Ekspor Loyo, Ekonomi Malaysia Tumbuh Terendah dalam 2 Tahun

Pertumbuhan ekonomi Malaysia di kuartal kedua tercatat sebesar 2,9 persen, lebih rendah dari pertumbuhan 5,6 persen pada kuartal pertama 2023.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 18 Agu 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 18 Agu 2023, 20:00 WIB
FOTO: Lockdown Dilonggarkan, Warga Malaysia Mulai Beraktivitas
Malaysia Lockdown Dilonggarkan: Sebuah monorel bergerak melalui distrik perbelanjaan kosong di pusat kota Kuala Lumpur, Malaysia, Senin, (4/5/2020). Banyak sektor bisnis dibuka kembali pada Senin di beberapa bagian Malaysia sejak penguncian sebagian virus dimulai 18 Maret. (AP/Vincent Thian)

Liputan6.com, Jakarta Malaysia mencatat pertumbuhan ekonomi terendah dalam hampir dua tahun pada kuartal kedua 2023, didorong oleh merosotnya ekspor dan perlambatan global.

Melansir Channel News Asia, Jumat (18/8/2023) pertumbuhan ekonomi Malaysia di kuartal kedua tercatat sebesar 2,9 persen, menurut data bank sentral negara itu, menandai laju paling lambat sejak kuartal ketiga 2021 ketika tumbuh sebesar 4,2 persen.

Data ekonomi Malaysia kali ini juga lebih rendah dari pertumbuhan 5,6 persen pada kuartal pertama 2023.

Bank Negara Malaysia mengatakan bahwa ekspansi ekonomi setahun penuh akan berada bawah kisaran 4 persen hingga 5 persen yang telah diperkirakan sebelumnya, meskipun beberapa ekonom memperkirakan target tersebut akan sulit dicapai karena permintaan domestik juga melambat.

"Permintaan eksternal yang lemah diperkirakan akan membebani pertumbuhan jangka pendek. Perekonomian menghadapi risiko penurunan yang berasal dari pertumbuhan global yang lebih lemah dari perkiraan, dan siklus penurunan teknologi yang lebih dalam atau lebih lama dari perkiraan," kata Gubernur Bank Negara Malaysia, Abdul Rasheed Ghaffour dalam sebuah konferensi pers.

Meskipun dia tidak memperkirakan resesi, Abdul Rasheed mengingatkan pertumbuhan ekonomi global akan berada di bawah rata-rata dalam jangka panjang.

Malaysia, salah satu pengekspor minyak kelapa sawit dan gas alam cair terbesar di dunia, juga dapat terpukul pada produksi komoditas karena El Nino dan pemeliharaan tanaman yang berkepanjangan, kata Abdul Rasheed.

Maka dari itu, meningkatkan kedatangan wisatawan dan implementasi proyek domestik yang lebih cepat di Malaysia dapat memberikan beberapa keuntungan, tambahnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Ekspor Malaysia Ikut Menurun

Menara Kuala Lumpur
Gambar pada 14 Februari 2019 menunjukkan Menara Kembar Petronas dan cakrawala kota yang terlihat dari dek observasi Menara Kuala Lumpur di ibu kota Malaysia. Dari sini pengunjung bisa mengamati segala penjuru kota Kuala Lumpur. (Mohd RASFAN / AFP)

Data lain juga menunjukkan ekspor Malaysia pada bulan Juli merosot 13,1 persen dari tahun sebelumnya, lebih buruk dari perkiraan ekonom untuk penurunan 11,3 persen. Impor juga turun lebih dari yang diharapkan.

Mohd Afzanizam Abdul Rashid dari Bank Muamalat Malaysia mengatakan data ekonomi dan perdagangan menunjukkan betapa rentannya ekonomi negara itu terhadap perlambatan global.

Konsumen Malaysia juga cenderung berhati-hati dalam pengeluaran mereka ke depan, yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi lebih lambat di paruh kedua, katanya.

"Dalam hal itu, risiko pertumbuhan PDB di bawah 4 persen hingga 5 persen proyeksi pertumbuhan cukup tinggi," kata Mohd Afzanizam.

Adapun Alex Holmes, ekonom senior di Oxford Economics, yang mengatakan bahwa perkiraan pertumbuhan pemerintah sebesar 4-5 persen tampaknya tidak mungkin tercapai.

"Permintaan domestik akan berjuang untuk momentum, karena ekspor yang lemah mengalir ke pendapatan bisnis dan membebani pertumbuhan investasi, perekrutan dan upah," jelas Holmes.


Ringgit Malaysia Kehilangan Momentum

Ilustrasi Ringgit Malaysia
Ilustrasi Ringgit Malaysia (dok. Pixabay.com/Squirrel_photos/Putu Elmira)

Malaysia juga menghadapi beberapa tekanan arus keluar dari ringgi. BNM mengatakan akan melakukan intervensi di pasar valuta asing untuk menstabilkan ringgit, yang telah turun lebih dari 5 persen terhadap dolar AS tahun ini.

Mata uang Malaysia itu naik hanya 0,2 persen pada hari Jumat.

Bank sentral Malaysia bulan lalu mempertahankan suku bunga acuan tidak berubah karena moderasi pertumbuhan dan meredanya inflasi, dengan ekonom mengatakan kemungkinan akan tetap ditahan untuk sisa tahun ini.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya