Industri Tekstil RI Terancam Punah, tapi Masih Jadi Daya Tarik Investor

Meski tengah kembang kempis, Kemenperin mengaku masih banyak negara yang siap investasi di Industri Tekstil Indonesia

oleh Tira Santia diperbarui 08 Agu 2024, 17:00 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2024, 17:00 WIB
Investasi Teksil Meningkat Saat Ekonomi Lesu
Aktivitas pekerja di PT Pan Brother,Tangerang, Banten, Selasa (13/10/2015). Industri tekstil di dalam negeri terus menggeliat. Hal ini ditandai dengan adanya peningkatan produksi dan aliran investasi di dalam dan luar negeri. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta Meskipun industri tekstil dan produk tekstil di Indonesia sedang mengalami keterpurukan. Namun, ternyata industri tekstil tersebut masih menarik bagi investor asing.

Direktur Industri Tekstil , Kulit, dan Alas Kaki Direktorat Jenderal Industri Kimia, Farmasi dan Tekstil Kementerian Perindustrian, Adie Rochmanto Pandiangan mengatakan, alasan investor asing tertarik lantaran Sumber Daya Manusia (SDM) di Indonesia dinilai lebih unggul dibandingkan SDM negara lainnya, seperti Vietnam.

"Sumber daya Manusia (SDM) kita lebih baik sehingga mereka datang ke kita. Misal di pakaian dalam itu kita punya keunikan sendiri, pekerja kita ibu-ibu itu mempunyai kelentikan jari tersendiri sehingga kalo brand pakaian dalam premium memerlukan jahitan khusus, buat mereka kalau mereka datang ke china, Vietnam beda atau kurang lentik," kata Adie dalam diskusi publik INDEF: Industri Tekstil menjerit, PHK melejit, Kamis (8/8/2024).

Negara Tertarik Investasi

Adapun negara China, Korea, hingga Taiwan masih menunjukkan ketertarikan untuk berinvestasi terhadap industri tekstil di Indonesia.

Selain, menilai keterampilan SDM Indonesia lebih unggul dalam menjahit, para investor tersebut juga menghindari perang dagang Amerika Serikat (AS).

"Kenapa PMA tertarik? kalau dari data ada beberapa penanaman modal asing China masuk dalam rangka menghindari perang dagang dengan AS lalu dari korea dan taiwan juga ada. Kalau melihat apa yang mereka sampaikan ke kita tidak sepenuhnya karena itu, dilihat khusus untuk spesifikasi produk pakaia," ujarnya.

Hal lainnya yang menjadi ketertarikan investor asing masuk di sektor tekstil, yakni perilaku pekerja di Indonesia tidak ribet seperti di negara lain.

"Masalah perilaku, jadi investor asing itu melihat pekerja kita tidak serewel tempat investasi lain, misalnya Vietnam, hanya persoalan lain, saya minta hak-hak dasar pekerja dipenuhi seperti makan, pakaian, cukup gaji sepadan, katanya kalau kita lihat mereka di Vietnam pekerja lebih jauh menjual mahal dan tak begitu bagus makannya lari ke indonesia," ujarnya.

 

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Investor Dalam Negeri

Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengunjungi industri tekstil di Jawa Barat. Teten mengatakan,  sejumlah pengusaha tekstil di Kabupaten Bandung terancam berhenti produksi hingga melakukan PHK. (Dok KemenkopUKM)
Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mengunjungi industri tekstil di Jawa Barat. Teten mengatakan, sejumlah pengusaha tekstil di Kabupaten Bandung terancam berhenti produksi hingga melakukan PHK. (Dok KemenkopUKM)

Namun, untuk Penanam modal dalam negeri (PMDN) justru masih cenderung berhati-hati menanamkan modalnya di sektor tekstil ini.

Mereka memilih untuk menunggu dan melihat perkembangan industri tekstil di tanah air yang saat ini masih goyah.

"Penaman modal dalam negeri (PMDN) atau pasar dalam negeri yang fokusnya domestik, ini pasar dalam negeri ini terganggu mereka menjadi lebih pesimis itu yang membuat mereka tak ekspansif dan lebih banyak wait and see," pungkasnya.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya