Cara Syngenta Ambil Bagian Wujudkan Ketahanan Pangan Indonesia

Selama ini, petani Indonesia sering menghadapi tantangan dalam penggunaan herbisida selektif.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 02 Feb 2025, 21:10 WIB
Diterbitkan 02 Feb 2025, 20:46 WIB
Food Estate
Petani menanam padi di area sawah Proyek Strategis Nasional Lumbung Pangan di Desa Bentuk Jaya A5, Dadahup, Kabupaten Kapuas, Jumat (22/11/2024). (Liputan6.com/Roni Sahala).... Selengkapnya

Liputan6.com, Jakarta Perusahaan agrikultur Syngenta Indonesia turut ambil bagian mendorong pemenuhan ketahanan pangan di Indonesia. Dengan cara, mengenalkan produk herbisida yang jisa membantu petani mengendalikan gulma pada tanaman padi secara efektif, bernama Topmost.

Peluncuran produk tersebut dilakukan di tiga Learning Development Center Syngenta yang berada di tiga lokasi yaitu Jember (18 Januari 2025), Solo (22 Januari 2025), dan Karawang (25 Januari 2025).

Lianasari Sutjokro, Senior Brand Manager Herbicides Seedcare Biostimulant Syngenta Indonesia mengatakan, produk ini upaya mendukung petani dan pemerintah untuk mencapai ketahanan pangan Indonesia.

"Topmost bukan sekadar produk baru, tapi merupakan komitmen kami terhadap peningkatan produktivitas padi nasional," ujar dia. Saat peluncuran turut dihadiri lebih dari 1.800 petani padi.

Peluncuran Topmost sejalan dengan prioritas pemerintah Indonesia dalam meningkatkan ketahanan pangan nasional.

Dengan potensi mencegah kehilangan hasil hingga 30-40%, Topmost diharapkan dapat berkontribusi signifikan terhadap peningkatan produksi padi nasional. 

Topmost 30/300 OD dengan kombinasi bahan aktif Cyhalofop-butyl dan Ethoxysulfuron, yang digadang-gadang bisa mengendalikan gulma daun sempit, daun lebar, dan teki-tekian. Keberadaan gulma tersebut sangat merugikan petani karena dapat memengaruhi hasil panen. 

Selama ini, petani Indonesia sering menghadapi tantangan dalam penggunaan herbisida selektif, termasuk kesulitan menentukan waktu aplikasi yang tepat, kebutuhan aplikasi berulang yang memakan waktu dan biaya, dan kekhawatiran akan dampak negatifnya terhadap tanaman padi.

Nani Dwi Astuti, Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura, yang hadir mewakili Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Karawang, mengatakan Presiden Prabowo telah mencanangkan swasembada pangan, terutama beras. 

"Namun tantangannya luas lahan semakin berkurang karena peruntukan di luar pertanian. Oleh karena itu, untuk meningkatkan produktivitas padi maka petani harus melakukan intensifikasi dengan menggunakan teknologi pertanian. Dengan penggunaan teknologi ini diharapkan produksi padi dapat meningkat pesat dan mencegah terjadinya impor beras,”  jelas dia.

Pihaknya melihat Topmost sebagai mitra penting bagi petani dan pemerintah dalam mewujudkan swasembada beras."Ini adalah langkah konkret menuju 'Awal Hamparan Kebaikan' bagi pertanian Indonesia," tambahnya.

 

 

 

Terus Memperluas Pasar

Topmost
Peluncuran Topmost.... Selengkapnya

Setelah peluncuran di tiga kota ini, Syngenta akan memperkenalkan Topmost di wilayah-wilayah utama penghasil padi lainnya. Langkah ini diharapkan dapat memperluas akses petani terhadap teknologi pertanian terkini dan mendukung peningkatan produktivitas padi secara nasional. 

Dengan dosis 1 liter per hektare, Topmost dapat diaplikasikan saat tanaman padi berumur 12-18 hari setelah tanam (HST) atau saat gulma memiliki 3-5 helai daun. Saat aplikasi pastikan lahan dalam kondisi macak-macak (lembap dan tidak tergenang). Dengan mengikuti panduan penggunaan dan dosis rekomendasi, TOPMOST menjadi solusi bagi kebutuhan petani akan herbisida yang efektif dan efisien.

 "Topmost dikatakan memiliki kandungan bahan aktif Cyhalofop-butyl yang paling tinggi dibandingkan produk sejenis sehingga lebih efektif dalam mengendalikan gulma. 

Target Jadi Pilihan

Masduki, petani padi dan palawija dari Subang mengatakan sudah mencoba produk ini Dengan pemakaian satu kali, gulma bersih sampai menjelang panen. Selain itu, tanaman padi tidak menjadi toksik (muncul daun merah dan keriting.

“Topmost diharapkan menjadi pilihan petani karena merupakan herbisida purna tumbuh dengan harga ekonomis,” ujar Suhendro, Marketing Head Syngenta Indonesia.

 “Banyak produk herbisida yang beredar di pasar adalah herbisida pra tumbuh yaitu herbisida yang diaplikasikan sebelum gulma tumbuh. Kali ini, kami memberikan pilihan herbisida awal purna tumbuh dan purna tumbuh supaya petani mempunyai pilihan di dalam mengendalikan gulma. Lebih lanjut, herbisida ini adalah herbisida yang aman terhadap tanaman padi,” jelasnya. 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya