Jaga Inflasi, Mendag Bakal Terus Blusukan ke Pasar Tradisional

Untuk menjaga agar harga pangan tetap stabil, berbagai upaya dilakukan, termasuk kunjungan rutin ke pasar tradisional di seluruh wilayah Indonesia. Tujuannya adalah agar masyarakat bisa memperoleh bahan komoditas pangan dengan harga yang terjangkau.

oleh Elza Hayarana Sahira diperbarui 27 Nov 2023, 18:10 WIB
Diterbitkan 27 Nov 2023, 18:05 WIB
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengadakan rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, pada Senin (27/11/2023). (Dok Kemendag)
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan mengadakan rapat kerja dengan Komisi VI DPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks MPR/DPR/DPD, Senayan, Jakarta, pada Senin (27/11/2023). (Dok Kemendag)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Perdagangan (Mendag), Zulkifli Hasan memastikan bahwa pemerintah akan terus menjaga tingkat inflasi di Indonesia dalam kisaran 4%. Hal tersebut diungkap dalam rapat kerja antara Kementerian Perdagangan dan Komisi VI DPR RI di Gedung Nusantara, Kompleks MPR, Senayan, Jakarta, pada Senin (27/11/2023).

Per Oktober 2023, Indonesia mengalami inflasi tahunan sebesar 2,56%, dengan inflasi bulanan sebesar 0,17%. “(Angka ini) masih dalam sasaran inflasi 2%-4%. Inflasi kita lebih rendah dari tahun lalu yang (sebesar) 5,5%. Target (inflasi) kita (tetap terjaga di) 2-4%,” kata Zulkifli Hasan

Menurutnya, kelompok pangan tetap menjadi penyumbang inflasi terbesar, khususnya komoditas seperti beras dan telur ayam ras.

"Komoditas penyumbang inflasi tahun 2023 antara lain beras dan telur ayam ras. Sementara itu, komoditas penyumbang deflasi terbesar tahun 2023 adalah minyak goreng, cabai merah, bawang merah, dan cabai rawit," paparnya.

Untuk menjaga agar harga pangan tetap stabil, berbagai upaya dilakukan, termasuk kunjungan rutin ke pasar tradisional di seluruh wilayah Indonesia. Tujuannya adalah agar masyarakat bisa memperoleh bahan komoditas pangan dengan harga yang terjangkau.

“Saya bersama Kemendag berupaya sekuat tenaga memastikan harga komoditas di level harga terjangkau bagi masyarakat,” pungkasnya.

Sebagai informasi tambahan, rapat hari ini membahas berbagai topik, termasuk kenaikan harga bahan pokok dan kebutuhan penting, subsidi minyak goreng, stabilitas harga komoditas pangan, hingga kinerja ekspor sepanjang tahun 2023. Turut hadir mendampingi Zulhas, Wakil Menteri Perdagangan Jerry Sambuaga dan jajaran Kemendag lainnya.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Jaga Inflasi, BI Awasi Dampak Kenaikan Harga Energi dan Pangan Global

20161003-Pasar Tebet-Jakarta- Angga Yuniar
Pedagang merapikan barang dagangannya di Tebet, Jakarta, Senin (3/10). Secara umum, bahan makanan deflasi tapi ada kenaikan cabai merah sehingga peranannya mengalami inflasi. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Bank Indonesia (BI) akan terus mencermati sejumlah risikoyang dapat menimbulkan tekanan terhadap tetap terkendalinya inflasi di ke depannya. Ini termasuk dampak kenaikan harga energi dan pangan global serta tekanan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap imported inflation.

Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) Bank Indonesia (BI) Erwindo Kolopaking, menyebutkan Inflasi IHK Oktober 2023 tercatat sebesar 2,56%(yoy) dan tetap terjaga dalam kisaran sasaran.

 Sementara inflasi inti disebut terjaga tercatat sebesar 1,91%(yoy), lebih rendah dibandingkan dengan inflasi bulan sebelumnya sebesar 2% (yoy).

"Ke depan target IHK akan turun dari 3,0±1% pada 2023 menjadi 2,5±1% pada 2024. Jadi kita pastikan ini adalah inflasi yang terjaga ekspektasi inflasinya terutama," jelas dia di Papua, akhir pekan kemarin.

Kelompok volatile food mencatat inflasi sebesar5,54% meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya yang tercatat sebesar3,62%(yoy). Dikatakan ini sebagai dampak dari kenaikan harga beras.

Inflasi kelompok administered prices juga meningkat menjadi 2,12%(yoy),dari bulan sebelumnya sebesar1,99%(yoy).

"Seperti kita tahu beras di oktober sangat tinggi tetapi pemerintah melakukan intervensi cukup besar sehingga kita melihat angka relatif menurun jadi administered prices relatif stabil," jelas dia.

Dalam pemaparannya disebutkan, inflasi yang terjaga merupakan hasil nyata dari konsistensi kebijakan moneter serta eratnya sinergi pengendalian inflasi antara Bank Indonesia dan Pemerintah (Pusat dan Daerah) dalam Tim Pengendalian Inflasi Pusat dan Daerah (TPIP dan TPID) melalui penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) di berbagai daerah. 

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya