Indonesia Gagal Dapat Dana Pandemic Fund Putaran Pertama, Kemenkeu Buka Suara

Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berharap Indonesia bisa mendapatkan dana hibah dari Pandemic Fund di putaran kedua. Lantaran, diputaran pertama Indonesia tidak berhasil lolos.

oleh Tira Santia diperbarui 21 Agu 2023, 14:45 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2023, 14:45 WIB
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berharap Indonesia bisa mendapatkan dana hibah dari Pandemic Fund di putaran kedua. Lantaran, diputaran pertama Indonesia tidak berhasil lolos.
Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berharap Indonesia bisa mendapatkan dana hibah dari Pandemic Fund di putaran kedua. Lantaran, diputaran pertama Indonesia tidak berhasil lolos.

Liputan6.com, Jakarta Kementerian Keuangan (Kemenkeu) berharap Indonesia bisa mendapatkan dana hibah dari Pandemic Fund di putaran kedua. Lantaran, diputaran pertama Indonesia tidak berhasil lolos.

"Untuk pandemic fund, Indonesia memang untuk ronde pertama tidak berhasil masuk ke dalam satu paket usulan yang terdiri dari banyak usulan proposal negara-negara proposal bersama-sama, tidak termasuk yang disetujui. Namun proposal Indonesia sudah masuk," kata Kepala Pusat Kebijakan Regional dan Bilateral, Kementerian Keuangan Yogi Rahmayanti, dalam media briefing, Senin (21/8/2023).

Sebagai informasi, Pandemic Fund merupakan mekanisme pembiayaan multilateral pertama yang didedikasikan untuk menyediakan hibah multi-tahun untuk membantu negara-negara berpenghasilan rendah dan menengah menjadi lebih siap menghadapi pandemi di masa depan.

Selain itu, diketahui Dewan Pengurus The Pandemic Fund telah menyetujui dana hibah putaran pertama untuk 37 negara yang mencakup 19 proyek.

Lebih lanjut, Yogi mengungkapkan, padahal proposal yang diajukan Indonesia untuk putaran pertama memiliki kualitas yang bagus. Pemerintah Indonesia pun mempertanyakan kenapa tidak lolos untuk mendapatkan dana hibah pandemic fund.

"Sebelumnya dari kriteria yang ada itu sangat menunjukkan bahwa proposal Indonesia masuk kelompok yang cukup kompetitif, justru kita agak mempertanyakan sebetulnya pertimbangannya ada hal yang lain tapi dari sisi kualitas proposal Indonesia sudah bagus," ujarnya.

Dana Hibah Pandemic Fund

Kendati demikian, dirinya memahami bahwa yang membutuhkan dana hibah pandemic fund sangat banyak. Hal itu terbukti dari banyaknya jumlah proposal yang diajukan.

"Terbukti dari usulan-usulan yang masuk kalau nggak salah ada 300-an proposal, itu menunjukkan betapa tingginya demand dari kebutuhan untuk mengakses pandemic fund," katanya.

Adapun untuk kedepannya, Pemerintah berkomitmen untuk memperbaiki usulan proposalnya, agar diharapkan diputaran kedua dan selanjutnya berhasil memperoleh dana hibah pandemic fund.

"Di sisi lain komitmen dana sudah ada, sehingga ini yang kita dorong mempercepat segera bahwa usulan-usulan yang memang sudah diakui berkualitas bisa segera mendapatkan pendanaan meskipun di ronde-ronde setelahnya. Mungkin selanjutnya bagaimana proposal Indonesia supaya bisa lebih berkualitas tinggi itu sedang kita formulasikan," pungkasnya.

 

Dana Pandemic Fund Capai USD 1,57 Miliar dari 22 Negara dan 3 Lembaga Filantropis

Nilai Tukar Rupiah Menguat Atas Dolar
Teller tengah menghitung mata uang dolar di penukaran uang di Jakarta, Junat (23/11). Nilai tukar dolar AS terpantau terus melemah terhadap rupiah hingga ke level Rp 14.504. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian selaku focal point pada Jalur Sherpa G20 melaksanakan Kuliah Tamu di Universitas Diponegoro (Undip), Semarang pada Selasa 30 Mei 2023. Langkah ini sebagai upaya mendorong diseminasi informasi dari hasil pertemuan G20 kepada publik.

Asisten Deputi Kerja Sama Ekonomi Multilateral Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian yang juga Co-Sous Sherpa G20 Indonesia Ferry Ardiyanto menjelaskan, dalam Presidensi G20 2022, Indonesia telah mengusung penguatan arsitektur kesehatan global sebagai salah satu isu prioritas di bidang kesehatan.

Isu prioritas di bidang kesehatan tersebut selanjutnya juga difokuskan dalam beberapa hal mulai dari harmonisasi standar protokol kesehatan global, membangun ketahanan kesehatan global, memperluas manufaktur global dan pusat pengetahuan sebagai langkah pencegahan pandemi serta meningkatkan kesiapsiagaan dan respons pandemi di masa yang akan datang.

Undip sendiri telah terlibat aktif dalam penanganan pandemi Covid-19 melalui kerja sama dengan PT Bio Farma dalam pengembangan Vaksin Merah Putih, kerja sama dengan Pemerintah Kota Semarang terkait dukungan penelitian dan pengembangan teknologi dalam penanganan Covid-19, kegiatan pengabdian masyarakat melalui Kuliah Kerja Nyata mahasiswa, dan kegiatan lainnya.

Untuk itu, kuliah tamu kali ini dilakukan dengan mengusung tema yang berfokus pada peluang dan tantangan implementasi kerja sama multilateral sektor kesehatan di Indonesia pasca KTT G20 Bali. Kuliah tamu tersebut juga diharapkan dapat menjadi pintu awal dari kerja sama lain yang dapat dijalin antara Kemenko Perekonomian dengan Undip kedepannya.

“Kegiatan ini bertujuan sebagai sarana interaksi antara Pemerintah dan dunia akademik, baik sebagai media bagi Pemerintah untuk membagikan capaian diplomasi ekonomi yang dilakukan Pemerintah dalam forum multilateral G20, maupun sarana bagi dunia akademik untuk menyampaikan masukan-masukan yang dapat memperkuat efektivitas implementasi isu-isu yang dapat diperjuangkan Pemerintah di forum G20,” ungkap Ferry Ardiyanto dalam keterangan tertulis, Senin (5/6/2023).

 

Aksi Kolaboratif

Kurs Rupiah terhadap Dolar
Karyawan bank menghitung uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Senin (2/11/2020). Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin (2/11) sore ditutup melemah 0,1 persen ke level Rp14.640 per dolar AS, dari perdagangan sebelumnya yaitu Rp14.690 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Adapun salah satu concrete deliverables isu kesehatan global yakni disepakatinya skema pendanaan bernama Financial Intermediary Fund (FIF) for Pandemic Prevention, Preparedness, and Response yang kemudian bertransformasi menjadi Pandemic Fund.

Skema tersebut merupakan aksi kolaboratif antara negara donor, mitra, resipien, dan filantropis, dengan pengelolaan dana oleh Bank Dunia dan tenaga ahli dari WHO untuk meningkatkan aksi pencegahan, kesiapsiagaan, dan respons terhadap pandemi di masa mendatang, terutama pada negara-negara yang rentan.

Hingga saat ini Pandemic Fund tersebut telah terkumpul sebesar USD1,57 miliar yang berasal dari 25 kontributor dari 22 negara dan 3 lembaga filantropis. Dalam Pandemic Fund tersebut, Indonesia juga memberikan komitmen kontribusi sebesar USD50 juta yang akan dibayarkan dalam 5 tahun ke depan, dan saat ini sedang melakukan proses pembayaran tahap pertama di tahun 2023.

 

Infografis Pandemi Covid-19 Berlalu, Pengobatan dan Vaksinasi Berbayar?
Infografis Pandemi Covid-19 Berlalu, Pengobatan dan Vaksinasi Berbayar? (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya