Liputan6.com, Jakarta - PT Hutama Karya (Persero) buka suara terkait mantan bosnya yang ditetapkan sebagai tersangka korupsi oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Adjib Al Hakim menegaskan dugaan korupsi tersebut bukan untuk lahan Jalan Tol Trans Sumatera.
Advertisement
Baca Juga
"Pemberitaan yang beredar di Media Massa dan Media Sosial dengan _headline_ bahwa korupsi terjadi pada pengadaan lahan di Jalan Tol Trans Sumatera adalah tidak tepat dan tidak sesuai dengan kasus yang sedang terjadi," kata Adjib dalam keterangan resmi, Jumat (21/6/2024).
Advertisement
Dia menegaskan, pembelian lahan tersebut adalah bukan untuk pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera. Namun, untuk investasi pengembangan kawasan.
"Lahan tersebut berada di Wilayah Bakauheni dan Kalianda yang secara jarak berada di luar wilayah operasional dan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera," kata dia.
Selain itu, Adjib bilang kalau sumber dana untuk membeli lahan itu tidak menggunakan uang negara yang bersumber dari Penyertaan Modal Negara (PMN).
"Sumber dana atas transaksi pembelian lahan ini tidak berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN)," ujar dia.
Dia menuturkan, proses penyelidikan atas kasus ini masih berjalan dan Hutama Karya menghormati proses hukum yang sedang berlangsung dan akan bersikap kooperatif serta transparan dalam proses penyidikan kasus ini.
"Hutama Karya berkomitmen mendukung program bersih-bersih BUMN yang digalakkan oleh Menteri BUMN, serta memastikan penerapan tata kelola perusahaan yang baik dalam setiap proses bisnisnya," pungkas Adjib.
KPK Tahan Tersangka Korupsi Hutama Karya
Sebelumnya, lembaga antirasuah tersebut diketetahui telah menetapkan 3 tersangka dugaan korupsi pengadaan lahan di sekitar Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) tahun anggaran 2018-2020. Juru Bicata KPK Tessa Mahardhika menyebut, pihaknya sudah menyita 54 bidang tanah sejak Mei 2024 lalu.
"Untuk diketahui bahwa dalam penyidikan perkara ini, KPK telah menetapkan 3 (tiga) orang sebagai tersangka yaitu BP (Eks Dirut pada BUMN HK), MRS (Eks Kadiv pada BUMN HK) dan IZ (Swasta)," tuturnya, dikutip Jumat (21/6/2024).
Diketahui para tersangka dugaan korupsi itu diantaranya mantan Direktur Utama Hutama Karya Bintang Perbowo, mantan Kadiv BUMN Hutama Karya M Rizal Sutjipto, dan Komisaris PT Sanitarindo Tangsel Jaya, Iskandar Zulkarnaen.
Tessa menerangkan, 54 bidang tanah yang disita tersebut terdiri dari 32 (tiga puluh dua bidang tanah) yang berlokasi di Desa Bakauheni, Lampung Selatan seluas 436.305 m2. Serta ada 22 (dua puluh dua) bidang tanah di Desa Canggu, Lampung Selatan seluas 185.928 m2. Total ke 54 bidang tanah yang disita tersebut bernilai sekurang-kurangnya sebesar Rp 150 miliar rupiah.
"Bahwa pada sejak tanggal 19 Juni 2024 sampai dengan hari ini, Penyidik telah melakukan pemasangan Plang tanda Penyitdaan untuk ke 54 bidang tanah yang disita tersebut," ucap Tessa.
Advertisement
Hutama Karya Kebut Proyek RSUP Dr. Sardjito Senilai Rp 267 Miliar
Sebelumnya, PT Hutama Karya (Persero) (Hutama Karya) tengah mengerjakan proyek pembangunan Gedung Ibu dan Anak RSUP Dr. Sardjito, Sleman, Yogyakarta senilai Rp 267 miliar.
Saat ini proyek tersebut memiliki progres pengerjaan lebih cepat dari rencana per bulan April 2024 yang mencapai 79,3% dan ditargetkan selesai pada November 2024.
Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya, Adjib Al Hakim mengatakan bahwa proyek ini difungsikan untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, kualitas, rujukan dan infrastruktur terutama pada pelayanan kesehatan ibu dan anak di wilayah Yogyakarta dan sekitarnya serta dimanfaatkan sebagai fasilitas tanggap darurat, tanggap bencana alam dan tanggap pandemi COVID-19.
“RSUP Dr. Sardjito nantinya akan menjadi salah satu dari enam Rumah Sakit rujukan nasional sehingga perlu ditingkatkan secara infrastruktur, peralatan medis hingga pengembangan sumber daya manusia dengan fokus pada kesehatan ibu dan anak, onkologi, kesehatan pernafasan serta penerapan terapi sel induk,” ujar Adjib, Jumat (3/5/2024).
Adjib menyampaikan, pada bangunan yang memiliki desain unik dengan memadukan elemen arsitektur kearifan lokal bermotif batik ini, Hutama Karya telah menyelesaikan sejumlah pekerjaan berupa struktur bawah dan struktur atas serta menyisakan pekerjaan arsitektur dan interior, power house, selasar, instalasi tangki air bawah tanah, site development dan utilitas Mechanical, Electrical and Plumbing (MEP).
Pakai Teknologi
Untuk mempercepat penyelesaian proyek, Hutama Karya menggunakan teknologi BIM (Building Information Modelling) guna menghindari pekerjaan berulang dan mengidentifikasi potensi ketidaksesuaian pekerjaan.
Selain itu, juga dilakukan serangkaian upaya dalam meminimalisir dampak lingkungan dengan rutin melakukan pengendalian terhadap penyebaran debu dan pembersihan di area proyek, manajemen pengelolaan limbah proyek serta mengatur jadwal pekerjaan-pekerjaan tertentu di luar waktu operasional mengingat pekerjaan berada di lingkungan Rumah Sakit yang tetap beroperasi.
Proyek Lainnya
Selain proyek RS Sardjito yang cukup progresif, Hutama Karya juga berhasil mendapatkan kontrak baru untuk proyek konstruksi penyesuaian layout Gedung Estetika RSUP Prof. Dr. dr. I.G.N.G. Ngoerah, Denpasar, Bali.
Kontrak ditandatangani oleh EVP Divisi Gedung Hutama Karya, Nyoman Endi Mahendra bersama Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) Pengeluaran Anggaran Belanja Modal Khusus Gedung Estetika, dr. Affan Priyambodo Permana, Sp. BS (K) serta Kuasa Pengguna Anggaran atau Barang RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah, dr. I Wayan Sudana, M.Kes di Aula Yudistira (Aula VIP) RSUP Prof. Dr. I.G.N.G. Ngoerah, Denpasar pada Senin (25/3) lalu.
Proyek ini dikerjakan dalam rangka meningkatkan fasilitas kesehatan dan estetika setara pelayanan internasional, menarik potensi wisatawan lokal dan mancanegara untuk melakukan perawatan kecantikan sekaligus mendukung program Medical Tourism di Bali.
“Gedung estetika ini merupakan salah satu proyek percontohan kerja sama Indonesia dengan Korea Selatan dalam bidang beauty and wellness serta akan dijadikan sebagai rumah sakit vertikal yang menjadi rujukan di Provinsi Bali dan sekitarnya,” ujar Adjib.
Advertisement
Pengerjaan Proyek
Pada percepatan pengerjaan yang ditargetkan selesai pada Juli 2024, proyek ini menerapkan teknologi BIM (Building Information Modeling) untuk membuat pemodelan fisik gedung sesuai dengan rencana, melakukan perhitungan volume material secara cepat, visualisasi progress proyek dalam bentuk 3 dimensi, serta membantu penyusunan rencana dan realisasi pekerjaan.
Adjib kembali menerangkan bahwa Hutama Karya berkomitmen untuk mendukung kemajuan fasilitas kesehatan di Indonesia dengan menyelesaikan proyek secara tepat waktu, tepat mutu, tepat biaya, zero accident serta menjaga kualitas pekerjaan dengan perencanaan yang baik dan evaluasi pekerjaan secara berkala.
“Diharapkan kedua Rumah Sakit ini nantinya dapat menjadi transformasi dalam pelayanan Kesehatan yang semakin maju dan modern,” ujar Adjib Al Hakim, EVP Sekretaris Perusahaan Hutama Karya.