Pemerintah Dinilai Mimpi Bisa Tingkatkan Produksi Kedelai Lokal

Pemerintah dinilai tak mencari tahu dengan pasti jumlah pasokan kedelai dari dalam negeri.

oleh Ilyas Istianur Praditya diperbarui 09 Sep 2013, 20:55 WIB
Diterbitkan 09 Sep 2013, 20:55 WIB
kedelai-melambung-130905b.jpg
Perajin tahu tempe yang tergabung dalam Gabungan Koperasi Perajin Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) menilai keinginan pemerintah meningkatkan produksi kedelai dari 850 ribu ton per tahun menjadi 1,5 juta ton per tahun pada tahun 2013 dinilai hanya angan-angan belaka.

"Rencana pemerintah untuk meningkatkan produksi dari 850 ribu ke 1,5 juta ton per tahun itu ngimpi," ujar Ketua II Gakoptindo, Sutaryo saat dihubungi Liputan6.com, Senin (9/9/2013).

Sutaryo mengaku bisa berbicara seperti itu karena melihat data pemerintah bahwa produksi kedelai lokal di angka 850 ribu ton per tahun itu hanya sekedar data dan tidak sesuai dengan kondisi di lapangan."Itu hanya sekedar angka saja karena di lapangan faktanya hanya separuh dari itu," tutur dia.

Badan Pusat Statistik (BPS) yang selama ini melakukan survei di lapangan mengenai produksi kedelai dinilai hanya berdasarkan dari luas lahan dan jumlah bibit.

"Itu kan pakai analogi luas lahan tanaman dikalikan sama jumlah bibit. Nah, bibit yang dikasih kan belum tentu ditanam juga, jadi pemerintah selama ini bukan mengevaluasi tapi malah mengacu pada data itu," papar Sutaryo.

Mulai Senin (9/9/2013) ini sampai Rabu (11/9/2013) perajin tahu tempe menggelar aksi mogok kerja sebagai bentuk protes kepada pemerintah yang dinilai tidak mampu mengendalikan harga bahan baku pembuat tahu dan tempe itu. (Yas/Nur)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya