Liputan6.com, Jakarta Harga minyak mentah Amerika Serikat (AS) naik menjadi USD 73 per barel pada hari Kamis (Jumat waktu Jakarta) setelah menghapus sebagian besar keuntungannya untuk tahun ini karena permintaan yang lemah di Tiongkok dan kekhawatiran tentang ekonomi AS membebani pasar.
Berikut harga minyak dunia pada penutupan hari Kamis seperti dikutip dari CNBC, Jumat (23/8/2024):
Baca Juga
- Harga minyak West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Oktober 2024 dipatokUSD 73,01 per barel, naik USD 1,08 atau 1,5%. Sepanjang tahun ini, harga minyak mentah AS telah naik 1,9%.
- Harga minyak Brent untuk kontrak Oktober dibanderol USD 77,22 per barel, naik USD 1,17 atau 1,54%. Sepanjang tahun ini, patokan harga minyak global ini naik tipis 0,23%.
Patokan harga minyak mentah AS kini naik sekitar 2% sepanjang tahun ini, sementara patokan harga minyak mentah global Brent telah menghapus hampir seluruh kenaikannya sepanjang tahun 2024. Patokan minyak mentah tersebut masing-masing turun 15,7% dan 14,8% dari titik tertingginya pada bulan April ketika Israel dan Iran nyaris berperang.
Advertisement
Harga minyak turun lebih dari 1% pada hari Rabu setelah pertumbuhan lapangan kerja AS direvisi secara signifikan lebih rendah, memperbarui kekhawatiran mengenai kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
Namun Daan Struyven, Kepala Penelitian Minyak di Goldman Sachs, mengatakan prospek permintaan di China lebih mengkhawatirkan bagi pasar global.
Permintaan minyak di Tiongkok tumbuh sebesar 200.000 barel per hari pada paruh pertama tahun 2024 dibandingkan dengan periode tahun lalu, tiga kali lipat di bawah pertumbuhan rata-rata 600.000 barel per hari dari tahun 2016 hingga 2019, kata Struyven kepada CNBC.
Perlambatan di China sebagian disebabkan oleh beralihnya pengemudi dari mobil berbahan bakar bensin ke kendaraan listrik, dan truk yang beralih ke gas alam cair , kata analis tersebut.
“Sebagian perlambatan memang sudah diperkirakan karena pertumbuhan PDB Tiongkok yang melambat dan peningkatan pesat kendaraan listrik,” kata Struvyen.
Harga Minyak Merosot Gara-Gara Data Pekerjaan AS
Sebelumnya, harga minyak turun pada Rabu, 21 Agustus 2024 setelah pemerintah Amerika Serikat (AS) setelah merevisi signifikan jumlah pekerjaan yang ditambahkan hingga Maret 2024 menekan sentimen investor.
Mengutip CNBC, Kamis (22/8/2024), harga minyak Brent turun USD 1,15 atau 1,49 persen menjadi USD 76,05 per barel. Sementara itu, harga minyak West Texas Intermediate w(TI) susut USD 1,24 atau 1,69 persen menjadi USD 71,93.
Departemen Tenaga Kerja AS menyebutkan, pengusaha AS menambahkan jauh lebih sedikit pekerjaan dari pada yang dilaporkan sebelumnya hingga Maret 2024.
“Pasar sekarang beralih dari harga dalam ekonomi yang lebih kuat ke potensi pendaratan keras, itulah sebabnya harga minyak enggan bergerak lebih tinggi,” ujar Analis Price Futures Group, Phil Flyn..
Berdasarkan Departeman Tenaga Kerja AS untuk total pekerjaan penggajian untuk periode April 2023-Maret 2024 diturunkan menajdi 818.000. “Data ini membantu menciptakan krisis kepercayaan,” kata Ekonom Matador Economics, Tim Snyder.
Data pekerjaan yang direvisi mengimbangi dukungan dari penurunan persediaan minyak AS. Stok minyak mentah, bensin dan sulingan Amerika Serikat turun pada pekan yang berakhir 16 Agustus 2024, menurut Badan Informasi Energi atau the Energy Information Administration (EIA).
Persediaan minyak mentah turun 4,6 juta barel menajdi 426 juta barel dalam sepekan, kata EIA dibandingkan harapan analis dalam jajak pendapat Reuters ada penarikan 2,7 juta barel.
Sementara itu, kekhawatiran investor terus berlanjut atas prospek pelemahan ekonomi di China yang bebani permintaan minyak mentah negara tersebut.
“Saat ini kami mengukur segalanya berdasarkan ekonomi China, dan jika ada yang condong negatif dari China, itu akan menekan energi,” ujar Synder.
Advertisement
Sentimen Timur Tengah
Di tempat lain, sebuah kapal tanker minyak berbendera Yunani terombang-ambing di Laut Merah pada Rabu, 21 Agustus 2024 setelah serangan berulang yang memicu kebakaran pada kapal dan menyebabkan kapal kehilangan tenaga, kata badan maritim Inggris.
Kemudian pada hari itu kapal lain melaporkan dua ledakan di perairan sekitar 57 mil laut (105 km) selatan Aden, kata Operasi Perdagangan Maritim Inggris (UKMTO) dan Ambrey.
Militan Houthi yang bersekutu dengan Iran telah melancarkan serangkaian serangan terhadap pengiriman internasional di dekat Yaman sejak November lalu sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina dalam perang antara Israel dan Hamas.
Laut Merah yang mengarah ke Terusan Suez merupakan rute pengiriman utama minyak, dan serangan berkelanjutan berpotensi mengancam arus minyak mentah global.
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken mengakhiri perjalanan ke Timur Tengah yang dimaksudkannya untuk menjadi penengah perjanjian gencatan senjata di Gaza.
Blinken dan mediator dari Mesir dan Qatar telah meningkatkan harapan akan "proposal penjembatan" AS yang dapat mempersempit kesenjangan antara kedua belah pihak dalam perang 10 bulan tersebut.
"Harapan akan gencatan senjata antara Israel dan Hamas telah membebani harga minyak, bersama dengan kekhawatiran permintaan yang masih ada," kata ahli strategi komoditas ING.
Namun, serangan udara Israel di Gaza telah menewaskan sedikitnya 50 warga Palestina dalam 24 jam terakhir, kata otoritas kesehatan Palestina pada hari Rabu, sementara militer mengatakan pasukan terus menargetkan militan dan menyita senjata dan amunisi.