Liputan6.com, Jakarta - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengungkap ambisinya dalam mengejar target produksi beras sebesar 3,5 juta ton hingga akhir 2023 ini. Dia menilai hal ini perlu dilakukan usai badai kering El Nino hilang dari Indonesia.
Mentan Amran juga memanfaatkan masa tanam padi pada periode Oktober 2023 - Maret 2024 ini. Di sisi lain, kondisinya dinilai mulai membaik karena masuk periode hujan.
Baca Juga
"Kami beri target kalau bisa 5 bulan ini, nanti November 1,5 juta (ton), terus bulan depannya minimal 2 juta (ton) kira-kira. Itu harus dicapai, itu mutlak," tegasnya di Kantor Kementerian Pertanian, Jakarta, ditulis Sabtu (28/10/2023).
Advertisement
Dia mengakui tekanan El Nino belakangan membuar anjlok produksi nasional, termasuk beras. Maka, pada periode tanam Oktober-Maret dia akan fokus menggenjot produksi.
"Ini betul-betul tekanan El Nino ini luar biasa terhadap pangan. Jadi kita fokus dulu padi dengan jagung. 2 komoditas strategis, kita rancang tadi untuk oktober-maret. Ini tidak boleh meleset. Ini persoalan hajat hidup orang banyak," katanya.
Mengejar target itu, Mentan Amran tak lepas dari strategi. Dia bakal mengumpulkan para kepala daerah untuk mengidentifikasi lahan yang bisa ditanami.
"Kami akan mengumpulkan kepala dinas se-Indoensia, kabupaten, hingga provinsi untuk ingin tahu detail, dimana saja lahan yang bisa ditanam di seluruh Indonesia," ungkapnya.
"Sudah ada lahan, kita bantu bibit yang sudah siap tanam. Agar insentif bagi petnai kita. Mudah-mudahan ada bibit, yang tersedia sekrang untuk 50.000 hektar. Siapa yang cepat tanam ada bibit yang disiapkan. Kita harus kejar awal musim hujan ini," bebernya.
Â
Setop Impor Beras
Sebelumnya, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengaku optimis Indonesia bisa kembali swasembada beras 3 tahun mendatang atau 2026. Amran ingin mengulang kesuksesan setop impor di beberapa tahun lalu.
Mentan Amran mengatakan pernah swasembada beras di masa kepemimpinannya di periode pertama Presiden Joko Widodo (Jokowi). Ini yang melandasi kuat target Amran kedepannya.
"Kembali seperti kemarin sedia kala, 2-3 tahun, maksimal 3 tahun, bisa saja 2 tahun," kata dia di Kantor Kementan, Jakarta, ditulis Sabtu (28/10/2023).
Â
Advertisement
Sukses Swasembada 2017
Dengan swasembada ini, artinya Indonesia tak melakukan impor lagi. Dia berkaca pada posisi swasembaga beras pada tahun 2017 hingga 2021 lalu.
"Target kita kesitu (setop impor), dulu kan pernah swasembada, 2017 ga ada impor, 2019 ga ada impor, 2020 ga ada impor, 2021 ga ada. 2022 mulai (impor) dengan 2023," tegasnya.
"Sebenaenya udah menuju ke sana kan. Sudah swasembada 2017 udah ga ada impor beras medium sama sekali. Kita hebat-hebat," sambung dia.
Melalui target yang dikejar ini, Amran pede Indonesia bisa jadi pusat lumbung pangan dunia. "Sebenaenya udah menuju ke sana kan. Sudah swasembada 2017 udah ga ada impor beras medium sama sekali.
Â
Fondasi di Kementan
Mentan Amran menyadari waktunya di kabinet kali ini sangat singkat, hanya sekitar 1 tahun kedepan. Namun, itu dikatakan tak akan menurunkan standar target tadi.
Satu fokus yang akan dibawanya selama 1 tahun kedepan adalah menguatkan fondasi di Kementan. Nantinya, para pejabat teknis yang akan melanjutkan target tersebut.
"Kita letakan fondasinya seperti yang kita lakukan dulu. Kita punya pengalaman sama-sama, kita letakan pondasinya 1 tahun. Mudah-mudahan yang melanjutkan sudah tinggal jalan. Ini yang berganti kan cuma menterinya," beber dia.
Advertisement