Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS dibuka memelah pada perdagangan Kamis ini. Pelemahan rupiah ini dipengaruhi kenaikan imbal hasil (yiled) obligasi Amerika Serikat (AS).
Pada Kamis (30/5/2024) pagi, nilai tukar rupiah dibuka turun 76 poin atau 0,47 persen menjadi 16.236 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 16.160 per dolar AS.
Baca Juga
"Rupiah hari ini diprediksi masih melanjutkan pelemahan terhadap dolar AS pada kisaran 16.200 per dolar AS sampai dengan 16.250 per dolar AS," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova dikutip dari Antara.Â
Advertisement
Rully menuturkan pelemahan rupiah dipengaruhi oleh faktor eksternal, yakni kenaikan yield obligasi AS dan indeks dolar AS. Kenaikan obligasi AS 10 tahun menjadi 4,62 persen, dan indeks dolar AS naik menjadi 105.
Selain itu, pelaku pasar juga menantikan dan akan mengamati data inflasi Indeks Personal Consumption Expenditure (PCE) AS.
Sementara tingkat keyakinan pasar terkait timing penurunan suku bunga AS sebesar 25 basis poin pada November 2024 terus menurun dikarenakan ekspektasi inflasi AS menuju target 2 persen belum jelas arahnya.
Sebelumnya Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo menjelaskan, nilai tukar Rupiah secara bulanan pada Mei 2024 (hingga 21 Mei 2024) kembali menguat 1,66 persen (ptp), setelah pada April 2024 melemah 2,49 persen (ptp).
Menurutnya, dengan perkembangan ini, nilai tukar Rupiah melemah 3,74 persen dari level akhir Desember 2023, lebih baik dibandingkan dengan pelemahan Peso Filipina, Won Korea, dan Baht Thailand masing-masing sebesar 4,91 persen, 5,52 persen, dan 5,99 persen.
"Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan stabil dengan kecenderungan menguat didorong oleh imbal hasil yang menarik sejalan dengan kenaikan BI-Rate, premi risiko yang turun, prospek ekonomi yang lebih baik, dan komitmen Bank Indonesia untuk terus menstabilkan nilai tukar rupiah," pungkasnya.Â
Jokowi soal Dolar AS Tembus di Atas Rp16.000: Agak Ngeri Juga
Presiden Joko Widodo atau Jokowi mengakui dirinya cemas melihat kurs atau nilai tukar Rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di atas Rp16.000.
Dia mengatakan kenaikan kurs menjadi salah satu hal yang ditakuti oleh semua negara.
"Kemarin kita agak ngeri juga waktu kurs rupiah ke dolar melompat di atas 16.000, 16.200. Kita mulai ketar ketir karena negara lain melompat," kata Jokowi dalam acara Inaugurasi GP Ansor di Istora Senayan Jakarta, Senin 27 Mei 2024.
Dia menuturkan bahwa kenaikan kurs akan berdampak pada harga barang, khususnya produk impor. Jokowi menyebut kurs dolar yang tinggi akan membuat harga barang menjadi naik.
"Begitu kuat dolar, hati-hati ada harga yang naik. Tapi kalau kuat rupiah, harga yang impor jadi jauh lebih murah. Ini yang ditakuti negara-negara, semua negara, kurs," jelas Jokowi.
Â
Advertisement
Perang
Selain itu, dia juga mewanti-wanti soal perang yang masih terjadi di Palestina. Pasalnya, hal ini akan berdampak terhadap kenaikan harga minyak yang berimbas pada lonjakan harga barang-barang.
"Perang yang jauh dari kita bisa berpengaruh ke Indonesia. Kalau harga minyak karena produksi Iran turun, artinya semua barang-barang akan ikut naik," ujarnya.
Jokowi menyampaikan perang yang terjadi antar negara tak bisa dianggap remeh karena akan berpengaruh terhadap Indonesia. Dia mencontohkan perang di Ukraina yang membuat harga barang di Indonesia mengalami lonjakan.