Liputan6.com, Jakarta Sejak tahun 2021, BRI sudah menggelar sertifikasi halal untuk pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia. Langkah tersebut merupakan strategi BRI untuk meningkatkan daya saing pelaku UMKM di pasar.
Apa yang dilakukan oleh BRI tersebut pun berdampak positif kepada para pelaku UMKM di Indonesia. Dua pelaku UMKM Binaan BRI yang sudah mendapatkan sertifikasi halal itu pun merasa bisnisnya semakin naik kelas.
Advertisement
Baca Juga
Petrus Kinho (58) yang merupakan pelaku UMKM Tarusan Rumah Rendang dan Minyak Buah Merah dari kota Timika, Provinsi Papua Tengah merasa terbantu dengan apa yang dilakukan BRI. Usaha Rumah Makan Minang yang digeluti sejak 2022 pun jadi lebih berkembang setelah mendapat sertifikat halal. Â
Advertisement
“Dengan adanya sertifikat halal ini, pelanggan saya merasa nyaman dan kami merasa tenang dan percaya diri untuk promosi-penjualan," ujar Petrus.
"Selain itu, kepercayaan pasar makin besar, jangkauan pasar makin meluas. Terima kasih banyak kepada BRI yg sudah membantu perjalanan usaha kami," imbuhnya.
Senada dengan Petrus, Vanessa (29), pelaku UMKM Indonesian Artisan Tea bernama Senda Tea asala Tangerang Banten juga merasakan hal yang serupa. Usaha teh yang dirintisnya sejak 2020 jadi jauh lebih berkembang berkat sertifikasi halal.
“Berkat sertifikat halal produk Senda Tea masuk ke client level National Brand dan dapat masuk ke Restaurant & Cafe bersertifikasi Halal, tentu kami sangat berterima kasih kepada BRI," ujar Vanessa.
"Selain itu, kami juga mendapatkan pemberdayaan dari BRI seperti mengikuti UMKM EXPO(RT) BRILIANPRENEUR 2023," imbuhnya.
Diikuti 77 Pelaku UMKM
BRI Peduli memberikan bantuan pelatihan dan pendampingan sertifikasi halal bagi 77 pelaku UMKM dari 14 Provinsi di Indonesia. Tercatat sebanyak 1502 produk/menu telah berhasil mendapatkan sertifikat halal dari program BRI Peduli.
Wakil Direktur Utama BRI, Catur Budi Harto mengungkapkan bahwa BRI akan terus mengambil peran membantu pelaku UMKM melalui kegiatan pelatihan dan pemberian sertifikasi halal yang diharapkan dapat menciptakan UMKM yang dapat bersaing di pasar.
“Tujuannya agar mutunya terjaga, pasarnya semakin terbuka, sehingga mereka bisa naik kelas dan bisa mengakses pasar lebih besar lagi," ungkapnya.
"Pelaku UMKM juga mampu memberikan keyakinan pada konsumen bahwa produk-produk usahanya telah terjamin kehalalannya," jelas Catur.
Dalam pelaksanaanya, BRI menggandeng BRI Research Institute dan Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika (LPPOM) MUI. Berbagai proses telah dijalankan, di mana pelaku usaha mendapatkan pendampingan dari BRI yang berkolaborasi dengan berbagai pihak.
Setelah mengikuti kelas bimbingan teknis sertifikasi halal pada Juli 2024, para peserta mengikuti audit sertifikasi halal secara on site hingga akhirnya terbit sertifikasi halal bagi seluruh peserta.
Â
(*)
Advertisement