Kurs Rupiah Loyo Jelang Pencoblosan Pilpres 14 Februari 2024 Besok

Rupiah diramal fluktuatif namun ditutup melemah direntang 15.580-15.670.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 13 Feb 2024, 17:15 WIB
Diterbitkan 13 Feb 2024, 17:15 WIB
nilai rupiah melemah terhadap dollar
Pegawai memperlihatkan mata uang rupiah di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta, Kamis (5/1/2023). Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup turun 0,22 persen atau 34 poin ke Rp15.616,5 per dolar AS. Hal tersebut terjadi di tengah penguatan indeks dolar AS 0,16 persen ke 104,41. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Kurs Rupiah ditutup melemah 9 point dalam perdagangan pada Selasa sore (13/2), walaupun sebelumnya sempat menguat 25 point dilevel 15.603 per USD dari penutupan sebelumnya di level 15.594 per USD.

"Sedangkan untuk perdagangan kamis, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah direntang 15.580-15.670," ungkap Ibrahim Assuaibi, Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka dalam paparan tertulis dikutip Selasa (13/2/2024).

Seperti diketahui, Pemilu 2024 sedang berada di masa tenang selama tiga hari (Minggu-Selasa), di mana tidak boleh ada kegiatan kampanye selama periode tersebut.

Masa tenang ini berlangsung mulai 11 Februari 2024-13 Februari 2024.  Ibrahim mengungkapkan, pelaksanaan pesta demokrasi akan memiliki pengaruh pada kondisi ekonomi.

"Sentimen pemilu dan pilpres diperkirakan akan mewarnai pergerakan pasar keuangan terutama mata uang garuda, terlebih pilpres kali ini sangat penting mengingat sekitar 204,81 juta warga Indonesia yang terdaftar memilih akan menentukan siapa presiden Indonesia berikutnya," kata Ibrahim.

Dari tiga pasangan calon presiden dan calon wakil presiden pilpres 2024, sejauh ini sejumlah survei menunjukkan pasangan nomor urut 2 yakni Prabowo-Gibran memang unggul lebih dari 50 persen, perolehan suara per provinsi juga menentukan dalam kemenangannya.

"Masih ketatnya persaingan inilah yang diperkirakan akan sangat mempengaruhi laju pasar keuangan dalam negeri pekan ini. Diperkirakan pasar akan volatile sebelum pemilu dan kemungkinan bisa bergerak menguat atau sebaliknya melemah tajam pada Kamis pekan ini tergantung pada hasil quick count atau hitung cepat pilpres," beber Ibrahim.

"Hasil quick count setidaknya akan menunjukkan apakah pilpres Indonesia akan berlangsung satu atau dua putaran. Pelaksanaan pilpres satu atau dua putaran ini  akan mempengaruhi sentimen investasi, terutama dari investor asing. Pasalnya, belum ada kejelasan mengenai kebijakan yang akan diambil ke depan," tambahnya.

USD Ikut Melemah Jelang Pemungutan Suara Pemilu 2024

Kurs Rupiah terhadap Dolar
Karyawan bank menunjukkan mata uang dolar Amerika Serikat (AS) di Jakarta, Senin (2/11/2020). Nilai tukar rupiah pada perdagangan Senin (2/11) sore ditutup melemah 0,1 persen ke level Rp14.640 per dolar AS, dari perdagangan sebelumnya yaitu Rp14.690 per dolar AS. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Ibrahim Assuaibi mengatakan, indeks dolar Amerik Serikat atau USD melemah pada Selasa, 13 Februari 2024.

Menjelang laporan CPI pada hari Selasa, Federal Reserve Bank of New York merilis Survei Ekspektasi Konsumen bulan Januari 2024.

Survei itu menunjukkan inflasi AS satu tahun dan lima tahun dari sekarang tidak berubah pada angka masing-masing 3 persen dan 2,5 persen, sedangkan proyeksi kenaikan inflasi tiga tahun dari sekarang turun menjadi 2,4 persen, terendah sejak Maret 2020, dari 2,6 persen pada bulan Desember.

Perubahan Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed

Suku Bunga
Ilustrasi Foto Suku Bunga (iStockphoto)

Ibrahim kembali menyoroti perubahan ekspektasi mengenai kapan dan seberapa cepat The Fed akan menurunkan suku bunga seiring dengan penurunan inflasi merupakan pendorong yang signifikan terhadap pasar mata uang saat ini.

"Data ketenagakerjaan yang kuat pada bulan ini sebagian besar telah mengesampingkan kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada bulan Maret, dan pasar melihat pergerakan pada bulan Mei sebagai hal yang lebih mungkin terjadi," paparnya. 

Di kawasan lain, ada banyak data yang dirilis minggu ini salah satunya di Inggris, termasuk angka inflasi dan produk domestik bruto (PDB), yang diperkirakan akan dirilis pada hari Rabu.

Data tersebut kemungkinan besar juga akan mempengaruhi opini mengenai kapan Bank of England akan mulai menurunkan suku bunganya. Saat ini terlihat tertinggal dari The Fed dan ECB.

Infografis Nilai Tukar Rupiah
Infografis Nilai Tukar Rupiah (Liputan6.com/Trie Yas)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya