Liputan6.com, Jakarta Anggota Ombudsman RI Yeka Hendra Fatika, menilai sisa penugasan impor beras sebanyak 400 ribu ton yang dilakukan Perum Bulog lebih lambat dari biasanya.
"Saya masih greget kenapa impor beras lambat sekali," kata Yeka dalam Konferensi Pers: Ombudsman RI Minta Pemerintah Stabilisasi Pasokan dan Harga Beras, di Kantor Ombudsman, Jakarta Selatan, Senin (18/9/2023).
Sebelumnya, pada (11/9) Perum Bulog mengaku telah menuntaskan sisa penugasan impor beras 400 ribu ton. Lebih dari separuh atau sekitar 250 ribu ton impor beras dari Kamboja, yang dijadwalkan tiba di Tanah Air paling lambat November 2023.
Baca Juga
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, pihaknya telah menyelesaikan tugas 2 juta ton impor beras untuk tahun ini. Namun untuk impor sisa 400 ribu ton, ia belum mau membocorkan asal negaranya.
Advertisement
Lebih lanjut, Yeka menyoroti terkait India yang memutuskan berhenti ekspor beras mulai 20 Juli 2023. Diketahui langkah India itu mendorong Perum Bulog menyasar tiga negara tujuan impor beras untuk memenuhi stok nasional, yakni dari Vietnam, Thailand, dan Pakistan.
Pelajaran untuk Pemerintah
Menurut Ombudsman, sebenarnya hal ini pelajaran untuk Pemerintah Indonesia agar tidak menahan impor terlalu lama. Karena urusan beras ini merupakan hal yang penting untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia.
"Sebetulnya kalau diamati atensi Ombudsman terhadap perberasan itu sudah sangat tinggi sejak dimulai saat itu pencabutan HET pada sekitar Februari-Maret, dan dorongan agar juga Bapanas segera menetapkan impor tambahan, waktu itu banyak yang berpikir tidak perlu impor padahal Ombudsman sudah mendorong ke arah sana, karena kami melihat produksi padi di 2023 ini akan mengalami masalah," pungkasnya.
Pemerintah Impor Beras dari Kamboja, Masuk Indonesia November 2023
Perum Bulog mengaku telah menuntaskan sisa penugasan impor beras 400 ribu ton. Lebih dari separuh atau sekitar 250 ribu ton impor beras dari Kamboja, yang dijadwalkan tiba di Tanah Air paling lambat November 2023.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, pihaknya kini telah menyelesaikan tugas 2 juta ton impor beras untuk tahun ini. Namun untuk impor sisa 400 ribu ton, ia belum mau membocorkan asal negaranya.Â
"Impor beras sudah selesai. (Asal negaranya?) Rahasia, yang penting sudah selesai. Berarti kita tidak impor lagi," tegas pria yang akrab disapa Buwas tersebut di Gudang Bulog DKI Jakarta & Banten di Kelapa Gading, Jakarta, Senin (11/9/2023).
Namun, ia meneruskan, itu bukan berarti 400 ribu ton beras impor tersebut sudah tiba seluruhnya di Indonesia. Kendati begitu, ia menjamin stok cadangan beras pemerintah saat ini sudah aman.Â
"Udah selesai bukan udah masuk semua, makanya beras Bulog banyak. Udah aman," kata Buwas.Â
Â
Advertisement
Kata Jokowi
Pada kesempatan terpisah di Gudang Bulog Dramaga, Kabupaten Bogor, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan, pemerintah telah bersepakat dengan Kamboja untuk mengimpor 250 ribu ton beras.
Jokowi mengutarakan, kedatangan beras dari Kamboja itu jadi satu paket dengan program impor beras sisa 400 ribu ton. "Lagi dalam perjalanan," imbuhnya.Â
RI 1 menyebut impor beras dari Kamboja tersebut nantinya akan disalurkan untuk gudang milik Perum Bulog. Ia pun menargetkan itu bisa tiba seluruhnya pada November 2023 mendatang.Â
"Paling lama pak Kabulog menyampaikan, paling lambat November dalam perjalanan. Masa langsung datang, ngomong langsung udah sampai gudang," kata Jokowi.Â