Pertamina Trans Kontinental Tambah Kapal untuk Dongkrak Kapasitas Bisnis Hulu Migas

Direktur Operasi PTK, Slamet Harianto mengungkapkan, penambahkan armada AWB dilakukan untuk meningkatkan portofolio di bisnis hulu migas.

oleh Agustina MelaniMaulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 22 Apr 2024, 11:44 WIB
Diterbitkan 22 Apr 2024, 11:44 WIB
PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) membeli kapal Accommodation Work Barge (AWB). (Foto: Pertamina)
PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) membeli kapal Accommodation Work Barge (AWB) pada kuartal II 2024. Penambahan armada AWB ini merupakan upaya peningkatan kapasitas perusahaan pada bisnis hulu migas.(Foto: Pertamina)

Liputan6.com, Jakarta - PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) membeli kapal Accommodation Work Barge (AWB) pada kuartal II 2024. Penambahan armada AWB ini merupakan upaya peningkatan kapasitas perusahaan pada bisnis hulu migas.

Penambahan armada AWB tersebut dilakukan melalui penandatanganan Protocol of Delivery and Acceptance (PODA) antara PTK dengan PT Pelayaran Tamarin Samudra Tbk (Tamarin) selaku pemilik kapal sebelumnya pada Kamis, 18 April 2024 di kantor Pusat PTK, Jakarta Utara.

Penandatanganan PODA dilakukan secara langsung oleh Direktur Operasi PTK, Slamet Harianto dan President Director Tamarin, Kardja Rahardjo serta disaksikan oleh Direktur Armada PT Pertamina Internasional Shipping (PIS), Muhammad Irfan Zainul Fikri dan Direksi PTK lainnya.

Sementara itu, Direktur Armada PIS, Muhammad Irfan Zainul Fikri dalam sambutannya mengatakan PIS selaku pemegang saham utama PTK menyambut baik langkah strategis penambahan kapal tersebut.

"PTK harus mampu melakukan akselerasi dalam setiap pelayanannya. Hal ini tentunya senada dengan semangat pertumbuhan yang dilakukan di seluruh lini subholding integrated marine logistics. Penambahan armada tersebut juga harus diikuti dengan pelayanan yang lebih baik dan tetap menjaga aspek Health, Safety, Security, and Environment (HSSE),” tambah Muhammad Irfan Zainul Fikri.

Direktur Operasi Pertamina Trans Kontinental, Slamet Harianto mengungkapkan, penambahkan armada AWB dilakukan untuk meningkatkan portofolio di bisnis hulu migas.

"Penambahan AWB ini menjadi sebuah langkah strategis PTK dalam memperkuat posisi perusahaan disektor pelayanan jasa sewa kapal yang dimiliki PTK. Selain itu, PTK juga terus berkomitmen meningkatkan penawaran layanan untuk memenuhi kebutuhan stakeholder termasuk di sektor hulu migas,” ujar Slamet Harianto.

 

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Kapal AWB

PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) membeli kapal Accommodation Work Barge (AWB). (Foto: Pertamina)
PT Pertamina Trans Kontinental (PTK) membeli kapal Accommodation Work Barge (AWB). (Foto: Pertamina)

Kapal AWB yang dibangun pada 2008 ini memiliki berat 10.159 gross tonnage dengan accommodation capacity mampu menampung sebanyak 300 pax. AWB ini juga memiliki pedestal crane, helideck dan water-maker and 8 Point Mooring Sytems serta dual class Indonesia & IACS. Kapal AWB yang dibeli ini menjadi salah satu kapal AWB terbesar di kelasnya.

Pembelian kapal ini diharapkan menambah jenis pelayanan maupun operasional PTK, hal ini memungkinkan perusahaan dalam mendukung kegiatan lepas pantai, logistik maritim dalam kegiatan eksplorasi dan produksi hulu migas.

"Penambahkan aset AWB ini merupakan bagian dari komitmen PTK dalam melakukan ekspansi bisnis. Kami terus melakukan peningkatan kapasitas layanan kepada seluruh stakeholder di industri maritim dan tentunya memperkuat posisi PTK dalam penyediaan marine services yang terintegrasi dan berkelanjutan,” pungkas Slamet Harianto.


Kilang Pertamina Balikpapan Segera Produksi Petrokimia 225 Ribu Ton per Tahun

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan telah siap menyambungkan kilang eksisting dengan kilang baru. (Foto: Pertamina)
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan telah siap menyambungkan kilang eksisting dengan kilang baru. (Foto: Pertamina)

Sebelumnya diberitakan, PT Kilang Pertamina Internasional tengah membidik potensi pasar dari produk petrokimia. Kilang Pertamina Balikpapan ditargetkan bisa memproduksi produk petrokimia dalam waktu dekat.

Ini sejalan dengan proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Pertamina Balikpapan. KPI setidaknya aman memproduksi Propylene sebanya 225 ribu ton per tahun.

"Setelah proyek RDMP Balikpapan selesai, selain untuk pemenuhan kebutuhan bahan bakar nasional, kilang Balikpapan juga nantinya akan memproduksi produk petrokimia yaitu Propylene sebesar 225 ribu ton per tahun. Produk ini nantinya akan menjadi feedstock bagi New Polypropylene (PP) Balongan guna subtitusi produk impor. NEW PP Balongan dikelola oleh Polytama Propindo yang merupakan afiliasi Pertamina." ujar Corporate Secretary KPI Hermansyah Y Nasroen dalam keterangannya, Sabtu (20/4/2024).

Kapasitas pengolahan Kilang Balikpapan yang selama ini 260 ribu barrel akan meningkat menjadi 360 ribu barrel per hari. Selain itu juga akan ada peningkatan kualitas produk BBM dari Euro II menjadi Euro V.

"Mengoperasikan unit produksi petrokimia bukan hal yang baru bagi KPI," kata Hermansyah.

Sebelumnya, KPI juga telah mengoperasikan unit produksi produk petrokimia di beberapa kilang eksisting. Operasi Kilang Petrokimia, yang terdiri dari Kilang Polypropylene di RU Unit Plaju yang memproduksi Polytam (Polypropylene Pertamina).

Lalu, Kilang Paraxylene di RU Unit Cilacap yang memproduksi Paraxylene dan Benzene serta produk lainnya, dan Kilang OCU (Olefin Conversion Unit) di RU Unit Balongan yang memproduksi Propylene.

 


Kurangi Kebutuhan Impor

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) akan memproduksi produk petrokimia, melalui proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan. Photo dok. PT Kilang Pertamina Internasional.
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) akan memproduksi produk petrokimia, melalui proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan. Photo dok. PT Kilang Pertamina Internasional.

Dia mengatakan, pasar produk petrokimia di Indonesia memang masih memiliki potensi yang cukup besar. Data dari Reforminer Institute menunjukkan bahwa kapasitas terpasang kilang saat ini, baik yang dimiliki Pertamina maupun swasta lainnya belum mampu memenuhi kebutuhan petrokimia nasional. Sekitar 70 persen kebutuhan petrokimia untuk domestik bahkan harus dipenuhi dari impor.

Selain menaikkan kapasitas pengolahan Kilang Balikpapan, pengoperasian unit produksi petrokimia di Kilang Balikpapan akan turut mendukung pengembangan kompetensi sumber daya manusia.

"Pengoperasian unit produksi petrokimia akan menjadi hal yang baru di Kilang Balikpapan, dan ini tentunya akan menjadi sarana untuk tranfer pengetahuan bagaimana mengoperasikan unit produksi petrokimia dari para pekerja unit kilang lainnya yang telah lebih dahulu memiliki unit produksi petrokimia," tutup Hermansyah.

 


Kilang Pertamina Internasional Siap Produksi Propylene di Kilang Balikpapan

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan telah siap menyambungkan kilang eksisting dengan kilang baru. (Foto: Pertamina)
PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Balikpapan telah siap menyambungkan kilang eksisting dengan kilang baru. (Foto: Pertamina)

PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) melalui anak usahanya Kilang Pertamina Balikpapan (KPB), mengungkapkan akan memproduksi produk petrokimia, dalam proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Kilang Balikpapan.

Corporate Secretary KPI, Hermansyah Y Nasroen mengatakan bahwa produksi ini sekaligus akan mengokohkan posisi KPI di bisnis Petrokimia.

"Mengoperasikan unit produksi petrokimia bukan hal yang baru bagi KPI," kata Hermansyah dalam keterangan resmi di Jakarta, dikutip Jumat (19/4/2024).

Sebelumnya, KPI juga telah mengoperasikan unit produksi produk petrokimia di beberapa kilang eksisting.

KPI telah memiliki kilang-kilang yang telah memproduksi Petrokimia. Operasi Kilang Petrokimia, yang terdiri dari Kilang Polypropylene di RU Unit Plaju yang memproduksi Polytam (Polypropylene Pertamina), Kilang Paraxylene di RU Unit Cilacap yang memproduksi Paraxylene dan Benzene serta produk lainnya, dan Kilang OCU (Olefin Conversion Unit) di RU Unit Balongan yang memproduksi Propylene.

"Setelah proyek RDMP Balikpapan selesai, selain untuk pemenuhan kebutuhan bahan bakar nasional, kilang Balikpapan juga nantinya akan memproduksi produk petrokimia yaitu Propylene sebesar 225 ribu ton per tahun. Produk ini nantinya akan menjadi feedstock bagi New Polypropylene (PP) Balongan guna subtitusi produk impor. NEW PP Balongan dikelola oleh Polytama Propindo yang merupakan afiliasi Pertamina." jelasnya Hermansyah.

KPI pun akan meningkatkan kapasitas pengolahan Kilang Balikpapan yang selama ini 260 ribu barrel menjadi 360 ribu barrel per hari.

Selain itu juga ada nada peningkatan kualitas produk BBM dari Euro II menjadi Euro V.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya