6.460 Rumah Rusak, Pusat dan Daerah Koordinasi Tangani Imbas Gempa Pulau Bawean

Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik guna mempercepat proses penanganan hunian pasca bencana gempa bumi yang terjadi di Kepulauan Bawean.

oleh Maulandy Rizki Bayu Kencana diperbarui 09 Apr 2024, 19:00 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2024, 19:00 WIB
Warga Bawean di tenda pengungsian akibat gempa. (Istimewa)
Warga Bawean di tenda pengungsian akibat gempa. Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik guna mempercepat proses penanganan hunian pasca bencana gempa bumi yang terjadi di Kepulauan Bawean. (Istimewa)

Liputan6.com, Jakarta Pemerintah pusat melalui Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Gresik guna mempercepat proses penanganan hunian pasca bencana gempa bumi yang terjadi di Kepulauan Bawean.

Selain itu, Kementerian PUPR juga menggandeng Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) guna mengidentifikasi serta pendataan kerusakan rumah masyarakat, serta mengajak perguruan tinggi dalam pendampingan perbaikan rumah.

"Kami akan segera melaksanakan koordinasi dengan sejumlah pihak agar penanganan pasca bencana gempa di Pulau Bawean," ujar Direktur Jenderal Perumahan Kementerian PUPR, Iwan Suprijanto dalam pernyataan tertulis, Selasa (9/4/2024).

Bersama dengan Bupati Gresik dan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda), kata Iwan, pihaknya akan mendata kerusakan rumah yang ada. Dilanjutkan verifikasi melalui aplikasi Rumah Terdampak Bencana (RUTENA) INA RISK.

"Aplikasi tersebut merupakan aplikasi yang dikembangkan Ditjen Perumahan Kementerian PUPR dan telah digunakan oleh BNPB untuk identifikasi kerusakan pasca bencana," imbuhnya.

Menurut dia, dalam penanganan bencana di Kepulauan Bawean bisa mencontoh penanganan bencana Gunung Semeru, dimana pemerintah daerah perlu berkolaborasi dengan sejumlah perusahaan dan perguruan tinggi guna pendampingan pembangunan rumah yang mengalami kerusakan, baik rusak ringan, sedang maupun berat.

"Kami berharap Pemkab Gresik dapat menginisiasi kolaborasi dengan perusahaan serta civitas akademika untuk mengatasi gempa di Kepulauan Bawean. Selain itu juga membuat master plan dan menyusun skala prioritas dan membentuk tim atau satuan tugas khusus yang intensif untuk berkoordinasi di lapangan," ungkapnya.

Berdasarkan data yang ada, pada Jumat, 22 Maret 2024 terjadi gempa bumi di Kepulauan Bawean, Kabupaten Gresik. Gempa pertama terjadi pukul 11.44 WIB dengan kekuatan 6.0 Skala Richter (SR), gempa kedua pukul 12.20 WIB dengan kekuatan 5.7 SR dan ketiga terjadi pukul 15.52 dengan kekuatan 6.5 SR. Merujuk laporan Sekretaris Daerah Kabupaten Gresik, gempa terjadi hingga 450 kali.

 

Hasil Pendataan Sementara

Warga Bawean mengungsi ke tenda akibat gempa. (Istimewa)
Warga Bawean mengungsi ke tenda akibat gempa. (Istimewa)

Dari hasil pendataan sementara yang dilakukan pemerintah daerah setempat per 26 Maret 2024, tercatat sekitar 6.460 unit rumah mengalami kerusakan. Adapun rinciannya, sebanyak 6.164 rumah mengalami rusak ringan, 229 rumah rusak sedang, dan 67 rumah rusak berat.

Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani menyampaikan, kondisi gempa yang terjadi di Pulau Bawean mengakibatkan banyak rumah masyarakat mengalami kerusakan. Bencana tersebut juga berdampak pada kondisi psikologis masyarakat yang masih ketakutan apabila terjadi gempa susulan sewaktu-waktu.

"Gempa ini belum pernah terjadi di Bawean. Tapi dari data BMKG diketahui bahwa sekitar 70 tahun lalu, Pulau Bawean pernah mengalami kondisi gempa. Kami merasa prihatin, dan semoga dengan koordinasi ini dapat menemukan titik terang dan dapat membantu percepatan rehabilitasi pasca gempa di Pulau Bawean," harapnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya