Pasokan Beras Aman hingga Ramadan dan Lebaran 2024, Pemerintah Punya Stok Berapa?

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan bahwa Indonesia memiliki persediaan beras cukup banyak untuk periode Ramadhan dan Idul Fitri 2024.

oleh Septian Deny diperbarui 20 Feb 2024, 13:21 WIB
Diterbitkan 20 Feb 2024, 13:21 WIB
Mendag Zulkifli Hasan saat memimpin Operasi Pasar Beras di Pasar Legi, Surakarta, Jawa Tengah pada Minggu (24/9/2023).
Mendag Zulkifli Hasan saat memimpin Operasi Pasar Beras di Pasar Legi, Surakarta, Jawa Tengah pada Minggu (24/9/2023).

Liputan6.com, Jakarta Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan memastikan bahwa Indonesia memiliki persediaan beras cukup banyak untuk periode Ramadhan dan Idul Fitri 2024.

 

"Beras tidak ada masalah, berasnya banyak cuma alternatif beras Bulog," ujar Zulkifli dikutip dari Antara, Selasa (20/2/2024).

Saat ini pemerintah memiliki stok sebanyak 1,4 juta ton beras. Menurut Zulkifli, jumlah tersebut akan ditambah lagi dengan masuknya beras impor sehingga total menjadi 2 juta ton beras.

Beras-beras tersebut merupakan program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) yang digelontorkan pemerintah melalui Perum Bulog.

Harga yang dipatok untuk beras SPHP pada zona 1 sebesar Rp10.900 per kilogram, zona 2 Rp11.500 per kilogram, dan zona 3 Rp11.800 per kilogram. Beras ini cukup diminati lantaran mudah didapat di pasar tradisional, ritel modern, outlet Perum Bulog, dan pemerintah daerah.

Zulkifli menekankan bahwa stok beras untuk SPHP tidak mengalami kelangkaan. Namun untuk beras premium, harganya naik lantaran suplainya berkurang.

"Jadi tidak masalah berasnya, hanya yang biasa beras apa namanya, beras premium ada yang biasa Cianjur, ada yang biasa Demak, ada yang biasa apa, kan itu biasanya sungkan beralih. Kita anjurkan untuk beralih karena beras Bulog tidak kalah bagus sebetulnya," katanya.

Kebutuhan Beras Masyarakat

Direktur Utama Perum Bulog Bayu Krisnamurthi menegaskan bahwa pihaknya berkomitmen siap memenuhi kebutuhan beras masyarakat Indonesia hingga puasa Ramadhan dan Lebaran 1445 Hijriah.

"Bulog memiliki ketersediaan stok beras yang mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat, khususnya menjelang bulan puasa dan Lebaran,” kata Bayu di Jakarta, Senin (19/2).

Bayu menekankan bahwa Bulog secara rutin menggelontorkan beras ke berbagai saluran distribusi, baik untuk Program Bantuan Pangan Beras maupun SPHP untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Stok beras Bulog saat ini mencapai 1,2 juta ton.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Wamen BUMN Jamin Beras di Ritel Modern Tak Langka 2 Hari Lagi

Kenaikan Harga Beras di Pasar Cibubur
Sementara untuk harga eceran atau per liternya dari Rp 12.000 menjadi Rp 14.000. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

Harga beras yang melambung tinggi membuat sebagian masyarakat beralih mengonsumsi beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau beras Bulog. Namun, beras ini kerap sulit ditemui di toko-toko ritel moderen, jikapun ada, pembeliannya dibatasi dengan maksimal 1 kemasan per orang.

Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo mengatakan pihaknya akan mendorong pemenuhan stok beras SPHP dalam 1-2 hari kedepan. Mulai dari pasar-pasar besar dan dilanjutkan ke toko ritel moderen.

"Ya, jadi kan kemarin ya, sebagaimana disampaikan, memang kita kan lagi geber ya ini untuk beras SPHP ini. Kita dorong 1-2 hari ini ke seluruh pasar-pasar besar dan ke retail. Moga-moga dalam beberapa hari ke depan bisa sampai di sana ya. Kita harapkan," ujar Tiko, sapaan akrabnya, ditemui di Ancol, Jakarta Utara, dikutip Selasa (20/2/2024).Dia mengaku sudah menemukan kendala distribusi yang menyebabkan lambatnya pemenuhan stok di toko ritel moderen. Menurutnya saat ini kendala itu sudah bisa ditangani, yang berarti distribusi bisa kembali lancar.

"Ya kemarin berbagai kendala logistik, tapi kita sudah tahu permasalahan logistiknya, kita dorong, semoga 1-2 hari ke depan bisa masuk ke semua pasar retail," sambungnya.

Stok ke Pasar

Tiko mengatakan, Bulog akan lebih dulu memenuhi stok ke pasar-pasar besar. Baru, kemudian menyalurkan ke toko-toko ritel moderen seperti Alfamart, Indomaret, hingga Superindo.

"Nah, kalau ini kan distribusi kita kan fokusnya sekarang masih di pasar-pasar besar ya. Harapannya nanti masuk ke pasar ritel dalam waktu dekat," tegas dia.

 


Saran Mendag

Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat memantau harga beras ke Transmart Cempaka Putih, Jakarta, Senin (19/2/2024). (Foto: Liputan6.com/Tira S)
Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan saat memantau harga beras ke Transmart Cempaka Putih, Jakarta, Senin (19/2/2024). (Foto: Liputan6.com/Tira S)

Sebelumnya, Menteri Perdagangan (Mendag) Zulkifli Hasan, menyarankan masyarakat yang biasa membeli beras Premium beralih ke beras Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dari Bulog.

"Jadi, saya berharap masyarakat beralih ke SPHP karena kalau premium barangnya lagi naik dan barangnya juga tidak sesuai dengan yang diperlukan," kata Zulhas saat memantau harga beras ke Transmart Cempaka Putih, Jakarta, Senin (19/2/2024).

Menurut Mendag, jika sebagian masyarakat beralih ke beras SPHP dari Bulog, stok beras premium diperkirakan akan cukup. Disamping itu, kata Mendag, beras SPHP yang dijual di ritel modern diklaim lebih murah yakni di kisaran Rp 54.000 per 5 kg.

"Jadi kalau beralih ke SPHP, saya kira premium akan menjadi cukup karena sebagian bisa dipasok oleh beras SPHP dari Bulog," tutur dia.

Mendag pun optimistis jika stok beras SPHP dari Bulog bisa mencukupi kebutuhan masyarakat yang biasa membeli beras di ritel modern. Bahkan Pemerintah melalui Bulog telah menyediakan 1,3 juta ton untuk SPHP. "Cukup. Kita ada 1,3 juta (ton) kan dari bulog. Aman, nggak ada masalah," katanya.

 

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia
INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya