Liputan6.com, Jakarta World Economic Forum mengonfirmasi bahwa pendirinya, Klaus Schwab, akan mengundurkan diri dari jabatannya sebagai ketua eksekutif organisasi tersebut setelah lebih dari 50 tahun memimpin.
Melansir CNBC International, Kamis (22/5/2024) organisasi itu mengatakan bahwa langkah tersebut merupakan bagian dari strategi multi-tahun untuk mengubah struktur manajemen, mengalihkan tata kelola ke presiden dan dewan pengelola.
World Econiomic Forum tidak mengungkapkan kandidat yang akan menggantikan Schwab dan pejabat WEF yang akan menghadiri pertemuan tahunannya di Davos, Swiss.
Advertisement
"Sejak tahun 2015, Forum Ekonomi Dunia telah bertransformasi dari platform pertemuan menjadi lembaga global terkemuka untuk kerja sama publik-swasta," kata WEF dalam sebuah pernyataan.
"Sebagai bagian dari transformasi tersebut, organisasi ini juga telah menjalani evolusi tata kelola yang terencana dari organisasi yang dikelola oleh pendiri menjadi organisasi di mana Presiden dan Dewan Pelaksana memikul tanggung jawab eksekutif penuh," lanjutnya.
Lembaga pemikir nirlaba tersebut mengonfirmasi bahwa Schwab akan beralih menjabat sebagai ketua dewan pengawas. Dewan tersebut akan diorganisasikan dalam empat komite strategis
WEF mengatakan pergantian kepemimpinan akan selesai sebelum pertemuan Davos berikutnya pada Januari 2025.
Kabar mengenai pengunduran diri Schwab awalnya diumumkan melalui email kepada staf pada hari Selasa (21/5), menurut laporan dari outlet berita Semafor.
Suksesi Schwab telah menjadi sumber banyak spekulasi selama beberapa tahun terakhir, dengan calon penggantinya termasuk anak-anaknya atau Brende. Namun, World Economic Forum masih bungkam mengenai pengganti Schwab hingga saat ini.
Sekilas Tentang World Economic Forum
Schwab, seorang insinyur dan ekonom Jerman, mendirikan World Economic Forum pada tahun 1971 dan juga menjabat sebagai ketua eksekutifnya.
WEF awalnya dikenal dengan nama Forum Manajemen Eropa (European Management Forum), yang awalnya dirancang sebagai tempat bagi para pemimpin bisnis dan pejabat pemerintah Eropa untuk berkumpul dan berdiskusi untuk meningkatkan daya saing mereka dengan AS.
Selama bertahun-tahun, pertemuan tahunan di Davos telah menjadi acara yang wajib dihadiri oleh para elit global. Tujuan dari pertemuan ini adalah untuk mempertemukan para pemimpin dunia dan para pemimpin bisnis untuk mengatasi isu-isu penting.
Pertemuan-pertemuan penting pada acara tersebut menampilkan pembicaraan tingkat menteri pertama antara Korea Utara dan Selatan, dan asal mula berbagai kampanye, seperti inisiatif kesehatan global untuk memerangi AIDS, tuberkulosis, dan malaria.
Namun, organisasi ini mendapat kritik karena gagal mewakili beragam suara dan mencapai kemajuan dalam isu-isu global, seperti perubahan iklim dan kesenjangan kekayaan.
Dalam pernyataannya hari Selasa, WEF mengatakan perubahan struktural tersebut “menggarisbawahi kesinambungan kelembagaan kami dalam menyediakan platform yang independen dan tidak memihak untuk mengatasi tantangan kompleks di dunia yang saling terhubung.”
Advertisement