Liputan6.com, Jakarta Indonesia menjadi salah satu negara di dunia yang ekonominya terus berkembang. Dengan konsistensi ini, Indonesia diramal menjadi salah satu negara superpower dunia pada 2050.
Hal ini tercatat dalam laporan PwC’s “The World in 2050”. Dikutip Liputan6.com, Kamis (4/1/2024), laporan tersebut menempatkan Indonesia berada di peringkat ke-4 dunia sebagai salah satu negara superpower.
Peringkat Indonesia ini berada tepat di bawah Amerika Serikat yang ada di peringkat ke-3 dunia. Sementara peringkat teratas diduduki oleh China dan peringkat kedua ditempati India.
Baca Juga
Laporan ini juga mencatat posisi nomor 5 adalah Brazil. Sementara posisi 6 hingga 10 diduduki oleh Rusia, Meksiko, Jepang, Jerman, dan Inggris.
Advertisement
Laporan tersebut menyebutkan salah satu indikator penentunya adalah konsistensi dalam menjaga pertumbuhan ekonomi dan penerapan teknologi yang lebih efisien.
Pujian IMF
Konsistensi ekonomi Indonesia ini juga pernah mendapat pujian dari Dana Moneter Internasional (IMF). IMF menyebutkan bahwa ekonomi Indonesia sebagai salah satu yang paling solid di tengah perlambatan global.
IMF, dalam laporan World Economic Outlook edisi April 2023 menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hingga 0,2 poin persentase, dari 4,8 persen menjadi 5,0 persen.
Adapun proyeksi untuk ekonomi Indonesia untuk tahun 2024 cukup sehat di tingkat 5,1 persen.
"Kenaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi oleh IMF ini menunjukkan bahwa Indonesia masih menjadi salah satu bright spot di tengah situasi global yang penuh ketidakpastian," kata Kepala Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Febrio Kacaribu, dikutip dari laman resmi Kemenkeu Jumat (14/4/2023).
Sejalan dengan proyeksi IMF, perekonomian Indonesia terus menunjukkan resiliensi dan penguatan, beber Febrio.
Meski PMI Manufaktur global masih di zona kontraktif, PMI Manufaktur Indonesia per Maret 2023 konsisten berada di level ekspansif selama 19 bulan berturut-turut.
Konsumsi
Di sisi konsumsi, indeks penjualan ritel dan keyakinan konsumen masih tinggi, dengan inflasi yang relatif moderat di tingkat 5,0 persen (yoy).
Selain itu, posisi eksternal Indonesia juga tetap sehat. Hal ini didukung leh neraca perdagangan yang membukukan surplus selam 5 bulan berturut-turut.
Ditambah lagi, penerimaan negara tumbuh baik dibarengi dengan belanja negara yang lebih berkualitas.
"Pemerintah terus berupaya menjaga momentum pemulihan dan stabilitas perekonomian nasional. Dengan kontribusi permintaan domestik yang besar, berbagai upaya untuk mengendalikan inflasi agar tetap berada pada level moderat menjadi sangat krusial untuk terus menjaga momentum pemulihan ekonomi dan daya beli masyarakat," jelas Febrio.
Advertisement