1,5 Bulan Menjabat, Menko Curhat Hadapi Banyak Tantangan di Sektor Pangan

Menko Bidang Pangan, Zulkifli Hasan menyoroti berbagai masalah yang membuat sektor pangan dan pertanian di Indonesia menjadi sangat rumit dan terbengkalai.

oleh Tim Bisnis diperbarui 03 Des 2024, 13:59 WIB
Diterbitkan 03 Des 2024, 13:59 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan. (Foto: Tim Bisnis)
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan. (Foto: Tim Bisnis)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator (Menko) Bidang Pangan, Zulkifli Hasan cerita mengenai tantangan yang dihadapi di sektor pangan selama 1,5 bulan menjabat.

Zulkifli menyoroti berbagai masalah yang membuat sektor pangan dan pertanian di Indonesia menjadi sangat rumit dan terbengkalai.

Ia menilai, salah satu tantangan terbesar adalah kurangnya dukungan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam menyediakan bibit unggul. 

"Kalau bahas bibit pasti berkaitan dengan BRIN karena Pertanian sudah enggak boleh lagi melakukan penelitian. BRIN kadang-kadang ngomongin mengenai moderasi beragama, padahal kita butuhnya bibit unggul padi, ini memang enggak mudah. Pertanian sungguh-sungguh terbengkalai,” ujar Zulkifli Hasan dalam acara Estafet Kepemimpinan Baru Menuju Akselerasi Ekonomi di Jakarta, Selasa (3/12/2024).

Zulkifli juga menyoroti banyaknya pakar pertanian di Indonesia, tetapi hal tersebut tidak serta-merta mendorong tercapainya swasembada pangan. “Jadi, padahal banyak pakar, tapi menuju swasembada tetap ruwet,” ujar dia.

Penyederhanaan Distribusi Pupuk

Salah satu langkah yang telah dilakukan Zulkifli Hasan adalah merapikan sistem distribusi pupuk yang selama ini dinilai terlalu rumit. Ia menuturkan sebelumnya, pengadaan pupuk melibatkan banyak tahapan administrasi yang memperlambat proses. 

"Misalnya pupuk. SK bupati kita hilangkan. SK gubernur kita hilangkan lagi aturan menteri perdagangan. Macam-macam kita hilangkan. Sekarang distribusi pupuk langsung dari Kementerian Pertanian ke Direktur Utama Pupuk, lalu ke Gapoktan atau pengecer," kata dia.

Ia menuturkan, langkah ini dilakukan untuk memastikan pupuk bisa langsung sampai kepada petani tanpa melalui prosedur berbelit-belit. Zulkifli Hasan juga mengatakan penyuluh pertanian yang sebelumnya kurang optimal kini diurus langsung oleh Kementerian Pertanian agar dapat memberikan dukungan secara menyeluruh.

"Penyuluh di kabupaten kadang-kadang jadi supir, macam-macam. Dan saya juga tiga kali rapat sudah selesaikan. Penyuluh sekarang yang ada dari pusat. Oleh Kementan ditangani langsung oleh Kementan karena nanti penyuluh itu tidak hanya tanaman padi. Tapi tanam dalam artian luas," kata dia.

Masalah Irigasi yang Mendesak

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan. (Foto: Tim Bisnis)
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan. (Foto: Tim Bisnis)

Masalah irigasi juga menjadi fokus Zulkifli selama menjabat. Ia menuturkan, banyak sawah di Indonesia hanya mampu panen sekali atau dua kali setahun karena kondisi irigasi yang buruk. 

"Karena sawah kita itu ternyata ada satu kali panen, ada dua kali panen. Yang satu kali panen berarti pasti irigasinya enggak ada. Kemudian dua kali, artinya irigasinya rusak. Tiga kali, irigasinya bagus," ungkapnya.

Ia menyoroti pembangunan bendungan yang telah dilakukan pemerintah belum sepenuhnya diikuti dengan pembangunan saluran irigasi yang memadai. Zulkifli juga menekankan pemerintah daerah, baik bupati maupun gubernur, sering kali lebih memprioritaskan pembangunan jalan raya dibandingkan irigasi. 

"Bupati tak akan membangun irigasi, yang dibangun jalan raya. Gubernur nggak mungkin juga, jalannya pada rusak, dia nggak urus irigasi. Jadi pertanian terbengkalai. Sungguh-sungguh terbengkalai," ujar dia.

Langkah Penyelesaian

Untuk mengatasi masalah ini, Zulkifli menuturkan, pemerintah pusat kini telah mengambil alih tanggung jawab pembangunan irigasi. "Ini baru saya selesaikan. Pusat sekarang boleh membangun irigasi irigasi," kata dia.

 

Target 2027 Rampung, Menko Zulhas: Swasembada Pangan Itu Ruwet

Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, memastikan pasokan beras melimpah jelang Nataru
Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, memastikan pasokan beras melimpah jelang Nataru (dok: Tira)

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan atau yang akrab di panggil Zulhas mengatakan awalnya Presiden Prabowo Subianto menginginkan swasembada pangan tercapai pada 2029.

Namun, dalam forum APEC dan G20, disampaikan bahwa swasembada pangan akan terealisasi pada tahun 2027

"Bapak Presiden ingin kita swasembada pangan tahun 2029, belum kerja kita sudah maju jadi 2028. Begitu di APEC dan G20 kita akan swasembada pangan tahun 2027," kata Zulhas dalam acara Estapet Kepemimpinan Baru Menuju Akselerasi Ekonomi, Jakarta, Selasa (3/12/2024).

Meski begitu Zulhas mengaku menuju swasembada pangan itu ruwet yang ditargetkan rampung pada 2028.

"Tapi menurut saya menuju swasembada (pangan) itu ruwet. Enggak tau makanya Pak Prabowo bikin menko pangan. barangkali. Inilah yang seharusnya bisa kita selesaikam dan bisa kita atasi," aku Zulhas.

Meskipun terasa rumit, Zulhas optimistis swasembada pangan akan tercapai karena dukungan Presiden Prabowo Subianto yang terus menggalakan ini.

"Karena saya punya sandaran yg kokoh presiden, karena presiden ini selalu ngomongnya swasembada. Kalau presiden dukung biasanya apa saja bisa kita selesaikan," ujar dia.

Zulhas menyebut yang tidak mungkin terjadi adalah jika presidennya bekerja setengah-setengah. Ia menjelaskan Pak Prabowo selalu menekankan pentingnya swasembada.

"Yang tidak bisa itu kalau presidennya separo separo, ini Pak Prabowo di mana mana menyampaikan swasembada swasembada jadi saya punya backup yg kuat bpk presiden. Dan saya kira kita bisa menyelesaikan soal ini dan saya yakin bisa," Zulkifli Hasan mengakhiri.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Live Streaming

Powered by

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya