OJK Ungkap Dampak Program 3 Juta Rumah terhadap Sektor Jasa Keuangan

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar berikan tanggapan mengenai dampak pembangunan 3 juta rumah terhadap sektor keuangan.

oleh Tira Santia diperbarui 13 Des 2024, 17:15 WIB
Diterbitkan 13 Des 2024, 17:15 WIB
OJK Ungkap Dampak Program 3 Juta Rumah Prabowo terhadap Sektor Jasa Keuangan
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menyampaikan dampak program unggulan Presiden Prabowo Subianto yakni pembangunan 3 juta rumah terhadap sektor jasa keuangan. (Foto: Liputan6.com/Tira Santia)

Liputan6.com, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Mahendra Siregar menyampaikan dampak program unggulan Presiden Prabowo Subianto yakni pembangunan 3 juta rumah terhadap sektor jasa keuangan.

Menurut dia, program ini akan membawa dampak yang sangat luas dan masif, yang pada gilirannya dapat mempengaruhi perekonomian secara keseluruhan, khususnya dalam sektor jasa keuangan.

"Kalau kita melihat dari program utama ini jelas dilihat dari faktor besarannya maupun dilihat dari faktor potensi sebarannya akan sangat luas dan masif jumlahnya," kata Mahendra dalam Konferensi Pers RDKB November 2024, di Jakarta, Jumat (13/12/2024).

Untuk program pembangunan 3 juta rumah, menurut Mahendra, tidak hanya berfokus pada pemenuhan kebutuhan perumahan, tetapi juga berpotensi memberikan dampak positif yang luas terhadap industri lainnya.

Misalnya, industri material bangunan seperti semen, baja, perabotan rumah tangga, dan sebagainya, akan merasakan dampak positif dari tingginya permintaan yang dihasilkan. Selain itu, sektor konstruksi dan infrastruktur juga akan berkembang pesat, dengan meningkatnya kebutuhan akan jasa tenaga kerja.

Dari sisi sektor jasa keuangan, dampak positifnya sangat terasa dalam beberapa aspek. Pembangunan perumahan yang sangat besar ini akan meningkatkan produk domestik bruto (PDB) dan menyerap tenaga kerja. Beberapa perusahaan yang terlibat dalam industri material bangunan dan konstruksi, banyak di antaranya adalah perusahaan publik (Tbk), yang juga akan berkontribusi pada perkembangan pasar modal.

"Untuk perumahan yang sangat besar jumlahnya tentu saja akan memberikan dampak positif kepada industri material bangunan, misalnya semen, baja, maupun juga perabotan dan lain-lain, kemudian di lain sisi menumbuh kembangkan jasa kontruksinya, jasa infrastrukturnya, dan potensi untuk melibatkan jumlah tenaga kerja yang besar," ujarnya.

 

Hadapi Tantangan

Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers RDKB, Jumat (13/12/2024). (Tira/Liputan6.com)
Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mahendra Siregar dalam Konferensi Pers RDKB, Jumat (13/12/2024). (Tira/Liputan6.com)

Maka dengan besarnya target yang ingin dicapai, terutama dalam pembangunan 3 juta rumah per tahun, sektor jasa keuangan akan menghadapi tantangan besar dalam menyediakan pembiayaan yang dibutuhkan.

Mahendra memperkriakan, anggaran yang dialokasikan dari APBN tidak akan cukup untuk memenuhi target tersebut, sehingga industri keuangan akan berperan lebih besar dalam menyediakan dana yang diperlukan.

Pembiayaan yang dibutuhkan dapat bersumber dari berbagai sektor industri pembiayaan, seperti perbankan dan pasar modal. Salah satu cara untuk meningkatkan pendanaan bagi pembangunan perumahan adalah melalui produk sekuritisasi (efek berbasis aset), yang memungkinkan pengumpulan dana dalam jumlah besar.

"Potensi keuntungan dengan adanya peluang pembiayaan yang sangat besar. Pembiayaan yang tentu dengan besaran yang ingin dicapai dengan target yang tinggi diperkirakan tidak akan cukup dari APBN, sama halnya untuk pembangunan 3 juta rumah, karena begitu besar targetnya pe rtahun," ujarnya.

Hal ini akan membuka peluang baru bagi pengembangan produk di pasar modal, yang pada gilirannya akan memperluas pasar dan meningkatkan likuiditas.

"Nah, dengan begitu akan diupayakan pembiayaan yang berasal dari berbagai sumber dan industri pembiayaan baik itu diperbankan, pasar modal, yang tentu akan semakin meningkatkan aktivitas pengembangan industri keuangan itu sendiri," ujarnya.

Ciptakan Peluang bagi Industri Jasa Keuangan

20151104-OJK Pastikan Enam Peraturan Akan Selesai Pada 2015
Petugas saat bertugas di Kantor Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Jakarta. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain dari sisi pembiayaan pembangunan perumahan, calon pembeli rumah juga akan memerlukan pembiayaan untuk kepemilikan rumah atau pembiayaan lainnya.

Hal ini menciptakan peluang besar bagi industri jasa keuangan untuk menyediakan berbagai produk pembiayaan, baik itu dalam bentuk kredit pemilikan rumah (KPR) maupun produk pembiayaan lainnya.

Industri jasa keuangan akan berperan penting dalam menyediakan layanan pembiayaan untuk para pembeli rumah, yang pada gilirannya akan mendukung tercapainya target pembangunan 3 juta rumah. Oleh karena itu, sektor jasa keuangan akan mendapatkan manfaat langsung dari meningkatnya permintaan pembiayaan ini.

"Dari segi permintaan, tentu para calon pembeli rumah akan memerlukan pembiayaan apakah dalam bentuk kepemilikan rumah ataupun pembiayaan lainnya yang tentu disediakan industri jasa keuangan terkait, jadi dari berbagai sisi banyak sekali potensi yang bisa ditopang industri jasa keuangan dan pada gilirannya menjadikan besaran yang ingin dicapai dalam target itu bisa mungkin dicapai," pungkasnya.

Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global
Infografis Efek Donald Trump Menang Pilpres AS ke Perekonomian Global. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya