Dolar AS Menguat, Harga Emas Dunia Jatuh 1%

Dikutip dari CNBC, Kamis (24/10/2024), harga emas spot turun 1% menjadi USD 2.721,12 per ounce

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 24 Okt 2024, 07:29 WIB
Diterbitkan 24 Okt 2024, 07:29 WIB
Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta Harga emas turun lebih dari 1% setelah mencapai rekor tertinggi pada hari Rabu, karena penguatan dolar AS dan kenaikan imbal hasil obligasi AS mengimbangi dukungan dari permintaan aset safe haven terkait pemilu AS pada 5 November dan perang di Timur Tengah.

Dikutip dari CNBC, Kamis (24/10/2024), harga emas spot turun 1% menjadi USD 2.721,12 per ounce pada pukul 12:25 siang EDT (14:10 GMT) setelah mencapai rekor tertinggi USD 2.758,37 sebelumnya dalam sesi perdagangan.

Kontrak berjangka emas AS turun 0,9% menjadi USD 2.734,60.

Emas, yang dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian politik dan ekonomi, telah naik lebih dari 31% tahun ini, memecahkan beberapa rekor tertinggi, setelah penurunan suku bunga oleh Federal Reserve bulan lalu yang dikombinasikan dengan permintaan safe haven menciptakan kondisi ideal bagi logam mulia ini.

“Ada aksi ambil untung dan imbal hasil obligasi naik, sehingga emas akan sulit bergerak lebih tinggi dengan arah imbal hasil saat ini,” kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures.

Prediksi Harga Emas

Namun, menurut Haberkorn, harga emas bisa mencapai level USD 2.800 per ounce pada akhir minggu ini karena permintaan aset safe haven.

 

 

Sentimen Pemilu AS

Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)
Ilustrasi harga emas dunia hari ini (Foto By AI)

Indeks dolar naik 0,3% mendekati level tertinggi dalam tiga bulan, membuat emas kurang menarik bagi pemegang mata uang lain.

Sementara imbal hasil obligasi AS naik ke level tertinggi dalam tiga bulan.

“Ini terkait dengan ketidakpastian pemilu AS dan meningkatnya beban utang di AS. Mereka harus menerbitkan utang senilai miliaran dolar tepat sebelum pemilu di pasar yang relatif tipis dan cemas,” kata Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank.

Dengan pemilu presiden AS kurang dari dua minggu lagi, Wakil Presiden Kamala Harris memimpin tipis dengan 46% suara dibandingkan 43% dari mantan Presiden Donald Trump, menurut jajak pendapat Reuters/Ipsos.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya