Menteri Basuki Jajaki Kerja Sama Infrastruktur Hijau dengan Bangladesh

Menteri PUPR melakukan beberapa pertemuan bilateral. Salah satunya dengan Menteri Lingkungan, Hutan dan Perubahan Iklim Bangladesh, Saber Hossain Chowdhury.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 13 Jun 2024, 15:30 WIB
Diterbitkan 13 Jun 2024, 15:30 WIB
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melakukan beberapa pertemuan bilateral
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melakukan beberapa pertemuan bilateral (dok: PUPR)

Liputan6.com, Jakarta Dalam kunjungan kerjanya menghadiri The 3rd Dushanbe Water Action Decade Conference di Tajikistan, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono melakukan beberapa pertemuan bilateral. Salah satunya dengan Menteri Lingkungan, Hutan dan Perubahan Iklim Bangladesh, Saber Hossain Chowdhury.

Menteri Basuki mengatakan, dalam rangka menuju Indonesia Emas 2045, Kementerian PUPR mendorong pembangunan infrastruktur hijau. Ini tertuang dalam rencana strategis Kementerian PUPR 2020-2024, dimana infrastruktur hijau bertujuan untuk membangun konstruksi tahan bencana.

"Untuk mendukung terwujudnya infrastruktur hijau, Kementerian PUPR telah menerapkan standar untuk bangunan gedung cerdas dan bangunan gedung hijau yang tertuang dalam Peraturan Menteri PUPR Nomor 10 Tahun 2023. Saat ini kami tengah menerapkan standar ini di gedung-gedung yang dibangun di Ibu Kota Nusantara (IKN)," kata Basuki dalam keterangan tertulis, Kamis (13/6/2024).

Di samping itu, inisiatif infrastruktur hijau juga dilakukan dengan cara meningkatkan kapasitas dan memperbaiki infrastruktur Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM) dan pengelolaan limbah padat.

Dalam pengelolaan air, Kementerian PUPR mendorong solusi berbasis alam untuk memulihkan dan memelihara siklus hidrologi global guna melindungi dan memulihkan ekosistem alami.

"Saat ini kami sedang dalam proses mewujudkan IKN sebagai kota hutan cerdas, kota berketahanan dan mencapai emisi net zero," imbuh Menteri PUPR.

Transisi Energi

Salah satu langkah yang diambil dalam mencapai emisi net zero dengan menerapkan transisi sumber energi terbarukan, salah satunya pembangunan bendungan PLTA. Indonesia telah membangun 248 bendungan, dengan 61 bendungan dibangun pada periode 2015-2024, dimana 43 diantaranya memiliki potensi PLTA 255,15 MW.

Sementara di antara 248 bendungan, terdapat 246 bendungan memiliki potensi pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) terapung hingga 13,575 MW.

Melalui pertemuan ini Menteri Basuki berharap dapat meningkatkan kerja sama antara Indonesia dan Bangladesh yang sudah terjalin selama 50 tahun.

"Kami rasa banyak kesamaan yang dilakukan di Indonesia dan Bangladesh, sehingga peluang kerja sama sangat memungkinkan untuk terwujud. Kami sangat mengapresiasi kolaborasi dan kerja sama untuk memperkuat hubungan bilateral kita," tuturnya.

Di sisi lain, Menteri Chowdhury berharap dapat bekerja sama dengan Indonesia terutama pada pengelolaan sektor hutan, peringatan dini banjir, bencana alam dan material ramah lingkungan.

"Di samping itu kami juga berharap ada kerja sama KPBU dalam pengelolaan mangrove. Kami memiliki hutan Sundarbans yang merupakan situs warisan dunia UNESCO. Melalui kerja sama ini kami harap bisa meningkatkan penanaman mangrove," kata Menteri Chowdhury.

Apa Itu Infrastruktur Hijau?

Ilustrasi turbin angin, salah satu sumber energi hijau.
Ilustrasi turbin angin, salah satu sumber energi hijau. Dok: Kedubes Inggris di Jakarta

Infrastruktur hijau adalah sistem yang dirancang untuk memanfaatkan alam dalam upaya menyelesaikan tantangan perkotaan dan perubahan iklim.

Berbeda dengan infrastruktur tradisional yang terbuat dari beton dan baja, infrastruktur hijau menggunakan elemen alami seperti taman, hutan kota, bioretention swale, dan atap hijau untuk memberikan berbagai manfaat lingkungan, sosial, dan ekonomi.

Penerapan infrastruktur hijau menjadi semakin penting di tengah meningkatnya urbanisasi dan dampak perubahan iklim. Dengan manfaat yang beragam, infrastruktur hijau menawarkan solusi berkelanjutan untuk menciptakan kota yang lebih sehat, tangguh, dan sejahtera.

 

Apa Saja Manfaat Infrastruktur Hijau?

Konstruksi Indonesia 2023
Peserta mengikuti kompetisi keterampilan pekerja konstruksi yang merupakan rangkaian kegiatan pameran Konstruksi Indonesia 2023 di JI Expo Kemayoran, Jakarta, Kamis (2/11/2023). Pameran Konstruksi Indonesia 2023 mengangkat tema “Akselerasi Transformasi Digitalsektor Kontruksi untuk Mewujudkan Pembangunan Infrastruktur Berkelanjutan”. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Manfaat infrastruktur hijau meliputi:

  • Mitigasi dan adaptasi perubahan iklim: Infrastruktur hijau dapat membantu mengurangi emisi gas rumah kaca, mendinginkan suhu lokal, dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan iklim seperti banjir dan kekeringan.
  • Meningkatkan kualitas air: Infrastruktur hijau dapat membantu memfilter air hujan, meningkatkan kualitas air tanah, dan mengurangi pencemaran air.
  • Meningkatkan kualitas udara: Infrastruktur hijau dapat membantu menyerap polutan udara, meningkatkan kualitas udara, dan mengurangi efek kesehatan yang terkait dengan polusi udara.
  • Meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan: Infrastruktur hijau dapat membantu mengurangi stres, meningkatkan aktivitas fisik, dan menciptakan ruang publik yang aman dan ramah bagi masyarakat.
  • Meningkatkan nilai properti: Infrastruktur hijau dapat meningkatkan nilai properti di sekitarnya dan menciptakan lingkungan yang lebih menarik bagi penduduk dan bisnis.
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya