Sebar Bansos di Tangsel, Jokowi Bongkar Alasan Harga Beras Meroket

Menyikapi lonjakan harga beras saat ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir langsung dalam kegiatan penyaluran Bantuan Pangan beras atau bansos beras di Kota Tangerang Selatan, Banten, pada Senin (19/2/2024).

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 21 Feb 2024, 19:26 WIB
Diterbitkan 19 Feb 2024, 19:50 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir langsung dalam kegiatan penyaluran Bantuan Pangan beras atau bansos beras di Kota Tangerang Selatan, Banten.
Menyikapi lonjakan harga beras saat ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir langsung dalam kegiatan penyaluran Bantuan Pangan beras atau bansos beras di Kota Tangerang Selatan, Banten, pada Senin (19/2/2024).

Liputan6.com, Jakarta Menyikapi lonjakan harga beras saat ini, Presiden Joko Widodo (Jokowi) hadir langsung dalam kegiatan penyaluran Bantuan Pangan beras atau bansos beras di Kota Tangerang Selatan, Banten, pada Senin (19/2/2024).

Jokowi menegaskan, program bansos beras jadi salah satu solusi dalam menghadapi situasi perberasan yang saat ini tengah mengalami fluktuasi harga.

Lebih lanjut, RI 1 menjelaskan bahwa kenaikan harga ini dipicu kegagalan panen yang disebabkan oleh bencana El Nino di seluruh dunia. Sehingga hal ini berdampak pada kenaikan harga karena jumlah produksi menurun, sementara kebutuhan konsumsi masyarakat cenderung tetap atau bahkan mengalami peningkatan.

"Kenapa pemerintah memberikan beras 10 kg setiap bulan kepada masyarakat? Karena harga beras di seluruh dunia saat ini mengalami kenaikan harga, tidak hanya di Indonesia saja," tegas Jokowi.

"Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan iklim, perubahan cuaca, sehingga banyak yang gagal panen padahal yang makan tetap, produksinya berkurang, sehingga harganya menjadi naik. Pemerintah memberikan bantuan beras ini agar meringankan bapak/ibu semuanya," ungkapnya.

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi yang turut hadir mendampingi Jokowi dalam kegiatan ini menyatakan, saat ini pemerintah tengah bersiap untuk melakukan penyerapan beras dari dalam negeri yang berasal dari panen raya pada Maret 2024 mendatang.

Menurut fia, saat ini pemerintah berkomitmen melakukan upaya-upaya untuk menghadirkan keseimbangan beras di pasaran. Sehingga produsen dan konsumen menerima kebaikan dari kebijakan yang dibuat oleh pemerintah.

"Kita berharap panen bulan Maret nanti bisa di atas 3 juta ton, kemungkinan di angka 3,5 juta ton. Sehingga dapat menurunkan tension harga beras yang ada," kata Arief.

"Dan, pemerintah hari ini sedang menyeimbangkan antara Nilai Tukar Petani khususnya tanaman pangan yang angkanya itu 116,16 persen di tingkat petani dengan harga yang di hilir. Ya, ini memang perlu waktu untuk sampai pada keseimbangan baru," imbuhnya.

Stok Beras

Ditemui di lokasi yang sama, Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menyatakan, pihaknya saat ini memiliki ketersediaan stok beras yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya menjelang bulan puasa dan Lebaran 2024.

Bayu menekankan, Bulog saat ini secara rutin menggelontorkan beras ke berbagai saluran distribusi baik untuk program bansos beras maupun Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) guna memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat, selain menyalurkan Bantuan Pangan Beras alokasi Februari dan persiapan alokasi Maret, Bulog terus mendorong distribusi beras ke berbagai saluran yang diantaranya ke Pasar Induk beras Cipinang, pasar tradisional bahkan ke outlet-outlet retail modern. Jadi, retail modern pun sudah mulai terpenuhi dalam seminggu terakhir ini. Sehingga masyarakat tidak perlu kesulitan dalam mencari beras," tuturnya.


Jokowi Sebut Harga Beras Naik Tak Hanya di Indonesia, Ini Gara-garanya

Presiden Joko Widodo atau Jokowi
Presiden Joko Widodo atau Jokowi saat meninjau stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang Jakarta Timur, Kamis (15/2/2024). (Foto: Liputan6.com/Lizsa Egeham).

Presiden Joko Widodo atau Jokowi angkat suara terkait kenaikan harga beras hingga kelangkaan pasokan beras di pasar tradisional hingga retail modern.

Jokowi mengatakan, kenaikan harga beras yang dikeluhkan masyarakat ini diakibatkan oleh persolan perubahan iklim. Hal ini  berdampak pada terganggunya musim tanam padi yang menyebabkan produktivitas panen menurun.

Menurutnya, kenaikan harga beras tidak hanya terjadi di Indonesia. Melainkan, juga di berbagai negara belahan dunia lainnya.

"(Beras naik) Tidak hanya di Indonesia. Kenapa naik? Karena perubahan iklim sehingga produksi berkurang dan harga naik. Karena perubahan iklim sehingga produksi berkurang dan harga naik,"  kata Jokowi saat meninjau penyaluran Bansos Beras di Kantor Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, dan Perikanan Kota Tangerang Selatan, Senin (19/2/2024).Adapun, terkait kritik penyaluran bansos berasal kemasan 10 kilogram di tahun politik. Jokowi menyebut, ini upaya pemerintah untuk melindungi daya beli masyarakat.

"Karena kita tahu harga beras di seluruh negara naik. Dan Pemerintah membantu dengan menyalurkan bantuan beras ini agar meringankan Bapak dan Ibu semuanya," ungkapnya.

Oleh karena itu, pemerintah terus memastikan penggelontoran bansos beras kepada masyarakat berpendapatan rendah. Jokowi berjanji penyaluran bansos beras ini tetap akan memperhatikan ketersediaan anggaran di APBN 2024.

"Jadi ini Januari, Februari, Maret, April, Mei, dan Juni. Nanti setelah Juni kita lihat APBN mencukupi atau tidak. Jadi udah terima semua?," ujar  Jokowi di hadapan 1.064 penerima bansos beras.

 


Kenaikan Harga Beras

Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengecek stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengecek stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang, Jakarta Timur, Kamis (15/2/2024). (Foto: Liputan6.com/Lizsa Egeham).

Sebelumnya, Ekonom dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia, Eliza Mardian, menyoroti ihwal persoalan kenaikan harga dan kelangkaan stok beras di pasaran yang banyak dikeluhkan masyarakat selaku konsumen. 

Eliza menilai, tren kenaikan harga beras dan kelangkaan stok beras ini dipengaruhi oleh program bantuan sosial (bansos) pangan yang gencar dilakukan pemerintahan Jokowi di tahun politik. 

"Karena pemerintah mengguyur bansos, akibatnya stok CBP di Bulog saat ini hanya sekitar 1,2 juta, tidak cukup kuat mengintervensi kenaikan harga di pasar," ungkap Eliza saat dihubungi Merdeka.com di Jakarta, Selasa (13/2).

 


Beras Jadi Alat Kampanye

20160525-Operasi-Pasar-Murah-Bulog-Yogyakarta-BH
Seorang calon pembeli memilih beras murah pada operasi pasar murah Bulog DIY di pasar Beringharjo, (25/5). Operasi pasar tersebut di jual bererapa bahan kebutuhan pokok diantaranya,beras,minyak goreng di bawah harga pasaran. (Liputan6.com/Boy Harjanto)

Sebelumnya, Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi), Reynaldi Sarijowan mengatakan, saat ini, kenaikan harga beras telah memecahkan rekor tertinggi di era pemerintahan Jokowi.

Reynaldi mencatat, untuk harga beras medium dijual Rp 13.500 per kilogram (kg) sedangkan beras premium sudah menyentuh Rp 18.500 per kg.

"Ini harga beras tertinggi sepanjang pemerintahan presiden Jokowi," ujar Reynaldi kepada Merdeka.com di Jakarta, Senin (12/2).

Selain alami kenaikan harga, lanjut Reynaldi, pasokan beras medium maupun premium juga mulai langkah di pasar tradisional. Kondisi ini menyebabkan harga beras menjadi semakin mahal.

"(Saat ini) beras melonjak dan sulitnya beras di dapati di pasar tradisional," ungkapnya.

 

Infografis Harga Beras Naik hingga Beli Beras Dibatasi
Infografis Harga Beras Naik hingga Beli Beras Dibatasi (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya