Impor November 2023 Naik 4,89%, Didorong Masuknya Sisa Industri Makanan dan Pupuk

Untuk impor nonmigas tercatat USD 16,10 miliar atau naik sebesar 4,08 persen, jika dibandingkan bulan sebelumnya USD 15,47 miliar.

oleh Tira Santia diperbarui 15 Des 2023, 12:15 WIB
Diterbitkan 15 Des 2023, 12:15 WIB
Bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor pada November 2023 mencapai USD 19,59 miliar atau meningkat 4,89 persen secara bulanan, jika dibandingkan Oktober 2023 sebesar USD 18,67 miliar. (merdeka.com/Imam Buhori)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor pada November 2023 mencapai USD 19,59 miliar atau meningkat 4,89 persen secara bulanan, jika dibandingkan Oktober 2023 sebesar USD 18,67 miliar.

Deputi Bidang Statistik Ditribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini, merinci, untuk impor nonmigas tercatat USD 16,10 miliar atau naik sebesar 4,08 persen, jika dibandingkan bulan sebelumnya USD 15,47 miliar.

“Peningkatan impor nonmigas secara bulanan, didorong oleh peran komoditas besi dan baja naik 16,34 persen, kemudian ampas dan sisa industri makanan naik 31,98 persen, serta pupuk naik 76,58 persen,” kata Pudji dalam konferensi Pers BPS, Jumat (15/12/2023).

Sementara untuk impor migas mencapai USD3,49 miliar atau naik sebesar 8,79 persen dibandingkan bulan sebelumnya sebesar USD 3,21 miliar.

"Kenaikan impor migas didorong oleh naiknya impor minyak mentah, hasil minyak dan gas yang masing-masing naik sebesar 9,39 persen, 10,77 persen, dan 11,55 persen,” ujarnya.

Adapun secara total nilai impor pada November 2023 mencapai USD19,59 miliar atau naik sebesar 3,29 persen yoy, jika dibandingkan dengan November 2022 dengan nilai sebesar USD 18,96 miliar.

“Impor migas turun naik 24,41 persen yoy. Sementara, impor non migas turun -0,37 persen yoy, melanjutkan tren penurunan secara tahunan yang terjadi selama 6 bulan berturut-turut," ujarnya.

Lebih lanjut, BPS mencatat, ekspor Indonesia pada November 2023 mencapai USD 22 miliar. Capaian tersebut turun sebesar 0,67 persen dibanding bulan sebelumnya.

 

Neraca Perdagangan RI Surplus 43 Bulan Berturut-turut, November Capai USD 2,41 Miliar

Bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Priok
Deputi Bidang Metodologi dan Informasi Statistik BPS Imam Machdi mengatakan surplus neraca dagang didapatkan dari nilai ekspor yang mencpai US$23,5 miliar miliar dan impor mencapai US$20,59 miliar. (merdeka.com/Imam Buhori)

Neraca perdagangan Indonesia pada November 2023 kembali mencatatkan surplus sebesar USD 2,41 miliar. Artinya, neraca perdagangan Indonesia kembali surpus selama 43 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.

"Neraca perdagangan Indonesia telah mencatatkan surplus selama 43 bulan berturut-turut sejak Mei 2020," kata Deputi Bidang Statistik dan Jasa BPS, Pudji Ismatini dalam konferensi pers, Rabu (15/12/2023).Pudji mengatakan, surplus bulan November 2023 menurun jika dibandingkan bulan sebelumnya, dan lebih rendah dibandingkan bulan yang sama pada tahun lalu.

BPS mencatat, surplus neraca perdagangan pada November 2023 ini lebih ditopang pada surplus komoditas non migas yaitu sebesar USD 4,62 miliar dengan komoditas penyimbang surplus adalah bahan bakr mineral, lemak dan minyak hewan atau nabati, kemudian besi dan baja.

Komoditas Migas

Sumber migas
PT Pertamina Hulu Energi (PHE) menjalankan strategi operasi masif dan agresif melalui keberhasilan sejumlah pengeboran eksplorasi yang menghasilkan penambahan sumber daya 2C terambil sebesar 144 MMBO untuk minyak dan 931 BCFG untuk gas.

Sementara itu, pada saat yabg sama neraca perdagangan komoditas migas tercatat defisit USD 2,21 miliar dengan komoditas penyumbang defisit adalah hasil minyak dan minyak mentah.

"Defisit neraca perdagangan migas November 2023 ini lebih tinggi dari bulan sebelumnya, dan buln yang sama pada tahun lalu," ujarnya.

Secara kumulatif hingga November 2023, total surplus neraca dagang Indonesia mencapai USD 33,63 miliar atau lebih rendah sekitar USD 16,91 miliar atau 33,46 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. 

Infografis Ketimpangan Ekonomi Global
Hampir 99 persen kekayaan dunia dimiliki, hanya oleh 1 persen kelompok tertentu (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya