Liputan6.com, Jakarta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyebut sektor jasa keuangan masih terjaga stabil. Hal ini didukung permodalan yang kuat dan likuiditas memadai di tengah ketidakpastian global akibat meningkatnya tensi perang dagang dan geopolitik, serta normalisasi harga komoditas.
Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan di dalam negeri kinerja pertumbuhan ekonomi masih cukup positif dan cenderung stabil di tengah ekonomi global melemah seiring dengan ekspektasi penurunan suku bunga The Fed dua atau tiga kali pada sisa tahun 2024.
Baca Juga
“Inflasi terjaga serta surplus neraca perdagangan berlanjut, sekalipun perlu dicermati tren penurunan harga komoditas,” kata Mahendra dal
am konferensi pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan & Kebijakan OJK Hasil RDK Bulanan Juli 2024, Senin (5/8/2024).
Advertisement
Waspadai Risiko
Mahendra menambahkan, OJK waspadai faktor-faktor risiko yang potensi memengaruhi sektor jasa keuangan yaitu downside risk pelemahan ekonomi Tiongkok, tensi geopolitik dinamis, serta fluktuasi harga komoditas.
“Oleh karena itu lembaga jasa keuangan agar tetap mencermati faktor risiko tersebut secara berkala,” pungkas Mahendra.
OJK Bakal Gelar Risk and Governance Summit Bakal Bahas Apa Saja?
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) terus meningkatkan sinergi dan kolaborasi dengan kementerian/lembaga, asosiasi profesi, dan akademisi di bidang Governance, Risk, and Compliance (GRC).
Sebelumnya, OJK mengadakan Forum Pre Risk & Governance Summit (RGS) yang melibatkan partisipasi aktif stakeholders untuk mendiskusikan isu signifikan terkait GRC sebagai masukan tema dalam forum RGS 2024 yang rencananya akan diselenggarakan pada November 2024.
Ketua Dewan Audit OJK, Sophia Wattimena menjelaskan forum Pre-RGS bertujuan untuk mencari masukan dari asosiasi serta dari pengawas bidang di OJK.
"Setelah diskusi kita mengerucut terhadap beberapa isu antara lain yaitu cyber security dan sustainability," kata Sophia dalam konferensi pers Asesmen Sektor Jasa Keuangan & Kebijakan OJK Hasil RDK Bulanan Juli 2024, Senin (5/8/2024).
Sophia menuturkan, dari sisi cyber security atau keamanan siber OJK fokus pada pengembangan ekosistem untuk identifikasi dan menangani serangan siber, serta membangun kesadaran dari sumber daya manusia perusahaan maupun instansi ditingkatkan.
Hal yang menarik, menurut Sophia adalah mitigasi kerja sama teknologi informasi dengan pihak ketiga yang saat ini ditengarai menjadi salah satu celah dari serangan siber.
"Untuk tema keberlanjutan yang menjadi fokus utama antara lain standarisasi pelaporan berkelanjutan khususnya di sektor publik dan juga untuk penyajian informasi atas pelaksanaan ESG,” pungkas Sophia.
Advertisement