PT Pertamina (Persero) menunda pemasangan alat pencatat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi atau disebut Radio-frequency identification (RFID) di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yang semula dijadwalkan mulai berlangsung esok (Senin,1 Juli 2013). Perusahaan kemungkinan baru bisa melakukan program pemasangan RFID pada pertengahan Juli 2013.
Sebelumnya, BUMN ini menargetkan RFID sudah terpasang di seluruh SPBU DKI Jakarta pada 1 Juli 2013. Selain di sistem SPBU, alat pendeteksi konsumsi BBM ini juga bakal dipasang di sejumlah mesin kendaraan milik masyarakat.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir beralasan molornya pemasangan alat pengendali BBM ini karena pihaknya memprioritaskan pelayanan SPBU paska kenaikan harga BBM bersubsidi pada 22 Juni 2013.
"Bukan ditunda, tapi kami menyesuaikan diri karena seminggu lalu kami tidak bisa mengutak-atik pelayanan SPBU baik menjelang dan sesudah penyesuaian harga BBM subsidi," tutur dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Minggu (30/6/2013).
Kenaikan harga BBM subsidi, kata Ali, merupakan prioritas utama dari kebijakan pemerintah yang harus mendapatkan dukungan maupun peran dari Pertamina.
"Kami kan harus ada prioritas tertentu, seluruh SPBU diperintahkan untuk buka 24 jam. Jadi kami tidak berani ambil risiko mengganggu SPBU saat sibuk mengurusi pelayanan karena kenaikan harga BBM," jelas dia.
Ali mengaku, alat RFID akan mulai dipasang kembali pada pertengahan Juli ini. Rencana itu telah dikoordinasikan dengan Kementerian dan Lembaga terkait.
"Mudah-mudahan pertengahan Juli, RFID sudah mulai bisa kami pasang di 40 SPBU dan 10 juta kendaraan mobil di DKI Jakarta secara serentak," pungkasnya. Â
Pertamina sebelumnya memastikan bakal memasang sistem monitoring dan pengendalian (SMP) RFID di 276 SPBU Jakarta pada awal Juli 2013 sebagai tahap pertama. Sedangkan di kendaraan, perusahaan yang 100% sahamnya dikuasai negara itu akan membenamkan RFID di 5 juta kendaraan. (Fik/Shd)
Sebelumnya, BUMN ini menargetkan RFID sudah terpasang di seluruh SPBU DKI Jakarta pada 1 Juli 2013. Selain di sistem SPBU, alat pendeteksi konsumsi BBM ini juga bakal dipasang di sejumlah mesin kendaraan milik masyarakat.
Vice President Corporate Communication Pertamina, Ali Mundakir beralasan molornya pemasangan alat pengendali BBM ini karena pihaknya memprioritaskan pelayanan SPBU paska kenaikan harga BBM bersubsidi pada 22 Juni 2013.
"Bukan ditunda, tapi kami menyesuaikan diri karena seminggu lalu kami tidak bisa mengutak-atik pelayanan SPBU baik menjelang dan sesudah penyesuaian harga BBM subsidi," tutur dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, Minggu (30/6/2013).
Kenaikan harga BBM subsidi, kata Ali, merupakan prioritas utama dari kebijakan pemerintah yang harus mendapatkan dukungan maupun peran dari Pertamina.
"Kami kan harus ada prioritas tertentu, seluruh SPBU diperintahkan untuk buka 24 jam. Jadi kami tidak berani ambil risiko mengganggu SPBU saat sibuk mengurusi pelayanan karena kenaikan harga BBM," jelas dia.
Ali mengaku, alat RFID akan mulai dipasang kembali pada pertengahan Juli ini. Rencana itu telah dikoordinasikan dengan Kementerian dan Lembaga terkait.
"Mudah-mudahan pertengahan Juli, RFID sudah mulai bisa kami pasang di 40 SPBU dan 10 juta kendaraan mobil di DKI Jakarta secara serentak," pungkasnya. Â
Pertamina sebelumnya memastikan bakal memasang sistem monitoring dan pengendalian (SMP) RFID di 276 SPBU Jakarta pada awal Juli 2013 sebagai tahap pertama. Sedangkan di kendaraan, perusahaan yang 100% sahamnya dikuasai negara itu akan membenamkan RFID di 5 juta kendaraan. (Fik/Shd)