuntungan yang dikombinasikan dengan penurunan biaya material.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Inflasi AS Menjinak ke 3 Persen, Level Terendah Sejak Maret 2021

Indeks harga konsumen Amerika Serikat
Pejalan kaki melewati papan nama yang menawarkan uang tunai untuk barang berharga di luar toko gadai di Los Angeles, Jumat (11/3/2022). Laju inflasi AS pada Februari 2022 melonjak ke level tertinggi dalam 40 tahun didorong naiknya harga bensin, makanan dan perumahan. (Patrick T. FALLON/AFP)

Inflasi Amerika Serikat kembali menurun pada bulan Juni, mencatat tingkat tahunan terendah dalam lebih dari dua tahun.

Melansir CNBC International, Kamis (13/7/2023) Indeks Harga Konsumen atau tingkat inflasi AS naik hanya 0,2 persen menjadi 3 persen pada Juni 2023, level terendah sejak Maret 2021. 

Angka itu bahkan lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan Dow Jones untuk kenaikan masing-masing sebesar 3,1 persen.

Adapun inflasi inti AS yang menyentuh 4,8 persen, tingkat tahunan terendah sejak Oktober 2021. Perkiraan konsensus sebelumnya memproyeksi inflasi inti AS akan naik 0,2 persen menjadi 5 persen.

Angka-angka tersebut dapat memberi Federal Reserve ruang untuk bernafas karena tampaknya akan menurunkan inflasi yang berada di sekitar tingkat tahunan 9 persen di tahun 2022, tertinggi sejak November 1981.

"Ada kemajuan signifikan yang dibuat di bagian depan inflasi, dan laporan hari ini menegaskan bahwa sementara sebagian besar negara menghadapi suhu yang lebih panas di luar, inflasi akhirnya mendingin," kata George Mateyo, kepala investasi di Key Private Bank.

"The Fed akan menerima laporan ini sebagai validasi bahwa kebijakan mereka memiliki efek yang diinginkan - inflasi telah turun sementara pertumbuhan belum terhenti," ujarnya.

Bank Sentral

Namun, pembuat kebijakan bank sentral cenderung lebih melihat inflasi inti, yang masih berjalan jauh di atas target tahunan The Fed sebesar 2 persen.

Mateyo juga melihat angka inflasi kali ini belum cukup untuk meyakinkan The Fed untuk tidak menaikkan suku bunga lagi.

"Biaya perumahan, yang merupakan bagian besar dari gambaran inflasi, tidak turun secara berarti," kata Lisa Sturtevant, kepala ekonom di Bright MLS. 


Kenaikan dan Penurunan Harga di AS

Ilustrasi Inflasi
Ilustrasi Inflasi (Sumber: Pixabay)

Kenaikan yang diredam untuk IHK utama terjadi meskipun biaya energi di AS masih naik 0,6 persen untuk bulan Juni. Namun, indeks energi turun 16,7 persen dari tahun lalu, saat harga bensin di SPBU negara itu mencapai sekitar USD 5 per galon.

Harga pangan di AS naik hanya 0,1 persen pada bulan tersebut sementara harga kendaraan bekas, sumber utama lonjakan inflasi di awal tahun 2022, turun 0,5 persen.

Adapun tarif penerbangan yang turun 3 persen pada bulan Juni dan sekarang turun 8,1 persen secara tahunan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya