Bos Hutama Karya Minta PMN Rp 13,8 Triliun dari Anggaran Tahun 2025

Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), Budi Harto kembali meminta penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 13,8 triliun. Dana ini akan digunakan untuk pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

oleh Arief Rahman H diperbarui 08 Jul 2024, 20:10 WIB
Diterbitkan 08 Jul 2024, 20:10 WIB
Tol Indrapura-Kisaran Seksi 2 (Lima Puluh-Kisaran)
Jalan Tol Indrapura-Kisaran Seksi 2 (Lima Puluh-Kisaran). Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), Budi Harto kembali meminta penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 13,8 triliun. Dana ini akan digunakan untuk pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). (Dok: Hutama Karya)

Liputan6.com, Jakarta Direktur Utama PT Hutama Karya (Persero), Budi Harto kembali meminta penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 13,8 triliun. Dana ini akan digunakan untuk pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

Budi menyampaikan, suntikan dana pemerintah ini akan diambil dari alokasi PMN Tahun Anggaran 2025. Ada beberapa ruas yang akan jadi prioritas pembangunan JTTS dari dana tersebut.

 

"Permohonan PMN tahun anggaran 2025 untuk Hutama Karya sebesar Rp 13,868 triliun yang akan dialokasikan untuk ruas jalan tol Jambi-Rengat, ruas jalan tol Rengat-Junction Pekanbaru, dan perencanaan teknis JTTS tahap III," ujar Budi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VI DPR RI, Senin (8/7/2024).

Sebagai rinciannya, ruas tol Jambi-Rengat akan dialokasikan sebesar Rp 7,6 triliun, ruas Rengat-Junction Pekanbaru sebesar Rp 5,8 triliun, dam perencanaan teknis JTTS tahap III sebesar Rp 400 miliar.

Dua ruas ini merupakan bagian dari JTTS Tahap II. Secara keseluruhan, tol Sumatera itu dibagi dalam 4 tahap dengan panjang keseluruhan membentang sejauh 2.854 kilometer (km). Hingga Oktober 2024 mendatang, ditarget ada 996 km JTTS yang beroperasi.

"Progres JTTS sampai yang dibiayai PMN sampai 30 Juni 2024, Hutama Karya telah membangun sepanjang 800 km dan ditambah akan selesai Oktober ini ada 166 km, jadi sampai Oktober akan beroperasi 996 km," ucap Budi.

Setidaknya ada 3 poin manfaat PMN kepada Hutama Karya. Pertama, meningkatkan konektivitas di Pulau Sumatera, yang menurunkan waktu tempuh dan biaya transportasi.

"Kedua meningkatkan potensi penerimaan fiskal sebagai dampak terbangunnya jalan tol trans sumatera, ketiga mampu meningkatkan serapan tenaga kerja di sepanjangan kodidor JTTS," paparnya.

 

PMN Tambahan 2024

PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) melanjutkan konstruksi Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan. (Foto: Hutama Karya)
PT Hutama Karya Infrastruktur (HKI) melanjutkan konstruksi Jalan Tol Binjai-Pangkalan Brandan. (Foto: Hutama Karya)

Sebelumnya, PT Hutama Karya (Persero) kembali meminta kucuran dana Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 1 triliun di tahun 2024 ini. Nantinya dana tersebut akan digunakan untuk membangun Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) Ruas Palembang-Betung.

Direktur Utama Hutama Karya, Budi Harto mengatakan, permohonan PMN ini mengambil sumber dana dari cadangan pembiayaan investasi. Sebelumnya, nilai Rp 1 triliun sudah dimohonkan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati kepada Komisi XI DPR RI.

"Permohonan penyertaan modal PMN tahun anggaran (2024) dari Cadangan Investasi untuk Hutama Karya adalah sebesar Rp 1 triliun yang akan dialokasikan untuk ruas jalan tol ruas Palembang-Betung," kata Budi dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi XI DPR RI, Selasa (2/7/2024).

 

Tingkatkan Kapasitas Perusahaan

Jalan Tol Binjai-Langsa Seksi Kuala Bingai-Tanjung Pura
Jalan Tol Binjai-Langsa Seksi Kuala Bingai-Tanjung Pura (Dok: Hutama Karya)

Dia menjelaskan suntikan dana PMN ini untuk memperbaiki struktur permodalan dan meningkatkan kapasitas perusahaan. Utamanya dalam rangka melanjutkan pelaksanaan penugasan percepatan pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS).

"(Kedua), melanjutkan pengusahaan jalan tol ruas Palembang-Betung. Ketiga, meningkatkan konektivitas backbone (penyangga) Jalan Tol Trans Sumatera dari Bakauheni hingga Jambi," ucapnya.

Atas kucuran PMN ini, dia berharap bisa bermanfaat pada meningkatnya konektivitas di Pulau Sumatera. Sehingga mampu menurunkan waktu tempuh dan biaya transportasi.

"Meningkatkan potensi penerimaan fiskal dan meningkatkan penyerapan tenaga kerja di sepanjang koridor jalan tol," ucapnya.

Ruas Palembang-Betung merupakan bagian dari JTTS ruas Kayu Agung-Palembang-Betung (Kapalbetung) yang ditargetkan rampung pada paruh pertama 2025 mendatang

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya