Gandeng Kampus Luar, Menko Airlangga Mau Ciptakan Program Padat Karya Pembuatan Chip

Indonesia ke depan akan membutuhkan sektor padat karya yang mengedepankan skill berorientasi pada pertumbuhan di masa depan. Dalam hal ini ia mencontohkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park di Kota Batam, Kepulauan Riau.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 20 Jun 2024, 18:45 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2024, 18:45 WIB
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, selaku Ketua Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). (Foto: Kemenko Perekonomian)
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, selaku Ketua Dewan Nasional Kawasan Ekonomi Khusus (KEK). (Foto: Kemenko Perekonomian)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto hendak menginisiasi penciptaan program padat karya yang berorientasi terhadap kemajuan teknologi, salah satunya pembuatan chip. Rencananya, sejumlah kampus dalam dan luar negeri akan dilibatkan guna mendidik calon tenaga kerja di sektor tersebut.

Menurut dia, pemerintah melalui Kementerian Perindustrian (Kemenperin) saat ini telah memiliki peta jalan industri padat karya terkait dengan sektor tekstil, elektronik, hingga sektor manufaktur lainnya.

"Tentu kalau kita bicara digitalisasi itu ada yang elektronik, pembuatan chip dan lain-lain. Itu juga bisa menjadi padat karya, tapi padat karya yang padat knowledge. Yang mikro elektronik dan mikrochip, dan itu hanya merekrut sarjana," jelas Airlangga Hartarto di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Kamis (20/6/2024).

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian disebutnya telah mempersiapkan beberapa perguruan tinggi dalam dan luar negeri untuk memperkenalkan kembali industri semikonduktor di Tanah Air.

"Salah satunya kita sudah bicara dengan chips academy di Jerman dan beberapa lagi, di mana mereka akan mempersiapkan semacam double program 2 tahun di Indonesia 2 tahun di sana," imbuhnya.

Menurut dia, negara ke depan akan membutuhkan sektor padat karya yang mengedepankan skill berorientasi pada pertumbuhan di masa depan. Dalam hal ini ia mencontohkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Nongsa Digital Park di Kota Batam, Kepulauan Riau.

"Misalnya kita sudah punya Nongsa itu cluster daripada digital ekonomi. Di situ ada data center, di situ ada IBM cloud academy, ada Apple academy dan ada juga dengan RMIT, khusus untuk keamanan data dan yang lain. Ini yang kita dorong," ungkapnya.

"Kemudian yang sekarang lagi besar juga untuk elektronik, termasuk pembuatan panel surya Jadi kalau dilihat di Batam banyak panel surya di manufaktur assembling, testing, packaging, dan ke depan ini akan menjadi besar juga," tutur dia.

 

 

Menko Airlangga Terima Penghargaan dari Rusia

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan pertemuan khusus dengan sejumlah pejabat Rusia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan pertemuan khusus dengan mantan Presiden dan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev, Wakil Perdana Menteri Rusia Denis Manturov, dan Menteri Pembangunan Ekonomi Federasi Rusia Maxim Reshetnikov. (Dok Kemenko Perekonomian)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto melakukan kunjungan kerja ke Moskow Rusia sejak Senin lalu. Dalam kunjungan ini Menko Airlangga mengadakan pertemuan dengan sejumlah pejabat penting seperti mantan Presiden dan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev, Wakil Perdana Menteri Rusia Denis Manturov, dan Menteri Pembangunan Ekonomi Federasi Rusia Maxim Reshetnikov.

Dalam kunjungan tersebut, Menko Airlangga juga menerima penghargaan dari Pemerintah Rusia dalam bidang kerjasama internasional. 

Mengawali hari kedua, Airlangga hartarto menerima penghargaan “For Contribution to International Cooperation” dari Pemerintah Federasi Rusia yang disampaikan oleh Wakil Menteri Luar Negeri Federasi Rusia, Y.M. Mikhail Galuzin, di Moskow, Federasi Rusia.

“Penghargaan yang diberikan hari ini merupakan salah satu bukti bahwa Menko Airlangga mempunyai komitmen yang kuat untuk meningkatkan kerja sama dengan Rusia khususnya di bidang ekonomi,” ujar Wamenlu Galuzin.

Menko Airlangga menjelaskan bahwa penghargaan yang diterima hari ini tidak hanya untuk diri sendiri, tapi juga untuk semua pihak yang telah berkontribusi pada upaya peningkatan kerja sama ekonomi kedua negara.

“Tahun depan, Indonesia dan Rusia akan memperingati 75 tahun hubungan diplomatik. Sudah semestinya kita dapat memanfaatkan momentum ini dengan melakukan terobosan dalam rangka pengembangan hubungan kerja sama bilateral di bidang ekonomi,” ungkap Menko Airlangga.

Setelah menerima penghargaan, Menko Airlangga kemudian melakukan Pertemuan Co-chairs Sidang Komisi Bersama (SKB) ke-13 RI-Rusia Bidang Kerja Sama Perdagangan, Ekonomi dan Teknik dengan Wakil Pertama Perdana Menteri Federasi Rusia, Y.M. Denis Manturov.

Kembali Bela Minyak Sawit

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan pertemuan khusus dengan sejumlah pejabat Rusia.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengadakan pertemuan khusus dengan mantan Presiden dan Perdana Menteri Rusia Dmitry Medvedev, Wakil Perdana Menteri Rusia Denis Manturov, dan Menteri Pembangunan Ekonomi Federasi Rusia Maxim Reshetnikov. (Dok Kemenko Perekonomian)

Pada pertemuan tersebut, kedua Co-chairs mendiskusikan secara komprehensif berbagai sektor kerja sama ekonomi, yang mencakup isu-isu perdagangan, investasi, industri, pariwisata dan energi baru terbarukan (EBT).

“Kami menghargai kesediaan Indonesia untuk melakukan pertemuan hari ini karena Pertemuan SKB RI-Rusia terakhir telah dilaksanakan enam tahun yang lalu. Sementara, isu kerja sama ekonomi kedua negara berkembang sangat dinamis mengikuti situasi dan kondisi global yang sedang terjadi,” ungkap DPM Manturov.

Lebih lanjut, Menko Airlangga memaparkan berbagai fokus kerja sama di sektor pariwisata, ekspor minyak sawit Indonesia ke Rusia, registrasi produk perikanan Indonesia di Rusia, dan percepatan penyelesaian Perundingan Indonesia-EAEU FTA.

“Kedua pihak perlu duduk bersama untuk membahas peningkatan jumlah kunjungan wisatawan melalui penerbangan langsung antara kedua negara. Indonesia juga meminta Rusia untuk mendukung penyelesaian Perundingan Indonesia-EAEU FTA yang ditargetkan akan rampung pada Juli 2024,” tegas Menko Airlangga.

Pada akhir pertemuan, kedua Co-chair SKB RI-Rusia menyepakati rencana kunjungan delegasi bisnis Rusia ke Indonesia dan pelaksanaan SKB ke-13 RI-Rusia Bidang Perdagangan, Ekonomi dan Teknik pada bulan Desember 2024 di Indonesia.

Dalam rangkaian kunjungan di Moskow, Menko Airlangga juga bertemu dengan Wakil Ketua Dewan Keamanan Federasi Rusia, Dmitry Medvedev yang merupakan mantan Presiden Rusia 2008-2012 dan mantan Perdana Menteri Rusia 2012-2020.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya