Hari Pangan Sedunia nampaknya seperti menjadi potret evaluasi bagi Indonesia. Pasalnya ketahanan pangan negara ini sudah bergantung pada impor akibat kekurangan produksi beberapa komoditas utama di dalam negeri, antara lain beras, kedelai, daging, gula, dan jagung.
Lima komoditas ini padahal menjadi target swasembada pemerintah pada 2014. Namun, upaya pemerintah hingga saat ini rupanya belum berbuah maksimal, mengingat suplai terus melempem. Sementara permintaan kian meningkat.
Lalu apa alasan Menteri Pertanian Suswono mengenai realisasi target swasembada pangan tersebut?
Dia pesimistis, swasembada daging masih berat untuk tercapai karena bergantung pada permintaan apakah meningkat atau justru relatif stabil.
Mengutip data perhitungan Kementerian Perdagangan yang konon mengacu studi dari Universitas Indonesia, Suswono menyebut kebutuhan daging mencapai 600 ribu ton. Sedangkan perhitungan swasembada tahun ini sekitar 549 ribu ton.
"Selisih kebutuhan ini kan cukup jauh. Jadi nampaknya perlu mengakurkan data ini supaya tidak simpang siur," ujar Suswono di Jakarta, Rabu (16/10/2013) malam.
Target swasembada gula, lanjutnya, masih berorientasi terhadap pemenuhan kebutuhan konsumsi. Sebab menurut dia, Indonesia akan terus mengimpor gula bila kebutuhan gula konsumsi dan industri masih tumpang tindih.
Suswono beralasan, kendala produksi gula terletak pada persoalan lahan, revitalisasi pabrik gula dan pembangunan pabrik gula anyar. "Perlu tambahan 350 ribu hektare (ha) lahan, selain faktor lain menyangkut revitalisasi pabrik gula yang tidak sesuai dengan harapan serta pembangunan 20 pabrik gula yang belum terwujud sampai saat ini," tutur Suswono.
Sementara itu, tambah dia, untuk swasembada beras dan jagung relatif aman karena terjadi surplus produksi walaupun masalah lahan juga masih menjadi kendala.
"Kalau persoalan swasembada kedelai, memang karena petani malas menanam karena harganya murah dan tidak menjanjikan. Makanya ada harga jaminan dari Bulog yang membeli pada level Rp 7.400 per kg sehingga bisa menarik bagi petani," kata Suswono.
Suswono menerangkan, pemerintah akan kembali mengevaluasi target swasembada lima komoditas tersebut dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia yang akan terselenggara di Sumatera Barat pada 30 Oktober 2013.
"Hari Pangan Sedunia kami jadikan momentum untuk bisa menguatkan kembali komitmen khususnya daerah yang menjadi ujung tombak dalam merealisasikan produksi pangan yang kami targetkan," tutur Suswono. (Fik/Ahm)
Lima komoditas ini padahal menjadi target swasembada pemerintah pada 2014. Namun, upaya pemerintah hingga saat ini rupanya belum berbuah maksimal, mengingat suplai terus melempem. Sementara permintaan kian meningkat.
Lalu apa alasan Menteri Pertanian Suswono mengenai realisasi target swasembada pangan tersebut?
Dia pesimistis, swasembada daging masih berat untuk tercapai karena bergantung pada permintaan apakah meningkat atau justru relatif stabil.
Mengutip data perhitungan Kementerian Perdagangan yang konon mengacu studi dari Universitas Indonesia, Suswono menyebut kebutuhan daging mencapai 600 ribu ton. Sedangkan perhitungan swasembada tahun ini sekitar 549 ribu ton.
"Selisih kebutuhan ini kan cukup jauh. Jadi nampaknya perlu mengakurkan data ini supaya tidak simpang siur," ujar Suswono di Jakarta, Rabu (16/10/2013) malam.
Target swasembada gula, lanjutnya, masih berorientasi terhadap pemenuhan kebutuhan konsumsi. Sebab menurut dia, Indonesia akan terus mengimpor gula bila kebutuhan gula konsumsi dan industri masih tumpang tindih.
Suswono beralasan, kendala produksi gula terletak pada persoalan lahan, revitalisasi pabrik gula dan pembangunan pabrik gula anyar. "Perlu tambahan 350 ribu hektare (ha) lahan, selain faktor lain menyangkut revitalisasi pabrik gula yang tidak sesuai dengan harapan serta pembangunan 20 pabrik gula yang belum terwujud sampai saat ini," tutur Suswono.
Sementara itu, tambah dia, untuk swasembada beras dan jagung relatif aman karena terjadi surplus produksi walaupun masalah lahan juga masih menjadi kendala.
"Kalau persoalan swasembada kedelai, memang karena petani malas menanam karena harganya murah dan tidak menjanjikan. Makanya ada harga jaminan dari Bulog yang membeli pada level Rp 7.400 per kg sehingga bisa menarik bagi petani," kata Suswono.
Suswono menerangkan, pemerintah akan kembali mengevaluasi target swasembada lima komoditas tersebut dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia yang akan terselenggara di Sumatera Barat pada 30 Oktober 2013.
"Hari Pangan Sedunia kami jadikan momentum untuk bisa menguatkan kembali komitmen khususnya daerah yang menjadi ujung tombak dalam merealisasikan produksi pangan yang kami targetkan," tutur Suswono. (Fik/Ahm)