Jika Anda bosan investasi dalam bentuk logam mulia, reksa dana, atau saham, cobalah untuk menjajal pilihan instrumen investasi lain, seperti lukisan. Siapa tahu koleksi lukisan Anda bisa memiliki harga fantastis di masa depan.
Managing Director Park Royale sekaligus kolektor lukisan, Deddy Kusuma mengatakan, karya lukis di atas kanvas memang menjadi salah satu produk investasi yang banyak digandrungi kolektor.
"Ada pencinta seni lukisan yang punya orientasi bisnis. Mereka senang dengan karya maestro, tapi juga ingin untung. Dan itu legal alias sah-sah saja," ungkap dia saat berbincang denganĀ Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Minggu (14/7/2013).
Kolektor tersebut, menurut Deddy, dapat meramaikan industri seni di tanah air karena termasuk melestarikan dan memperkenalkan lukisan karya pelukis Indonesia di pasar dalam negeri maupun mancanegara.
"Kolektor lukisan yang murni karena investasi, akan selalu berpikir apakah harga lukisan yang dibeli bisa naik harganya suatu saat nanti," ucapnya.
Tak dipungkiri bila lukisan, semisal karya maestro terkenal, seperti Basuki Abdullah, Affandi, Indra Gunawan, S Soedjojono dan lainnya, harganya bisa menembus ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Contohnya, lukisan berjudul Ayam Jago (Man with a Fighting Rooster) karya Affandi yang terjual sekitar Rp 4 miliar pada tahun 2011 lalu.
Bahkan lukisan karya seniman asal kelahiran Belgia yang kini menjadi warga Negara Indonesia, Adrien Jean Le Mayeur de Merprs juga terjual sekitar Rp 8,45 miliar. Angka fantastis ini menjadi rekor serta penjualan tertinggi dari seniman Indonesia dalam lelang karya seni di Hong Kong dua tahun lalu.
"Investasi di seni boleh-boleh saja, dan menjadi nilai tambah bagi kolektor yang memang benar-benar pencinta seni," tandas Deddy.
Namun dia mengakui bahwa dirinya bukan termasuk kolektor lukisan investasi. Sebab tak ada satupun koleksi lukisannya yang rela dia jual kepada siapapun meski harganya sudah selangit.
"Saya punya ratusan koleksi lukisan, dan masih ada sampai sekarang sejak pertama kali saya beli di tahun 1980-an. Seperti dua lukisan karya S Soedjojono yang saya beli pada waktu itu seharga Rp 10-20 juta per buah," jelasnya. (FIK/Igw)
Managing Director Park Royale sekaligus kolektor lukisan, Deddy Kusuma mengatakan, karya lukis di atas kanvas memang menjadi salah satu produk investasi yang banyak digandrungi kolektor.
"Ada pencinta seni lukisan yang punya orientasi bisnis. Mereka senang dengan karya maestro, tapi juga ingin untung. Dan itu legal alias sah-sah saja," ungkap dia saat berbincang denganĀ Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Minggu (14/7/2013).
Kolektor tersebut, menurut Deddy, dapat meramaikan industri seni di tanah air karena termasuk melestarikan dan memperkenalkan lukisan karya pelukis Indonesia di pasar dalam negeri maupun mancanegara.
"Kolektor lukisan yang murni karena investasi, akan selalu berpikir apakah harga lukisan yang dibeli bisa naik harganya suatu saat nanti," ucapnya.
Tak dipungkiri bila lukisan, semisal karya maestro terkenal, seperti Basuki Abdullah, Affandi, Indra Gunawan, S Soedjojono dan lainnya, harganya bisa menembus ratusan juta hingga miliaran rupiah.
Contohnya, lukisan berjudul Ayam Jago (Man with a Fighting Rooster) karya Affandi yang terjual sekitar Rp 4 miliar pada tahun 2011 lalu.
Bahkan lukisan karya seniman asal kelahiran Belgia yang kini menjadi warga Negara Indonesia, Adrien Jean Le Mayeur de Merprs juga terjual sekitar Rp 8,45 miliar. Angka fantastis ini menjadi rekor serta penjualan tertinggi dari seniman Indonesia dalam lelang karya seni di Hong Kong dua tahun lalu.
"Investasi di seni boleh-boleh saja, dan menjadi nilai tambah bagi kolektor yang memang benar-benar pencinta seni," tandas Deddy.
Namun dia mengakui bahwa dirinya bukan termasuk kolektor lukisan investasi. Sebab tak ada satupun koleksi lukisannya yang rela dia jual kepada siapapun meski harganya sudah selangit.
"Saya punya ratusan koleksi lukisan, dan masih ada sampai sekarang sejak pertama kali saya beli di tahun 1980-an. Seperti dua lukisan karya S Soedjojono yang saya beli pada waktu itu seharga Rp 10-20 juta per buah," jelasnya. (FIK/Igw)