Suhu Panas Ekstrem Eropa Picu Krisis Industri Minyak Zaitun

Industri minyak zaitun tengah mengalami krisis. Suhu panas di kawasan Eropa selatan yang mematikan ikut berdampak pada pengelolaan lahan pohon zaitun.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 21 Agu 2023, 20:00 WIB
Diterbitkan 21 Agu 2023, 20:00 WIB
Menggunakan Madu dan Minyak Zaitun
Industri minyak zaitun tengah mengalami krisis. Suhu panas di kawasan Eropa selatan yang mematikan ikut berdampak pada pengelolaan lahan pohon zaitun. Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Industri minyak zaitun tengah mengalami krisis. Melansir CNN Business, Senin (21/8/2023) suhu panas di kawasan Eropa selatan yang mematikan ikut berdampak pada pengelolaan lahan pohon zaitun, dengan pakar industri minyak zaitun memperingatkan risiko kenaikan harga yang siginifikan dan potensi kekurangan.

Ketika terlalu panas, pohon zaitun menjatuhkan buahnya untuk menghemat kelembapan atau menghasilkan buah dengan mengorbankan kesehatan pohon, kata

Kyle Holland dari kelompok riset pasar Mintec menjelaskan bahwa pohon zaitun, ketika menghadapi suhu panas yang ekstrem dapat menjatuhkan buahnya untuk menghemat kelembapan atau menghasilkan buah dengan mengorbankan kesehatan pohon.

Suhu panas yang sangat tinggi pun bisa sangat berbahaya di musim semi, saat berbunga.

Situasinya semakin memprihatinkan karena terjadi setelah panen zaitun yang buruk tahun lalu, menyusul rekor musim panas terpanas di Eropa.

Di Spanyol, negara produsen minyak zaitun terbesar di dunia, produksi telah anjlok hingga sekitar 620.000 metrik ton, dibandingkan dengan rata-rata lima tahun belakangan yang berjumlah sekitar 1,3 juta metrik ton, kata Holland.

“Setelah kekurangan dari panen sebelumnya, hal terakhir yang dihadapi industri adalah panen yang buruk,” ungkap Walter Zanre, kepala eksekutif Filippo Berio UK, anak perusahaan salah satu merek minyak zaitun terbesar di dunia.

Musim Panas

Tapi tanda-tandanya sudah mengarah ke sana. Musim panas ini, panas mencengkeram sebagian besar wilayah Mediterania, membawa "neraka panas" yang menurut para ilmuwan hampir tidak mungkin terjadi tanpa perubahan iklim.

Kondisi ini telah mempengaruhi Spanyol - yang telah mengalami gelombang panas bergulir sejak April 2023, ketika suhu mencapai 40 derajat Celcius (104 Fahrenheit) - serta negara penghasil minyak zaitun lainnya seperti Italia dan Yunani.

 

Tingkat Kerusakan

Menggunakan Minyak Zaitun
Ilustrasi Menggunakan Minyak Zaitun Credit: pexels.com/Mareefe

Tingkat kerusakan sepenuhnya pada industri zaitun tidak akan diketahui sampai setelah waktu panen pada bulan Oktober dan November mendatang, tetapi produksi minyak zaitun Eropa dapat turun hingga 700.000 metrik ton, menandai penurunan lebih dari 30 persen – dibandingkan dengan rata-rata lima tahun.

Harga massal minyak zaitun bahkan telah naik berlipat ganda dibandingkan dengan waktu yang sama tahun lalu dan semua indikasi menunjukkan kekurangan pada panen berikutnya, kata Zanre.

“Tampaknya tidak ada jeda di cakrawala,” katanya, menambahkan “industri sedang dalam krisis.”

Dewan Zaitun Internasional berhenti menyebut situasi ini sebagai krisis, tetapi seorang juru bicara mengatakan "kita menghadapi situasi yang kompleks sebagai konsekuensi dari perubahan iklim."

Secara global, produksi minyak zaitun diperkirakan turun 20 persen antara Oktober 2022 dan September 2023, menurut juru bicara Dewan Zaitun Internasional.

Mendag Singgung UE Mempersulit Ekspor Kopi Tapi Beli Batu Bara Indonesia

Menteri Perdagangan (Mendag) RI Zulkifli Hasan
Menteri Perdagangan (Mendag) RI Zulkifli Hasan.

Sebelumnya, Uni Eropa diketahui secara tiba-tiba membuat Undang-Undang Bebas Produk Deforestasi (EUDR) untuk menghambat ekspor kopi Indonesia. Di saat yang sama, Uni Eropa mengizinkan batu bara yang merupakan produk energi fosil masuk ke negara-negara di benua biru tersebut.

Alhasil, aturan EUDR akan berdampak pada ekspor kopi Indonesia ke Uni Eropa. “Berdasarkan EU, jadi lebih jelek kopi daripada batu bara? Ini kan kita susah,” kata Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan atau Zulhas di Semarang, Jawa Tengah, Minggu (20/8/2023).

Mendag Zulhas justru mengapresiasi sudut pandang Inggris yang lebih berimbang terhadap produk Indonesia. Apalagi, Inggris juga peduli dengan isu-isu pelestarian lingkungan. “Inggris dapat bertindak "lebih adil" terhadap produk Indonesia,” ujarnya.

Ketua Partai Amanat Nasional (PAN) tersebut mengatakan, Inggris tidak pernah menghalangi ekspor kertas atau kayu Indonesia. 

“Kita tidak ada kendala kirim kertas, kayu, panel kayu. SVLK (Sistem Verifikasi Legalitas Kayu) dan RSPO (Roundtable on Sustainable Palm Oil) juga berlaku,” ujarnya.

Sebagai informasi, EUDR mulai berlaku pada 16 Mei 2023, tetapi UE memberi izin perusahaan besar masa transisi untuk menerapkan aturan baru dalam waktu 18 bulan, sementara perusahaan kecil mendapat manfaat dari Masa transisi berlangsung 24 bulan.

Peraturan yang mewajibkan uji tuntas di seluruh rantai nilai untuk semua operator dan pedagang yang menangani produk ternak tertentu, kakao, kopi, kelapa sawit, karet, kedelai, dan kayu . Sehingga, produk yang ingin masuk ke Uni Eropa harus bebas dari deforestasi.

 

7 Produk Terdampak

Ilustrasi CPO 4 (Liputan6.com/M.Iqbal)
Ilustrasi CPO 4 (Liputan6.com/M.Iqbal)

EUDR diperkirakan akan menghambat ekspor tujuh produk Indonesia, termasuk sapi, kopi, minyak sawit, biji kakao, kedelai, kayu dan karet.

Hal itu di sampaikan, Wakil Menteri Perdagangan RI Jerry Sambuaga mengatakan, bahwa dalam Konsultasi Menteri Ekonomi ASEAN-UE, Indonesia sebagai bagian dari mata rantai AEM menyampaikan pentingnya prinsip keadilan dalam perdagangan dunia yang objektif.  

“Indonesia memandang pentingnya prinsip keadilan dalam perdagangan global yang obyektif. Kebijakan dalam perdagangan global tidak boleh biased atau tidak boleh ada pemahaman atau interpretasi yang hanya sepihak saja,” pungkas Jerry.

Infografis Keran Ekspor Minyak Goreng Kembali Dibuka. (Liputan6.com/Trieyasni)
Infografis Keran Ekspor Minyak Goreng Kembali Dibuka. (Liputan6.com/Trieyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya