Liputan6.com, Jakarta - Wakil Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Kartika Wirjoatmodjo meninjau ke Posko Siaga Kelistrikan Natal dan Tahun Baru 2024/2025 PLNÂ Unit Induk Pengatur Beban Jawa, Madura, dan Bali (UIP2B JAMALI) di Cinere, Kota Depok, Jumat (27/12/2024).
Pria yang akrab disapa Tiko tersebut ditemani oleh Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi dan Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly.
Baca Juga
"Siang ini saya dan Haryadi Direktur Transmisi PLN, dan Ibu Sintia dan Terkeuangan PLN, melakukan kunjungan ke pengatur Beban Gandul. Gandul ini sebenarnya adalah pusat untuk mengontrol dispatching listrik di Jawa Bali," kata Tiko.
Advertisement
Dalam peninjauannya, Tiko memastikan, ketersediaan pasokan listrik untuk Nataru terjaga. Meskipun biasanya memasuki libur nataru kebutuhan listrik justru menurun, namun PLN tetap menjaga ketersediaan stok kelistrikan.
"Sebenarnya kalau di PLN itu justru kalau Nataru malah turun kebutuhannya, karena banyak orang libur ya. Jadi kita yakinkan bahwa riset margin untuk memenuhi kapasitas listrik baik," ujar dia.
Selain itu, dalam peninjauannya kali ini, Tiko mengatakan pihaknya dengan PLN juga membahas mengenai rencana ke depan Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) untuk pembangunan EBT ke depan.
"Dan juga membicarakan mengenai berbagai isu, termasuk isu keuangan di PLN," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Transmisi dan Perencanaan Sistem PLN Evy Haryadi, menyampaikan bahwa di PLN UIP2B JAMALI terdapat dua unit PLN, yaitu unit pengatur beban, dan unit transmisi.
Â
Â
Sistem Kelistrikan
Unit pengatur beban adalah unit yang memastikan bahwa penyaluran tenaga listrik, baik itu dari pembangunan dan transmisi khususnya, sudah sampai ke distribusi dengan baik.
"Jadi saat ini kita menyiapkan sistem untuk Jawa-Bali, di mana di sini ada sistem 500 KV yang dipastikan penyalurannya sampai dengan transmisi 150 dan 70 KV dengan baik," ujarnya.
Kata Evy, untuk Nataru, sistem kelistrikan PLN khususnya di Jawa-Bali cukup, sehingga cadangan kelistrikan PLN mencapai 40 persen lebih karena beban turun. "Jadi, beban puncak kita perkirakan hanya 26.000 (KV) nanti di Natal dan Tahun Baru. Dan cadangannya mencapai sekitar 46.000 (KV). Jadi, sangat cukup untuk itu," pungkas Evy.
Advertisement
Jurus PLN Jaga Listrik Hadapi Risiko Bencana Libur Nataru
Sebelumnya, menghadapi libur panjang Natal dan Tahun Baru 2024/2025, PT PLN (Persero) telah menyiapkan upaya untuk memitigasi risiko bencana alam di sektor kelistrikan, khususnya saat musim hujan.
EVP Operasi System Ketenagalistrikan PT PLN (Persero) Dispriansyah, mengatakan guna menghadapi kemungkinan gangguan yang disebabkan oleh cuaca buruk, PLN telah menerapkan berbagai inovasi digital dalam sistem ketenagalistrikan, yakni penerapan smart grid.
"Nah, yang menjadi kekhawatiran kami adalah cuaca sekarang ini sedang sangat tidak bersahabat. Untuk mengantisipasi cuaca ekstrem ini kami PLN sudah menerapkan inovasi digital untuk merespons gangguan," kata Dispriansyah, di Jakarta, Selasa (24/12/2024).
Optimalisasi Sistem Digital
Ia menjelaskan, Smart grid adalah sistem digital seperti smartplant, smart control system, dan smart distribusi, yang berguna untuk memantau dan mengendalikan pasokan listrik secara real-time, serta memberikan informasi kepada petugas di lapangan.
Melalui smart grid, petugas dapat bergerak cepat untuk mengantisipasi masalah yang muncul akibat cuaca ekstrem, sehingga gangguan pada sistem ketenagalistrikan dapat diminimalkan.
"Smart grid inilah yang nanti akan menginformasikan kepada petugas-petugas yang ada di lapangan untuk bisa bergerak dengan cepat mengantisipasi segala permasalahan listrik yang diakibatkan oleh cuaca ekstrem," ujarnya.
Â
Tim Tangggap Darurat
Tak hanya itu saja, PLN juga menyiapkan tim tanggap darurat guna merespons bencana alam atau gangguan lain yang mungkin terjadi.
Tim tersebut akan standby di posko, dan akan membantu jika terjadi gangguan pada instalasi tegangan menengah maupun tegangan tinggi.
"Untuk mengantisipasi ini juga kami menyiapkan tim tanggap darurat terkait dengan bencana. Kemudian kami menyiapkan tim yang akan selalu standby di posko," ujarnya.
1.853 Posko
Sejalan dengan hal tersebut, PLN juga menjalin kerja sama dengan BMKG (Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika) serta Badan Geologi untuk mendapatkan informasi terbaru terkait perubahan cuaca dan kondisi geologi.
Hal ini bertujuan untuk mempersiapkan diri dengan lebih baik terhadap potensi bencana atau gangguan yang dapat mempengaruhi sistem ketenagalistrikan.
Adapun PLN telah menyiagakan sebanyak 1.853 posko yang didukung sebanyak 81.591 perseonel, serta menyiapkan material dan peralatan pendukung dengan rincian 1.731 genset, 735 UPS, 1.206 Unit Gardu Bergerak (UGB), 37 tower emergency, 19 trafo mobile, 395 crane, 3.756 mobil dan 3.318 motor.
Â
Advertisement