Cerita Bahliil Sempat Minder Jadi Menteri Investasi, Kenapa?

Menteri Investasi Bahlil Lahadalia, mengaku tak menyangka dirinya ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menteri di Kabinet Indonesia maju

oleh Tira Santia diperbarui 28 Jul 2024, 18:00 WIB
Diterbitkan 28 Jul 2024, 18:00 WIB
Menteri Investasi/Kepala BKP  Bahlil Lahadalia menyebut media terlalu membesar-besarkan kisruh mengenai konflik di Pulau Rempang.
Menteri Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia menyebut media terlalu membesar-besarkan kisruh mengenai konflik di Pulau Rempang, Batam, Kepulauan Riau.

Liputan6.com, Jakarta Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengaku tak menyangka dirinya ditunjuk oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi Menteri di Kabinet Indonesia maju.

"Saya bingung, karena saya tidak pernah bermimpi menjadi pejabat. Karena saya bermimpi untuk mengatur pejabat," kata Bahlil dalam dikusi terkait tantangan ekonomi politik Pemerintahan Baru: Menyambut Kabinet Prabowo-Gibran, Minggu (28/7/2024).

Bahkan, ketika dirinya menjadi Kader Partai pun dirinya tidak pernah tertarik menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Namun, justru saat ini ia ditunjuk Jokowi menjadi Menteri Investasi. Menurutnya, hal itu sudah jalan dari Tuhan.

"Saya jadi pejabat karena Allah dan Pak Jokowi,” ujarnya.

Sempat Minder

Disisi lain, Bahlil mengatakan dirinya sangat gugup ketika harus mengemban tugas sebagai pembantu Presiden. Pasalnya, Menteri-menteri sebelumnya merupakan lulusan dari luar negeri, sementara dirinya tidak.

"Hebat-hebat orang-orang ini, hampir semuanya di luar enegri, bahasa inggrisnya bagus. Nah, saya ditunjuk, sekolahnya di Papua, gimana gak gemeter," ujar Bahlil.

Kendati begitu, ia selalu percaya meskipun kuliah di luar negeri tidak menjamin kualitas diri seseorang. Melainkan, kualitas diri itu ditentukan oleh dirinya sendiri bukan dari asal kampus.

"Tapi saya selalu berpikir kampus tidak menjamin kualitas seseorang, yang menjamin kualitas itu ya seseornag itu sendiri," ungkapnya.

Kata Bahlil, meskipun dirinya merupakan lulusan kampus di pelosok negeri, tapi ia bisa membuktikan bahwa dirinya mampu menjadi Menteri Investasi. Hal itu dibuktikan dengan peningkatan investasi.

"Lihat, 2015-2019 itu kepala BKPM-nya tamatan Harvard, 2019 sampai 2023 itu sudah saya tamatan Papua. Bahkan di 2018 antara RPJM dan realisasi tidak pernah tercapai. Investasi itu ketika saya masuk naik terus sekarang sudah mencapai Rp1.400 triliun," pungkasnya.

Bahlil Targetkan RI Mampu Produksi Gula 3 Juta Ton di 2027

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mendampingi Presiden Joko Widodo melakukan penanaman tebu pertama di PT Global Papua Abadi, Kampung Sermayam, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selata
Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia mendampingi Presiden Joko Widodo melakukan penanaman tebu pertama di PT Global Papua Abadi, Kampung Sermayam, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.

Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, mengatakan Pemerintah Indonesia menargetkan Indonesia bisa memproduksi gula sebanyak 3 juta ton pada 2027.

Hal itu disampaikan melalui media sosial Instagram pribadinya, saat mendampingi Presiden Joko Widodo melakukan penanaman tebu pertama di PT Global Papua Abadi, Kampung Sermayam, Distrik Tanah Miring, Kabupaten Merauke, Provinsi Papua Selatan.

Menurutnya, melalui target tersebut, tujuannya agar Indonesia tidak perlu lagi impor gula dari negara lain. Oleh karena itu, swasembada gula terus didorong mulai dari sekarang.

"Target pemerintah pada tahun 2027 adalah agar produksi gula mencapai 3 juta ton per tahun. Artinya, Indonesia bisa memenuhi kebutuhannya sendiri dan tidak lagi bergantung pada negara lain," kata Bahlil, dikutip Minggu (28/7/2024).

Bahlil berharap melalui target tersebut, bisa mendorong agar rakyat sekitar dan pengusaha lokal dilibatkan dalam proyek penanaman tebu oleh PT Global Papua Abadi.

"Harus ada simbiosis mutualisme antara plasma dan inti, karena itu yang penting!. Saya gembira melihat perkembangan proyek ini. Tentunya, hal ini tidak terlepas dari dukungan Bapak Pj. Gubernur Provinsi Papua Selatan dan Bapak Bupati," ujarnya.

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya