Wall Street Melesat Setelah Kenaikan Inflasi AS Mereda

Tiga indeks acuan di wall street kompak menghijau pada Jumat, 28 Juli 2023. Indeks Nasdaq catat kenaikan terbesar seiring saham raksasa teknologi dan semiconductor melambung.

oleh Agustina Melani diperbarui 29 Jul 2023, 08:10 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2023, 08:10 WIB
Pasar Saham AS atau Wall Street.Unsplash/Aditya Vyas
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melonjak pada penutupan perdagangan Jumat, 28 Juli 2023. (Unsplash/Aditya Vyas)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melonjak pada penutupan perdagangan Jumat, 28 Juli 2023. Kenaikan indeks acuan itu membawa indeks Dow Jones dan S&P 500 menutup kinerja mingguan dengan kenaikan tiga minggu berturut-turut.

Hal tersebut didukung langkah the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS yang mencapai level terendah dalam hampir dua tahun.

Dikutip dari CNBC, Sabtu (29/7/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melambung 176,57 poin atau 0,50 persen ke posisi 35.459,29. Indeks S&P 500 naik 0,99 persen ke posisi 4.582,23. Indeks Nasdaq menanjak 1,9 persen ke posisi 14.316,66.

Tiga indeks acuan mencatat kenaikan mingguan dengan indeks Dow Jones melambung 0,66 persen. Pada perdagangan Kamis, 27 Juli 2023, indeks Dow Jones mencatat kenaikan beruntun dalam 13 hari. Reli tersebut terpanjang yang belum terlihat sejak 1987. Indeks S&P 500 naik 1,01 persen dan indeks Nasdaq melesat 2,02 persen.

Pekan ini, investor menyambut baik data yang menunjukkan inflasi mereda dan laporan laba yang lebih kuat dari perkiraan mendukung kemungkinan Amerika Serikat (AS) dapat hindari resesi.

Pada Jumat pekan ini, data Juni untuk indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi terus menunjukkan penurunan inflasi. Indeks tersebut menunjukkan personal consumption expenditure (PCE) inti naik 0,2 persen dari bulan ke bulan, sejalan dengan kenaikan 0,2 persen yang diperkirakan oleh ekonom yang disurvei Dow Jones.

 

PCE inti naik 4,1 persen dari periode tahun lalu, lebih rendah dari yang diantisipasi 4,2 persen. Adapun PCE merupakan ukuran inflasi AS yang paling diawasi ketat oleh the Fed.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Gerak Saham di Wall Street

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Indeks ini mengukur perubahan harga barang dan jasa yang dibeli konsumen untuk konsumsi, tidak termasuk makanan dan energi, demikian dikutip dari berbagai sumber.

Data tersebut menjadi perhatian khusus setelah bank sentral menaikkan suku bunga awal pekan ini dalam langkah yang diharapkan luas. The Fed menargetkan inflasi 2 persen per tahun.

“Setelah PDB yang lebih kuat dari perkirana, dna musim laba yang lebih baik dari perkiraan, ini bisa menjadi katalis untuk mengirim ke pasar ke level tertinggi baru,” ujar Presiden Bolvin Wealth Management Group, Gina Bolvin.

Musim rilis laba berlanjut dengan saham Procter and Gamble naik hampir 3 persen. Saham Intel melambung 6,6 persen karena investor apresiasi pengembalian profitabilitas. Sedangkan saham Roku melambung 31 persen setelah mengalahkan harapan wall street baik pendapatan dan laba.


Penguatan Saham Teknologi Angkat Indeks Nasdaq

Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)
Ilustrasi wall street (Photo by Robb Miller on Unsplash)

Di sisi lain, saham Ford Motor turun 3,4 persen meskipun produsen mobil mengalahkan perkiraan dan menaikkan panduan. Perusahaan menagtakan adopsi kendaraan listriknya memakan waktu lebih lama dari yang diharapkan karena biaya lebih tinggi.

Jelang akhir pekan, saham teknologi naik pada Jumat, 28 Juli 2023 sehingga angkat indeks Nasdaq. Mayoritas saham raksasa teknologi dan semiconductor melonjak. Saham Alphabet, Amazon dan Netflix naik 3 persen.

Sedangkan saham Meta Platforms naik lebih dari 4 persen sehingga membawa kinerja mingguan melompat hampir 11 persen dalam sepekan.

Saham Nvidia naik 2 persen, saham Applied Materials dan KLA Corp mendaki lebih dari 4 persen. Sedangkan saham Tesla melonjak 4 persen. Saham Lucid Group bertambah hampir 8 persen. Sedangkan saham Intel reli hampir 7 persen, seiring laba lebih baik dari yang diharapkan. Saham JD.com dan PPD masing-masing naik 5 persen dan 7 persen.

 


Penutupan Wall Street pada 27 Juli 2023

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)
(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan saham Kamis, 27 Juli 2023. Indeks Dow Jones pun akhirnya kehabisan tenaga pada perdagangan Kamis pekan ini seiring investor realisasikan keuntungan setelah indeks Dow Jones alami kenaikan 13 kali beruntun.

Dikutip dari CNBC, Jumat (28/7/2023), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones anjlok 237,40 poin atau 0,67 persen ke posisi 35.282,72. Indeks Dow Jones tertekan seiring koreksi saham Honeywell dan imbal hasil obligasi tenor 10 tahun yang naik di atas 4 persen juga tidak bantu sentimen.

Adapun jika indeks Dow Jones mencatat lagi kenaikan pada perdagangan Kamis pekan ini akan membuat indeks cetak rekor kenaikan terpanjang sejak 1897.

Sementara itu, indeks S&P 500 susut 0,64 persen menjadi 4.537,41. Indeks tersebut sempat sentuh 4.600 untuk pertama kali sejak Maret 2022 pada perdagangan Kamis siang. Sementara itu, indeks Nasdaq terpangkas 0,55 persen menjadi 14.050,11 seiring investor realisasikan keuntungan di saham teknologi antara lain Microsoft dan Apple.

Kenaikan beruntun indeks Dow Jones didorong oleh tanda-tanda ekonomi akan terhindar dari resesi, penurunan data inflasi dan laba perusahaan yang tangguh. Hal itu didapatkan pelaku pasar di wall street pada Kamis pekan ini.

Saham Meta naik 4,4 persen seiring kinerja keuangan yang lebih baik dari perkiraan dan panduan yang kuat. Kinerja keuangan Meta didorong pertumbuhan pendapatan iklan.

Di sisi lain, pembacaan produk domestik bruto (PDB) menunjukkan kenaikan 2,4 persen pada kuartal II, yang lebih baik dari kenaikan 2 persen yang diharapkan oleh ekonom yang disurvei Dow Jones.

Laporan PDB juga menilai tekanan harga mereda dengan indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi naik 2,6 persen pada kuartal II. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi tersebut lebih rendah dari kenaikan 3,2 persen yang diprediksi ekonom dan lebih tinggi dari kuartal sebelumnya 4,1 persen.

Pada pekan ini, indeks Dow Jones terus menguat bahkan saat the Federal Reserve (the Fed) menaikkan suku bunga ke level tertinggi dalam 22 tahun pada Rabu pekan ini.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya