Kenalkan Daniel Noboa, Pengusaha Pisang Berusia 35 Tahun Terpilih Jadi Presiden Ekuador

Dengan menguasai lebih dari 97% suara, Daniel Noboa menjadi Presiden Ekuador termuda dalam sejarah.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 16 Okt 2023, 21:00 WIB
Diterbitkan 16 Okt 2023, 21:00 WIB
Daniel Noboa
Daniel Noboa terpilih sebagai presiden Ekuador pada usia 35 tahun, menjadikannya yang termuda dalam sejarah negara itu. (Dok. AP/Martin Mejia)

Liputan6.com, Jakarta Ekuador memiliki kepala negara baru. Pengusaha berusia 35 tahun bernama Daniel Noboa, terpilih menjadi Presiden Ekuador, setelah memenangkan pemilu putaran kedua pada hari Minggu kemarin.

Dengan menguasai lebih dari 97% suara, Noboa menjadi presiden termuda dalam sejarah Ekuador. Dia mengalahkan dengan unggul empat poin persentase atas saingannya dari sayap kiri, Luisa González.

Dalam pidato kemenangannya, melansir BBC, Senin (16/10/2023), bila menjadi Presiden Ekuador,  Noboa mengatakan bahwa ia akan "memberikan kembali senyuman dan kedamaian bagi negaranya".

Siapa sosok Noboa?

Noboa muda adalah putra dan pewaris raja pisang Álvaro Noboa, yang sempat mencoba ikut pemilihan Presiden Ekuador sebanyak lima kali namun gagal.

Dia merupakan Lulusan Harvard Kennedy School. Di usia mudanya, Daniel Noboa tampaknya berhasil menarik perhatian para pemilih muda yang muak dengan kondisi yang ada.

Meskipun ia menampilkan dirinya sebagai alternatif dari politisi yang lebih mapan, para pengkritiknya menunjukkan bahwa ia berasal dari salah satu keluarga paling berkuasa di Ekuador.

Selama kampanyenya, Noboa berjanji akan memerangi geng-geng kuat di negara tersebut – yang banyak di antaranya beroperasi dari dalam penjara. Dengan menempatkan penjahat paling kejam di kapal penjara di lepas pantai Ekuador.

Ia juga mengatakan bahwa ia akan meningkatkan keamanan di perbatasan dan pelabuhan Ekuador untuk mengganggu jalur utama penyelundupan narkoba.

Untuk mengangkat perekonomian dari keterpurukan pascapandemi, dia berjanji untuk meningkatkan kesempatan kerja bagi generasi muda Ekuador, khususnya dengan menciptakan insentif bagi perusahaan nasional dan asing.

 

 

 

Dibayangi Kekerasan

Kampanye pemilu di Ekuador dibayangi oleh tingkat kekerasan yang belum pernah terjadi sebelumnya, yang menyebabkan salah satu kandidat, Fernando Villavicencio, dibunuh hanya beberapa hari sebelum putaran pertama pemungutan suara pada bulan Agustus.

Tingkat pembunuhan di Ekuador meningkat empat kali lipat antara tahun 2018 dan 2022. Jajak pendapat menunjukkan bahwa keamanan adalah perhatian utama pemilih menjelang pemilu.

Diapit tentara bersenjata lengkap, Noboa naik ke panggung dia menyampaikan janjinya. "Besok kami akan mulai bekerja untuk Ekuador yang baru, untuk membangun kembali negara yang dilanda kekerasan, korupsi dan kebencian," kata dia.

Para analis menyatakan bahwa Noboa, yang memiliki sedikit pengalaman politik, akan menghadapi perjuangan berat untuk mengatasi masalah keamanan Ekuador dan kinerja ekonomi yang buruk selama masa jabatannya yang terbatas.

Meskipun masa jabatan presiden di Ekuador biasanya berlangsung selama empat tahun, hal ini merupakan pemilihan umum awal yang dipicu oleh pembubaran parlemen oleh Presiden Guillermo Lasso yang akan keluar.

Tuan Noboa akan menjalani masa jabatan yang dimulai oleh Tuan Lasso, yang akan berakhir pada Mei 2025. Dia kemudian dapat mencalonkan diri untuk masa jabatan kedua. Pendukung pengusaha muda itu turun ke jalan untuk merayakan kemenangannya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya