Pernah Jadi Asisten Bill Gates, Begini Rahasia Sukses Miliarder Steve Ballmer

Perjalanan karier Ballmer, mulai dari asisten Bill Gates hingga menjadi miliarder, memberikan wawasan yang berharga tentang rahasia kesuksesannya.

oleh Divina Aulia Rachmani diperbarui 24 Apr 2024, 21:00 WIB
Diterbitkan 24 Apr 2024, 21:00 WIB
Pernah Jadi Asisten Bill Gates, Begini Rahasia Sukses Miliarder Steve Ballmer
Di antara puncak pencapaian di dunia teknologi, nama Steve Balmer menonjol sebagai salah satu tokoh yang sangat berpengaruh. (AP Photo/Stephan Savoia)

Liputan6.com, Jakarta - Di antara puncak pencapaian di dunia teknologi, nama Steve Balmer menonjol sebagai salah satu tokoh yang sangat berpengaruh. 

Sebagai mantan CEO Microsoft yang memimpin perusahaan melalui masa-masa perubahan yang besar, Steve Ballmer telah menjadi inspirasi bagi banyak orang yang ingin mencapai kesuksesan dalam dunia bisnis dan teknologi. 

Pada usia 68 tahun, Steve Ballmer menikmati kesuksesan yang luar biasa dan menjadi orang terkaya keenam di dunia Dengan kekayaan bersih yang mencapai USD 148 miliar atau sekitar Rp 2.400 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 16.221) , berdasarkan indeks Bloomberg Billionaires.

Tidak hanya meraih kesuksesan finansial yang besar, tetapi juga meninggalkan jejak yang tak terhapuskan dalam sejarah industri teknologi. 

Perjalanan karier Ballmer, mulai dari asisten Bill Gates hingga menjadi salah satu orang terkaya di dunia, memberikan wawasan yang berharga tentang rahasia kesuksesannya. Memahami bagaimana Ballmer mengubah tantangan menjadi peluang dan mencapai kesuksesan yang luar biasa.

Dalam salah satu wawancara terakhirnya sebagai CEO Microsoft pada 2013, Ballmer duduk bersama Fortune untuk membagikan beberapa kiat suksesnya.

Berikut adalah lima tips kesuksesan yang dapat dipetik dari pengalaman Ballmer yang dikutip dari Yahoo Finance Rabu, (24/4/2024)

1.Melihat Keseluruhan Ruang Persaingan

Menurut miliarder Ballmer, seorang CEO harus mampu melihat lapangan permainan secara keseluruhan. Ini penting karena persaingan dalam industri teknologi seperti Microsoft selalu berubah dan membutuhkan pemahaman yang mendalam tentang tren pasar.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Promosikan Bakat

Copilot Microsoft 365 yang Menggantikan Bing Chat
Copilot Microsoft 365 yang Menggantikan Bing Chat sebagai Mesin Pencari Berbasis AI. (Dok: Microsoft)

2. Mencari dan Mempromosikan Bakat

Selama masa jabatannya di Microsoft, Ballmer dikenal karena kemampuannya dalam merekrut dan mempromosikan bakat-bakat terbaik. 

Dia percaya organisasi harus berupaya untuk mempromosikan karyawan internal sebanyak mungkin, sambil tetap terbuka terhadap bakat eksternal yang bisa membawa inovasi baru.

3. Selalu Pertimbangkan Kembali Model Bisnis

Ballmer menekankan pentingnya terus mengevaluasi ulang strategi bisnis. "Lapangan permainan selalu berubah," ujar dia.

Perusahaan harus fleksibel dalam menyesuaikan diri dengan perubahan tren pasar.

4. Merencanakan Masa Depan Jangka Pendek dan Panjang

Ballmer menyoroti pentingnya merencanakan baik untuk masa depan jangka pendek maupun jangka panjang.  "Melakukan hal-hal besar dengan benar yang menghasilkan banyak uang, itu adalah siklus yang panjang," ucapnya.

Inisiatif seperti USAFacts adalah contoh nyata dari komitmen Ballmer untuk menciptakan dampak positif dalam jangka panjang.

5. Ketahui Kekurangan Anda

Terakhir, Ballmer menekankan pentingnya untuk mengakui kekurangan Anda dan terus berkembang sebagai individu.

Bahkan sebagai salah satu orang terkaya di dunia, Ballmer menyadari ada hal-hal yang tidak dia ketahui, dan sikap demikian dapat mendorong pertumbuhan pribadi dan profesional.

Dengan memperhatikan saran-saran kesuksesan dari Steve Ballmer, siapa pun dapat memperoleh wawasan berharga tentang bagaimana mencapai tujuan mereka dalam karier dan kehidupan.


Mantan CEO Steve Ballmer Bakal Terima Rp 15,4 Triliun Hanya dari Dividen

Kantor Microsoft. Credit: Matthew Manuel/Unsplash
Kantor Microsoft. Credit: Matthew Manuel/Unsplash

Sebelumnya diberitakan, memiliki penghasilan pasif yaitu tambahan pendapatan dengan sedikit usaha bisa jadi jadi yang menyenangkan. Hal ini juga dirasakan oleh orang terkaya ke-6 di dunia, Steve Ballmer.

Dikutip dari CNN, ditulis Minggu (31/12/2023), Steve Balmer mendapatkan USD 1 miliar atau sekitar Rp 15,40 triliun (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.403) dari penghasilan pasif.  Steve Ballmer akan kumpulkan dividen sebesar itu dari Microsoft pada 2024. Hal ini terjadi setelah raksasa teknologi meningkatkan pembayaran dividen kuartalan menjadi 75 sen per saham atau USD 3 per saham per tahun.

Mantan CEO Microsoft Ballmer memiliki 333,2 juta saham perusahaan itu pada 2014, dan terakhir kali dia mengajukan pengungkapan kepemilikan dan tampaknya telah menyesuaikan saham Microsoft, setara dengan 4 per saham. Ia hanya akan menerima kurang dari USD 1 miliar pada tahun fiskal 2024. Itu hanya untuk memiliki saham terlepas dari bagaimana kinerjanya.Ballmer tidak menanggapi permintaan komentar.

 

 


Dividen Perseroan

Upgrade to the New Windows 11 OS
Upgrade to the New Windows 11 OS (Microsoft)

Hal ini tentu saja dengan asumsi dewan direksi Microsoft tidak memutuskan untuk memangkas dividen. Namun, seperti hal itu tidak mungkin terjadi. Sejak perusahaan mulai membagikan dividen kepada pemegang saham pada 2003, jumlahnya terus meningkat.

Ballmer bukan satu-satunya yang melakukannya. Pemerintah AS juga akan mendapatkan potongan besar. Ballmer melaporkan pendapatan USD 656 juta ke Internal Revenue Service pada 2018 pada 2018 menurut ProPublica. Kemungkinan dia akan dikenakan pajak 20 persen atas dividen untuk individu yang memperoleh penghasilan kena pajak USD 500.000 per tahun atau lebih. Itu berarti dia akan membayar pajak hampir USD 200 juta atas dividen Microsoft yang dia kumpulkan.

Ballmer bukan satu-satunya orang yang mendapat banyak keuntungan dari memiliki saham yang membayar dividen.

Perusahaan investasi Berkshire Hathaway yang dimiliki Warren Buffett akan mengumpulkan USD 6 miliar atau sekitar Rp 92,4 triliun dividen untuk tahun ini, menurut analisis Wall Street Journal. Itu karena mayoritas saham Berkshire Hathaway berinvestasi dalam dividen. Yang termasuk dalam daftar perusahaan investasi adalah Chevron, Bank of America, Apple, Coca-Cola, Kraft Heinz dan American Express.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya