Liputan6.com, Jakarta Perum Bulog menegaskan komitmen untuk membeli harga gabah kering petani (GKP) sesuai harga pembelian pemerintah (HPP). Sesuai ketentuan HPP yang naik dari Rp 6.000 per kg menjadi Rp 6.500 per kg, yang berlaku mulai 15 Januari 2025.
Kendati begitu, Sekretaris Perusahaan Bulog Arwakhudin Widiarso mengatakan, pembelian harga gabah sesuai HPP tidak lepas dari persyaratan. Ketentuan HPP berlaku untuk beras dengan kadar air maksimal 25 persen, dan kadar hampa maksimal 10 persen.
Advertisement
Baca Juga
"Terkait dengan HPP baru, memang itu berlaku mulai tanggal 15 (Januari 2025). Dan menjadi tugas kita semua untuk melakukan edukasi kepada produsen ya, dalam hal ini petani, dan juga pasti gabungan kelompok tani, bahwa harga HPP itu adalah harga dengan persyaratan," tegasnya di Kantor Perum Bulog, Jakarta, Jumat (17/1/2025).
Advertisement
Ketentuan HPP ini, kata Arwakhudin, tidak bermaksud untuk mengganggu proses penyerapan gabah di tingkat petani. Sebab, Bulog ingin memastikan bahwa kualitas cadangan beras pemerintah (CBP) tidak di bawah standar.
"Tidak ada maksud Bulog untuk mempersulit pengadaan, pemasukan kepada Bulog. Tapi memang Bulog ketika memberi harga itu harus sesuai dengan fakta, sesuai dengan fakta barang, kondisi real barang," ungkap dia.
"Jadi ketika kadar air, misalnya contoh itu di atas 25 persen, maka itu tentu harganya bukan Rp 6.500 lagi. Di gabah kering padat menyesuaikan, sesuai dengan struktur harga rafaksi yang sudah ditetapkan oleh Kepala Badan Pangan Nasional," terangnya.
Ketentuan Bapanas
Adapun harga pembelian pemerintah untuk gabah petani telah mengalami perubahan per 15 Januari 2025. Tertuang dalam Keputusan Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 2 Tahun 2025 tentang Perubahan atas Harga Pembelian Pemerintah dan Rafaksi Harga Gabah dan Beras.
Regulasi itu berlaku untuk pembelian produk setara beras yang terbagi dalam tiga kelompok, yakni gabah kering petani (GKP), gabah kering giling (GKG), dan beras di gudang Bulog.
Berikut ketentuannya:
1) Gabah Kering Panen (GKP) di petani sebesar Rp 6.500 per kg, dengan kualitas kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen.
2) GKP di penggilingan sebesar Rp 6.700 per kg, dengan kualitas kadar air maksimal 25 persen dan kadar hampa maksimal 10 persen.
3) Gabah Kering Giling (GKG) di penggilingan sebesar Rp 8.000 per kg, dengan kualitas kadar air maksimal 14 persen dan kadar hampa maksimal 3 persen.
4) GKG di gudang Bulog sebesar Rp 8.200 per kg, dengan kualitas kadar air maksimal 14 persen dan kadar hampa maksimal 3 persen.
5) Beras di gudang Bulog sebesar Rp 12.000 per kg, dengan kualitas derajat sosoh minimal 100 persen, kadar air maksimal 14 persen, butir patah maksimal 25 persen, dan butir menir maksimal 2 persen.
Advertisement
Bulog Beli 1,4 Juta Ton Beras Petani saat Panen Raya Maret-April 2025
Sebelumnya, Perum Bulog Target menyerap 1,4 juta ton setara beras dari petani pada musim panen raya di Maret-April 2025. Jumlah itu setara 70 persen dari target total penyerapan sepanjang tahun ini.
Sekretaris Perusahaan Bulog Arwakhudin Widiarso menceritakan, Perum Bulog telah memerintahkan jajaran dan kantor cabang di daerah untuk turun menjemput beras petani. Guna mengumpulkan stok cadangan beras pemerintah (CBP), demi menyongsong program swasembada pangan Presiden Prabowo Subianto.
Untuk itu, kata Arwakhudin, Bulog juga telah membentuk satuan tugas bernama Tim Jemput Gabah, untuk bisa mengambil beras langsung dari petani.
"Target kita, di musim tanam yang pertama ini, musim rendeng ini, kita Bisa memenuhi setidaknya 70 persen dari target pengadaan dalam negeri untuk gabah beras," jelas dia di Kantor Pusat Perum Bulog, Jakarta, Jumat (17/1/2025).
Adapun target penyerapan produk setara beras Bulog di sepanjang 2025 ini sebesar 2 juta ton, dengan angka maksimal 3 juta ton. Sementara untuk penyerapan dari hasil musim tanam pertama pada Oktober-Maret, Bulog mengacu target 70 persen dari target produksi 2 juta ton.
"Jadi untuk penyerapan di musim rendeng ini 1,4 juta ton dari target 2 juta ton. Harapannya, target penyerapan bisa sampai 3 juta ton," jelas Arwakhudin.
Penyerapan untuk 3 Komoditas Beras
Dalam proses penyerapan ini, Arwakhudin menjelaskan, Perum Bulog membagi kualifikasi komoditas beras ke dalam tiga kelompok. Pertama, dalam bentuk gabah kering panen (GKP) yang akan masuk dari tingkat petani.
Lalu, pengadaan gabah kering giling (GKG) yang dilakukan setelah kegiatan pasca panen berupa pengeringan. Itu didapat dari kelompok tani, gabungan tani, maupun mitra kerja.
"Kemudian, kita juga melakukan pengadaan dalam bentuk beras. Komposisinya (GKP, GKG, beras) masing-masing sepertiga," terang Arwakhudin.
Advertisement