BCA Gelontorkan Kredit Rp 850 Triliun hingga Juni 2024, Korporasi Tumbuh Paling Tinggi

Penyaluran kredit BCA kesektor berkelanjutan, termasuk di dalamnya investasi pada obligasi hijau serta kredit dengan skema sustainability linked loans, tumbuh 9,3% YoY menyentuh Rp 198 triliun per Juni 2024.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 24 Jul 2024, 20:10 WIB
Diterbitkan 24 Jul 2024, 20:10 WIB
Gedung BCA (Dok: BCA)
Gedung BCA (Dok: BCA)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) dan entitas anak membukukan peningkatan total kredit sebesar 15,5% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 850 triliun per Juni 2024. 

Presiden Direktur Bank BCA Jahja Setiaatmadja menjelaskan, peningkatan kredit ditopang oleh berbagai segmen, seperti kredit korporasi menjadi segmen dengan pertumbuhan tertinggi per Juni 2024, naik 19,9% YoY mencapai Rp 388,6 triliun.

Kredit komersial tumbuh 7,9% YoY menjadi Rp 127,8 triliun, dan kredit UKM naik 12,7% YoY hingga menyentuh Rp 114,4 triliun. 

“Portofolio kredit konsumer meningkat 13,6% YoY menjadi Rp 210,2 triliun, didorong penyaluran KPR yang tumbuh 10,8% YoY mencapai Rp 126,9 triliun serta pertumbuhan KKB sebesar 18,4% YoY menjadi Rp 62,1 triliun,” kata Jahja, Rabu (24/7/2024).

Kenaikan pinjaman konsumer lainnya yang sebagian besar kartu kredit tercatat sebesar 20,2% YoY mencapai Rp 17,8 triliun.

Penyaluran kredit ke sektor-sektor berkelanjutan, termasuk di dalamnya investasi pada obligasi hijau serta kredit dengan skema sustainability linked loans, tumbuh 9,3% YoY menyentuh Rp 198 triliun per Juni 2024, setara 23,2% dari total portofolio pembiayaan. 

Konsisten mendukung perkembangan ekosistem kendaraan listrik, BCA telah menyalurkan pembiayaan untuk kendaraan bermotor listrik sekitar Rp1,5 triliun per Juni 2024, tumbuh 2 kali lipat secara YoY. 

Seiring dengan meningkatnya penyaluran kredit, Rasio loan at risk (LAR) tercatat sebesar 6,4% pada semester I 2024, turun dibandingkan angka setahun lalu yaitu 9%. Rasio kredit bermasalah (NPL) berada di angka 2,2%. Rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang memadai, masing-masing sebesar 190,2% dan 71,2%.

BCA Cetak Laba Bersih Rp 26,9 Triliun, Tumbuh 11% pada Semester I 2024

Gedung BCA (Dok: BCA)
Gedung BCA (Dok: BCA)

PT Bank Central Asia Tbk (BBCA), dan entitas anak mencatatkan laba bersih tumbuh 11,1% secara tahunan (YoY) menjadi Rp 26,9 triliun pada semester I 2024.

BCA juga membukukan peningkatan total kredit sebesar 15,5% YoY menjadi Rp 850 triliun per Juni 2024. Pertumbuhan total kredit tersebut berada di atas rata-rata industri.

Pertumbuhan ini ditopang ekspansi pembiayaan secara berkualitas, serta peningkatan volume transaksi dan pendanaan.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja menuturkan, kredit untuk bisnis tercatat tumbuh dengan solid, baik di segmen korporasi maupun UMKM.  Peningkatan juga terjadi di segmen kredit konsumer, ditopang pelaksanaan BCA Expoversary 2024. 

"Event yang diselenggarakan sekitar dua bulan tersebut berhasil mengumpulkan total aplikasi KPR dan kredit kendaraan bermotor (KKB) sekitar Rp 50 triliun. Kami berterima kasih atas kepercayaan nasabah, serta dukungan dari pemerintah dan otoritas, sehingga BCA dapat melalui paruh pertama  2024 dengan baik,” kata Jahja dalam siaran pers, Rabu (24/7/2024)

Perbaikan kualitas pinjaman BCA mengiringi solidnya pertumbuhan kredit. Rasio loan at risk (LAR) tercatat sebesar 6,4% pada semester I 2024, turun dibandingkan angka setahun lalu yaitu 9%. Adapun, Rasio kredit bermasalah (NPL) berada di angka 2,2%. Rasio pencadangan NPL dan LAR berada pada level yang memadai, masing-masing sebesar 190,2% dan 71,2%. 

 

Dana Murah

Di sisi pendanaan, total dana pihak ketiga (DPK) BCA naik 5% YoY menyentuh Rp 1.125 triliun. Dana giro dan tabungan (CASA) berkontribusi 82% lebih dari total DPK, tumbuh 5,8% mencapai Rp915 triliun. 

"Solidnya pertumbuhan CASA selaras dengan total frekuensi transaksi BCA yang naik 21% YoY mencapai 17 miliar pada semester I 2024, tumbuh 4 kali lipat dalam 5 tahun terakhir. Khusus di kanal digital, frekuensi transaksi mobile banking dan internet banking mencapai 14,8 miliar, naik 24% YoY,” pungkas Tjahja.

Pada penutupan perdagangan Rabu, 24 Juli 2024, saham BBCA melemah 0,98 persen ke posisi Rp 10.075 per saham. Harga saham BBCA dibuka turun 50 poin ke posisi Rp 10.125 per saham. Harga saham BBCA berada di level tertinggi Rp 10.175 dan level terendah Rp 10.075 per saham. Total frekuensi perdagangan 8.012 kali dengan volume perdagangan 275.779 saham. Nilai transaksi Rp 279 miliar.

Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis: Deretan Bank Digital di Indonesia (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya