Gubernur BI: Boleh YOLO Namun Tetap dengan Financial Planning

Generasi muda mendukung pembiayaan pembangunan melalui investasi yang menguntungkan investor domestik dengan menyediakan produk investasi/keuangan, dengan harga yang baik melalui infrastruktur pasar bagi pelaku pasar yang lebih luas.

oleh Arthur Gideon diperbarui 15 Agu 2023, 10:00 WIB
Diterbitkan 15 Agu 2023, 10:00 WIB
Kemenkeu, BI, OJK, dan LPS kembali menyelenggarakan Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) pada 14 Agustus 2023. Tahun ini, Like It didedikasikan untuk generasi muda pelaku usaha yang telah berkontribusi nyata dalam ekonomi domestik. (Dok BI)
Kemenkeu, BI, OJK, dan LPS kembali menyelenggarakan Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) pada 14 Agustus 2023. Tahun ini, Like It didedikasikan untuk generasi muda pelaku usaha yang telah berkontribusi nyata dalam ekonomi domestik. (Dok BI)

Liputan6.com, Jakarta - Forum Koordinasi Pembiayaan Pembangunan melalui Pasar Keuangan (FK-PPPK) kembali menyelenggarakan Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) mulai 14 Agustus 2023. Tahun ini, Like It didedikasikan untuk generasi muda pelaku usaha yang telah berkontribusi nyata dalam perekonomian domestik.

FK-PPPK yang terdiri dari Kementerian Keuangan (Kemenkeu), Bank Indonesia (BI), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) ini menggelar Like It  secara luring dengan rangkaian acara talkshow yang membahas mengenai peran pasar keuangan, pelaku usaha dan investor ritel dalam pembangunan, memahami investasi keuangan bagi pelaku usaha, investasi cerdas bagi pelaku usaha, serta berbagai isu mengenai investasi.

Rangkaian acara Like It 2023 akan berlangsung dalam tiga seri dan diselenggarakan secara bergantian oleh anggota FK-PPPK selama sebulan ke depan. Like It #1 mengusung tema Rising Stars: Young Entrepreneurs Shine in Financial Investing.

Tema ini dilandasi semangat mendorong para peserta untuk dapat memperoleh pemahaman lebih baik dan menyeluruh tentang strategi investasi keuangan. Dengan begitu, strategi investasi ini bisa membantu mereka membangun pondasi keuangan yang mendukung pengembangan kewirausahaan.

Semua Harus Kerja Keras

Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani menjelaskan, untuk bisa menjadi negara maju dan sejahtera, setiap generasi perlu bekerja keras, termasuk generasi muda pelaku usaha Indonesia yang merupakan calon investor ritel yang sangat potensial. Oleh karena itu perlu sedini mungkin diberikan edukasi dan literasi keuangan dalam berinvestasi.

“Setiap generasi memiliki peranan penting untuk memperjuangkan, membangun, mengusahakan, dan membiayai pembangunan," ujar Sri Mulyani dalam keterangan tertulis, Selasa (15/8/2023).

Menkeu juga menambahkan bahwa dalam rangka mencapai pembangunan yang berkelanjutan, diperlukan juga sektor keuangan yang stabil dan dalam, yang antara lain ditunjukkan dengan tingkat inklusi dan literasi keuangan yang tinggi.

Terlebih lagi untuk generasi milenial dan generasi Z yang merupakan pelaku utama di berbagai sektor saat ini, harus siap menghadapi perubahan zaman yang sangat cepat.

Menjadi Literate

Perkembangan digitalisasi di sektor keuangan yang telah mempermudah akses terhadap berbagai produk investasi, perlu diimbangi dengan peningkatan literasi keuangan. Yang paling penting adalah mengetahui karakter produk yang diinvestasikan. Menjadi literate bermanfaat sebagai bekal dalam merencanakan dan menjaga hasil kerja untuk diinvestasikan di tempat yang baik.

“Indonesia hanya akan bisa maju jika kita semua peduli dan menjaganya bersama, dimulai dari memahami bagaimana mengurus negara ini, memahami mengurus keuangan diri, dan menjaga untuk diinvestasikan di tempat yang baik," pesan Menkeu.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Manfaat Like It

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) 2023
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo dalam acara Literasi Keuangan Indonesia Terdepan (Like It) 2023 (dok: Tira)

Gubernur BI, Perry Warjiyo mengajak generasi milenial yang mendominasi demografi masyarakat saat ini untuk menjadi yang terdepan dalam literasi keuangan atau Like It.

Apa saja peranan generasi muda dalam mendorong literasi keuangan atau Like It yang dapat berkontribusi positif bagi pembangunan Indonesia?

Pertama, generasi muda mendukung pembiayaan pembangunan melalui investasi yang menguntungkan investor domestik dengan menyediakan produk investasi/keuangan, dengan harga yang baik melalui infrastruktur pasar bagi pelaku pasar yang lebih luas.

Kedua, generasi muda pelaku usaha sangat berpengaruh dalam meningkatnya jumlah investor, akan terus didorong untuk berinvestasi melalui kolaborasi sosialisasi ke empat otoritas di berbagai daerah.

Ketiga, Like It harus dapat membuat investor menjadi tangguh dengan mendapatkan keuntungan dari investasi, mendukung pendalaman pasar keuangan.

Perry juga memberikan tips untuk mendapatkan manfaat Like It sehingga keuangan maju dan sukses berinvestasi.

“Boleh YOLO (You Only Live Once) atau menikmati hidup namun tetap dengan financial planning, Like It bukan untuk FOMO (Fear of Missing Out) atau takut ketinggalan tapi karena kebutuhan untuk mempelajari investasi", terang dia.

Terakhir “Like It mengajarkan menjadi STAR (Smart Thinking Action for better Result)". Mari bersama-sama kita perkuat literasi keuangan Indonesia dengan semboyan Like It, Like It, Like It….!!! menutup insightnya.

 


Fasilitasi Produk Investasi

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar. Foto: Tira Santia
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar. Foto: Tira Santia

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar menyampaikan bahwa basis pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal kedua 2023 adalah konsumsi masyakat atau rumah tangga yang mencapai 5,3 persen dan investasi yang meningkat 4,36 persen.

Untuk menjaga keberlanjutan dan peningkatan kedua sektor tersebut, menurut Mahendra ada sejumlah fokus di sektor jasa keuangan yang harus dioptimalkan antara lain pengembangan pembiayaan sektor UMKM dan pengembangan Pasar Modal.

Dikatakannya, pembiayaan UMKM dari perbankan dan perusahaan pembiayaan selalu menjadi prioritas kebijakan OJK. Saat pandemi, seluruh kredit restrukturisasi terkait UMKM diberikan perpanjangan sampai Maret 2024.

“Jadi seluruh perangkat kebijakan, pengawasan dan tindakan bagi ekosistem UMKM dan akses literasi bagi peningkatan masyarakat pada pemahaman serta pemanfaatan seluruh sektor jasa keuangan menjadi prioritas OJK," katanya.

Sedangkan di sektor pasar modal, Mahendra menilai potensinya masih sangat besar untuk semakin meningkatkan pembiayaan perekonomian nasional. OJK mencatat jumlah investor Pasar Modal pada Juli 2023 sudah mencapai 11,42 juta investor atau sekitar 4,5 persen dari populasi Indonesia. Dari jumlah tersebut, sebanyak 80,44 persen investor merupakan generasi muda (Generasi Milenial dan Gen Z).

“Di sinilah kita dorong, fasilitasi produk investasi, dan juga menjaga dan melindungi konsumen, dan mengawasi perilaku para perusahaan, baik emiten, jasa keuangan lain, perbankan, asuransi, pembiayaan dan juga pinjaman online, yang harus terus diawasi. Untuk itu kami siap dukung seluruh program dan kerja sama yang dicanangkan dalam kesempatan selama ini," katanya.

 


Jika well-Literate maka Investasi Makin Naik

Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa. (Dok LPS)
Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa. (Dok LPS)

Ketua Dewan Komisioner LPS Purbaya Yudhi Sadewa dalam sambutannya memaparkan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) yang memproyeksikan bahwa Indonesia akan “menikmati" puncak bonus demografi, yakni penduduk usia produktif lebih besar ketimbang non produktif pada tahun 2020-2030 dimana jumlah usia produktif pada tahun 2030 diperkirakan akan mencapai 68,01 persen dari total jumlah penduduk.

Data tersebut menegaskan bahwa potensi investasi pasar keuangan di Indonesia kedepan akan datang dari kalangan generasi muda yang sadar investasi. Kesadaran investasi tersebut perlu diikuti dengan penguatan literasi keuangan dalam rangka mendukung pendalaman pasar keuangan.

Generasi muda yang well-literate dalam investasi keuangan dapat semakin meningkatkan hasil investasi melalui keputusan dan strategi keuangan yang tepat.

Sebaliknya, jika tingkat literasinya rendah maka besar kemungkinan tingkat pemanfaatan dari produk investasi keuangan menjadi kurang optimal, atau bahkan tidak memahami risiko yang mungkin muncul dari suatu produk investasi keuangan.

Bagi pelaku usaha, menginvestasikan sebagian dari hasil usaha untuk masa depan dan tidak hanya fokus pada pertumbuhan bisnisnya juga penting sekaligus memperhatikan langkah-langkah yang dapat memberikan keamanan dan kebebasan finansial jangka panjang.

"Menginvestasikan sebagian dari kekayaan pribadi mereka adalah salah satu strategi penting yang dapat membantu mencapai tujuan ini," kata dia.

Literasi dan inklusi keuangan memberikan manfaat yang besar bagi sektor jasa keuangan dan juga pelaku usaha yang turut berkontribusi dalam membayar pajak yang mendukung program-program pemerintah, seperti pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur.

Diharapkan dengan semakin tinggi literasi dan inklusi keuangan masyarakat, maka semakin banyak masyarakat yang akan memanfaatkan produk dan layanan jasa keuangan secara tepat dengan tetap memperhatikan aspek pengelolaan risiko dan terus waspada perkembangan dengan teknologi di sektor keuangan.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya