Target Produksi Minyak RI Tak Berubah Meski Terjadi Pencurian

Pemerintah tak berencana merevisi produksi minyak nasional seperti yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 29 Jul 2013, 20:05 WIB
Diterbitkan 29 Jul 2013, 20:05 WIB
harga-minyak-dril130404c.jpg
Pemerintah tak berencana merevisi produksi minyak nasional seperti yang ditetapkan dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), meski PT Pertamina EP menghentikan operasi pengaliran minyak di jalur pipa Tempino- Plaju Sumatera Selatan sebanyak 12 ribu barel per hari (bph) karena pencurian.

Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik mengatakan, kekurangan produksi minyak akibat penghentian operasi jalur pipa di Sumsel akan ditutupi dari hasil produksi tempat lain. Dengan demikian, pemerintah tidak perlu mengubah target produksi minyak sebesar 840 ribu barel.

"Kalau lama berkurang, kalu berubah kita tutupi dari tempat lain, itu target harus ditepati," kata Jero di Kantor Kementerian Kordinator Perekonomian, Jakarta, Senin (29/7/2013).

Dia menambahkan, saat ini pemerintah telah berkoordinasi dengan kepolisian untuk menghentikan aksi pencurian di jalur Pipa Tempino- Plaju Sumatera Selatan. Karena itu dia meminta Polri bertindak tegas terhadap para pencuri tersebut. "Pokoknya saya lapor Kapolri, Kapolda kalau ada pencuri ditangkeap," tegas dia.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Karen Agustiawan mengaku lebih memilih menghentikan produksi migas di jalur Tempino-Plaju Sumatera Selatan, ketimbang membahayakan pekerja di ruas pipa tersebut.

Karen mengaku tak memikirkan kerugian atas peristiwa pencurian minyak di jalur tersebut tapi lebih mempertimbangkan untuk lebih menomorsatukan keselamatan pekerja.

"Ya memang kita hentikan operasinya saya tidak mau kalau terjadi sesatu. Saya tidak melihat sisi kerugian tapi aspek keselamatan. Kita berhubungan dengan zat yang mudah terbakar," pungkas dia. (Pew/Nur)


POPULER

Berita Terkini Selengkapnya