Atasi Banjir Demak, Smart Air Bantu Modifikasi Cuaca

Ada sejumlah tantangan yang dihadapi smart Air dalam menjalankan tugas modifikasi cuaca di Demak. Tantangan utama melakukan modifikasi cuaca di kota wali tersebut ialah curah hujan yang tergolong sangat ekstrim.

oleh Tim Bisnis diperbarui 22 Mar 2024, 20:20 WIB
Diterbitkan 22 Mar 2024, 20:20 WIB
Smart Air atau PT Smart Cakrawala Aviation (Smart Aviation) merupakan perusahaan swasta yang telah melebarkan sayapnya sejak tahun 2016. (Dok Smart Air)
Smart Air atau PT Smart Cakrawala Aviation (Smart Aviation) merupakan perusahaan swasta yang telah melebarkan sayapnya sejak tahun 2016. (Dok Smart Air)

Liputan6.com, Jakarta - PT Smart Cakrawala Aviation (Smart Air) ikut membantu pemerintah mengatasi banjir bandang di Demak, Jawa Tengah. Kontribusi Smart Air dalam mengatasi banjir ini adalah dengan menjalankan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC).

Tim Ahli PT Smart Cakrawala Aviation (Smart Air) A Hilmi  Rafiiq menjelaskan, ada sejumlah tantangan dalam menjalankan tugas modifikasi cuaca di Demak. Tantangan utama melakukan modifikasi cuaca di kota wali tersebut ialah curah hujan yang tergolong sangat ekstrim.

"Jadi, curah hujan di Demak itu termasuk ekstrim karena diatas 200 mm. Curah hujan lebat sendiri berkisar 100 mm sampai 150 mm," ujar Hilmi dalam acara Media Briefing di Sarinah, Jakarta Pusat, Jumat (22/3/2023).

Selain itu, terdapat fenomena atmosfer yang cukup tinggi wilayah sekitar Demak. Fenomena ini mengakibatkan curah hujan dengan intensitas tinggi yang mengguyur wilayah Demak dan sekitarnya.

"Faktor ini juga mengakibatkan terbentuknya awan lokal yang menyebabkan hujan lebih sering terjadi," ujarnya.

Kondisi ini diperparah dengan topografi wilayah Demak yang berupa cekungan. Sehingga, saat curah hujan dengan intensitas ekstrim turun mengakibatkan banjir.

"Sehingga jika dalam satu hari penuh di Jawa Tengah, apalagi daerah Demak itu daerah cekungan, sehingga tidak bisa menahan limpahan air curah hujan," bebernya.

Membuahkan Hasil

Meski demikian, upaya untuk melakukan modifikasi cuaca di Demak mulai membuahkan hasil. Antara lain intensitas curah hujan yang mulai menurun yang berdampak pada menurunnya ketinggian air genangan banjir.

"Saat ini, memang dari laporan rekan-rekan yang di lapangan curah hujan bisa kita minimalisir di bawah 50 mm, mungkin angka pastinya nanti akan BMKG yang rilis, namun data-data yang di lapangan menunjukkan penurunan (intensitas hujan)," pungkasnya.

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

 

Banjir di Demak dan Kudus Masih Tinggi, BNPB Perpanjang Operasi Teknologi Modifikasi Cuaca

20160612-Jalur Pantura Banjir, Kendaraan Susah Melintas
Sejumlah kendaraan melintasi jalan yang tergenang banjir rob di ruas jalur pantura Semarang-Demak ,Jawa Tengah, Minggu (12 /06/2016). Meski banjir yang cukup tinggi hanya kendaraan besar truk atau bus yang bisa melintas. (Gholib)

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memerpanjang operasi teknologi modifikasi cuaca (TMC) untuk mengurangi dampak banjir di Provinsi Jawa Tengah (Jateng).

Hal itu dilakukan mengingat genangan banjir di wilayah Demak dan Kudus yang hingga kini masih tinggi.

"Operasi TMC ini semula berakhir tanggal 20 Maret 2024, tetapi melihat genangan banjirdi Kabupaten Demak dan Kudus ini, maka akan diperpanjang," kata Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto ditemui usai meninjau lokasi jebolnya tanggul kiri Sungai Wulan di Dukuh Norowito, Desa Ketanjung, Kecamatan Karanganyar, Kabupaten Demak, melansir Antara, Senin (18/3/2024).

Dalam kunjungannya tersebut, turut hadir Penjabat Gubernur Jateng Nana Sudjana, Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Lutfi, dan Panglima Komando Daerah Militer IV Diponegoro Mayjen Deddy Suryadi, Pj Bupati Kudus M. Hasan Chabibie, dan Bupati Demak Eisti'anah.

Pj Gubernur Jateng Nana Sudjana menambahkan, hasil teknologi modifikasi cuaca (TMC) pada hari ketiga ini memang menunjukkan hasil karena di Kabupaten Blora, Demak, dan sekitarnya tidak ada hujan.

"BNPB akan memperpanjang operasi TMC, diharapkan supaya bisa menutup tanggul. Yang lain surut kecuali Demak, Kudus, dan Jepara masih tinggi intensitasnya," ucap Nana.

Apalagi, lanjut dia, selama satu pekan ke depan potensi hujan ekstrem masih tinggi. Sehingga, kata Nana, operasi modifikasi cuaca untuk pengalihan awan dan gumpalan yang mengandung air dialihkan ke tempat lain demi mengurangi potensi dampak banjir diperpanjang tentunya dibutuhkan.

"Pasalnya, ketinggian genangan banjir bisa mencapai 3 meteran," teranga Nana.

Diharap Tak Terjadi Banjir Susulan

Banjir
Jalur lalu lintas penghubung antara Kudus dengan Demak Jawa Tengah kini lumpuh total sejak Jumat (16/3) hingga Minggu (17/3). (Liputan6.com/Arief Pramono)

Sementara menurut Nana, hasil koordinasi BBWS dan BNPB terkait upaya penutupan tanggul, saat ini memang sedang dilakukan langkah-langkah itu. Diharapkan lima hari ke depan bisa tertutup kembali.

"Harapannya, nanti betul-betul dilakukan penguatan agar tidak terjadi banjir susulan," tandas Nana.

Sebelumnya, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar operasi modifikasi cuaca untuk mengurangi intensitas hujan pemicu banjir yang melanda sejumlah daerah di Jawa Tengah (Jateng). Modifikasi cuaca akan dilakukan selama lima hari ke depan, sejak Sabtu-Rabu, 16-20 Maret 2024.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari mengungkapkan, wilayah sasaran operasi modifikasi cuaca atau TMC itu meliputi kawasan Pantura Bagian Tengah, termasuk Kabupaten Grobogan dan sekitarnya.

"Operasi modifikasi cuaca yang sudah dimulai hari ini dilakukan dengan cara penyemaian garam (Natrium Clorida/NaCl) menggunakan pesawat ke gumpalan awan di langit wilayah sasaran," kata Muhari, seperti dikutip dari Antara, Sabtu malam 16 Maret 2024.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya